Note

Harga Minyak Mendidih, Naik Lebih dari 3 Persen di Tengah Serangan Rudal Iran ke Israel

· Views 33
Harga Minyak Mendidih, Naik Lebih dari 3 Persen di Tengah Serangan Rudal Iran ke Israel
Harga Minyak Mendidih, Naik Lebih dari 3 Persen di Tengah Serangan Rudal Iran ke Israel. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Harga minyak mentah dunia naik tajam pada perdagangan Selasa (1/10/2024), di tengah meningkatnya risiko geopolitik setelah Iran meluncurkan serangan rudal ke Israel.

Aksi tersebut merupakan balasan atas pembunuhan Hassan Nasrallah, pemimpin Hamas, serta sejumlah pemimpin senior lainnya dari kelompok militan tersebut.

Baca Juga:
Harga Minyak Mendidih, Naik Lebih dari 3 Persen di Tengah Serangan Rudal Iran ke Israel Konflik Timur Tengah Makin Meluas, Wall Street Ditutup Merah

Memurut data pasar, kontrak berjangka (futures) minyak jenis Brent meningkat 3,43 persen ke level USD74,47 per barel, sedangkan futures WTI menguat 3,58 persen ke posisi USD70,90 per barel.

Sebelumnya, menurut laporan The Guardian, Selasa (1/10), Iran diperkirakan meluncurkan 200 rudal ke Israel, yang berpotensi menyebarkan konflik ke wilayah Teluk Persia yang kaya minyak.

Baca Juga:
Harga Minyak Mendidih, Naik Lebih dari 3 Persen di Tengah Serangan Rudal Iran ke Israel Iran Tembakkan 180 Rudal Balistik ke Israel

Seorang juru bicara militer Israel mengatakan, negara tersebut akan membalas serangan Iran, karena beberapa rudal dilaporkan mengenai sasaran di wilayah Israel.

Meskipun warga Israel diperintahkan masuk ke tempat perlindungan bom sebelum serangan terjadi, Washington Post melaporkan, enam orang tewas dan sembilan lainnya terluka di Jaffa.

Baca Juga:
Harga Minyak Mendidih, Naik Lebih dari 3 Persen di Tengah Serangan Rudal Iran ke Israel RI Minta Semua Pihak Tahan Diri usai Serangan Rudal Iran ke Israel

Kekerasan yang semakin memanas ini terjadi setelah Israel memulai invasi ke selatan Lebanon dan melancarkan serangan rudal ke Suriah, di samping melanjutkan operasi militer di Gaza.

Iran adalah salah satu produsen minyak utama di kawasan ini. Karenanya, pasar khawatir, eskalasi lebih lanjut dapat mengganggu produksi minyak dari negara tersebut.

Reaksi pasar minyak akan sangat bergantung pada skala dan kerusakan dari setiap serangan Iran, yang dapat menentukan respons Israel dan lebih lanjut mengguncang kestabilan kawasan.

Di sisi lain, mengutip Trading Economics, Selasa (1/10), Libya tengah bersiap untuk memulai kembali produksinya setelah menyelesaikan konflik internal. Libya memproduksi 1,2 juta barel per hari, tetapi produksi sempat turun di bawah 450.000 barel pada Agustus akibat ketidakstabilan politik.

Dari kiblat pasar keuangan dunia, bursa saham Amerika Serikat (AS) alias Wall Street ditutup dengan catatan suram pada Selasa, seiring Nasdaq turun lebih dari 1 persen, setelah aksi Iran yang meluncurkan serangan rudal balistik ke Israel.

"Pasar bereaksi dengan pola yang bisa diprediksi. Menjelang dan selama pecahnya perang atau krisis geopolitik, indeks utama cenderung anjlok rata-rata 5 persen hingga 7 persen," kata Lou Basenese, presiden dan kepala strategi pasar di MDB Capital.

"Tekanan jual biasanya berlangsung sekitar dua pekan. Namun, dalam dua minggu berikutnya, pasar biasanya pulih. Jadi, perdagangan di tengah ketakutan atau krisis adalah langkah yang sangat berisiko," ujarnya. (Aldo Fernando)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.