BRMS Naik Tajam saat Saham Emiten Emas Lainnya Loyo
IDXChannel – Saham emiten tambang emas Grup Bakrie PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menguat signifikan dalam lanjutan sesi I perdagangan Senin (30/9/2024), menjaga momentum bullish belakangan ini, kendati perusahaan sejenisnya kurang bertenaga.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.05 WIB, saham BRMS mendaki 6,00 persen ke Rp212 per saham.
Dalam sepekan, saham BRMS menguat 8,16 persen, sedangkan dalam sebulan melesat 32,10 persen.
Saham PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) dan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) juga naik, meskipun tidak setinggi BRMS, masing-masing hanya 1,01 persen dan 0,74 persen.
Berbeda, saham ARCI terkoreksi 2,01 persen, AMMN minus 1,84 persen, UTRN 0,81 persen, MDKA berkurang 0,74 persen, dan ANTM terdepresiasi 0,68 persen.
Diwartakan sebelumnya, harga emas dunia mencatatkan kenaikan di pekan lalu, melayang di kisaran rekor tertinggi, seiring inflasi utama Amerika Serikat (AS) melambat lebih dari yang diperkirakan bulan lalu, memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga tambahan oleh Federal Reserve (The Fed).
Menurut data pasar, emas spot (XAU) meningkat 1,38 persen dalam sepekan lalu, ke level USD2.658,55 per troy ons.
Pada Senin (30/9), pukul 10.03 WIB, emas terkoreksi 0,21 persen ke USD2.652,79 per troy ons.
Secara teknikal, emas dalam pola konsolidasi usai rajin mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high/ATH) belakangan ini.
Dalam grafik satu pekan, emas berpeluang menjajal area resistance berupa level psikologis 2.700, sebelum mengejar area Fibonacci di level 2.738-2.740. Sementara, area support berada di 2.600-2.575.
Departemen Perdagangan AS melaporkan, Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) untuk Agustus, yang menjadi acuan inflasi utama The Fed, naik dengan laju tahunan sebesar 2,2 persen, turun dari 2,5 persen pada bulan sebelumnya dan di bawah perkiraan konsensus sebesar 2,3 persen, menurut Marketwatch.
Indeks Core PCE, yang tidak memasukkan biaya makanan dan energi yang bergejolak, bertumbuh 2,7 persen, sedikit lebih tinggi dari 2,6 persen di bulan Agustus tetapi sesuai dengan ekspektasi.
Pekan sebelumnya, komite kebijakan The Fed (FOMC) melakukan pemotongan suku bunga pertama dalam empat tahun terakhir, menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin dan mengindikasikan pemangkasan lebih lanjut sebesar 50 basis poin bisa terjadi sebelum akhir tahun jika inflasi terlihat mendekati target 2 persen.
Pada Jumat, dolar AS melemah setelah laporan Departemen Perdagangan, dengan indeks dolar ICE terakhir tercatat turun 0,06 poin menjadi 100,46.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS juga menyempit, dengan imbal hasil obligasi dua tahun terakhir terlihat di angka 3,569 persen, turun 6,8 basis poin, sementara imbal hasil obligasi 10 tahun terkoreksi 4,9 poin menjadi 3,751 persen. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.