Konsisten Jalankan ESG, SSMS Kembali Rawat Dua Orangutan sebelum Dilepas ke Alam Liar
IDXChannel - PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) lewat Program Pulau Salat kembali kedatangan orangutan baru untuk disiapkan sebelum dilepas ke alam liar. Langkah ini sebagai wujud dari komitmen perseroan menjalankan praktik Environment, Social, and Governance (ESG).
Dalam program ini, SSMS berkolaborasi dengan Borneo Orangutan Survival Foundation (BSOF kedatangan dua individu orangutan yang terdiri dari satu jantan dan satu betina. Kedua orangutan tersebut telah menjalani rehabilitasi di Sekolah Hutan Nyaru Menteng dan kini dipindah ke Pulau Salat untuk menjalani tahap pralepasliaran.
Direktur Utama SSMS Jap Hartono mengatakan, perseroan berkomitmen tinggi dalam menjalankan bisnis yang bertanggung jawab dan keberlanjutan.
"Upaya melindungi orangutan merupakan bukti kami dalam menjaga sesama makhluk hidup. Bukan hanya itu, menjaga kelestarian lingkungan dan habitatnya adalah salah satu dari berbagai program keberlanjutan," katanya, Rabu (2/10/2024).
Pulau Salat yang berlokasi di delta Sungai Kahayan, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah dibuat menyerupai habitat alami orangutan. Sejauh ini, kata Hartono, sinergi SSMS dan BOSF telah membantu 134 individu orangutan merasakan layaknya "rumah" mereka di Pulau Salat.
"Kami menyadari pentingnya lingkungan dengan keanekaragaman hayati yang harus dijaga dengan baik, hal tersebut menjadi aspek penting dari kebijakan keberlanjutan perusahaan. Kami terus berusaha dan berharap kolaborasi dalam melindungi orangutan dapat terus berlangsung dengan baik, sehingga keberadaan perseroan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat," tuturnya.
Saat ini, Pulau Salat menampung 41 individu orangutan di dua pulau di Gugusan Pulau Salat, yakni Pulau Badak Besar dan Pulau Badak Kecil masing-masing seluas 123 hektare dan 104 hektare. Para orangutan ini terutama adalah hasil sitaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setempat dari peliharaan warga sehingga diharapkan orangutan ini bisa kembali pada kodrat aslinya sebagai hewan liar.
Head of Sustainibility SSMS Henky Satrio Wibowo menambahkan, Pulau Salat merupakan salah satu dari empat program Remediation and Compensation Plan (RaCP) yang dijalankan perseroan sebagai komitmen terhadap sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Program ini berjalan secara efektif sejak 2017.
"Ini baru berjalan delapan tahun dan kita akan jalankan ini sampai memenuhi ketentuan RSPO 25 tahun. Ke depan, kita akan lakukan pengembangan supaya ini bisa menjadi tempat riset atau studi penelitian orangutan," katanya.
Henky menilai SSMS ingin menunjukkan bahwa bisnis sawit atau CPO tidak bertentangan dengan orangutan. Tak hanya menjaga lingkungan, program Pulau Salat ini juga memberdayakan masyarakat sekitar. Selain mempekerjakan warga lokal, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) juga menyuplai kebutuhan pakan harian orangutan yang mencapai 200 kilogram per hari berupa buah-buahan dan sayuran.
"Dulu sangat kencang katanya penyebab hilangnya orangutan karena perkebunan sawit dan kita ingin menunjukkan bahwa kita memang peduli pada konservasi," kata Henky.
(Rahmat Fiansyah)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.