Harga Minyak Naik 2 Hari Beruntun di Tengah Eskalasi Konflik di Timur Tengah
IDXChannel – Harga minyak mentah dunia kembali menguat pada perdagangan Rabu (2/10/2024), di tengah meningkatnya kekhawatiran akan meluasnya perang di Timur Tengah yang bisa mengancam pasokan minyak dari Teluk Persia.
Namun, sebagaimana dicatat MT Newswires, Rabu (2/10), sebagian besar keuntungan awal berkurang setelah laporan menunjukkan persediaan minyak AS secara tak terduga naik pekan lalu.
Menurut data pasar, kontrak berjangka (futures) minyak jenis Brent naik 0,26 persen secara harian ke USD74,66 per barel pada Rabu, melanjutkan penguatan tajam 3,43 persen sehari sebelumnya.
Setali tiga uang, futures minyak WTI juga terapresiasi tipis 0,03 persen ke level USD70,92 per barel kemarin. Pada Selasa, minyak WTI naik tinggi 3,58 persen.
Kenaikan ini terjadi setelah Iran pada Selasa meluncurkan sekitar 180 rudal balistik dan hipersonik ke Israel sebagai balasan atas pembunuhan Hassan Nasrallah, pemimpin milisi Hizbullah di Lebanon, bersama beberapa pemimpin senior kelompok yang didukung Iran.
Menurut The Guardian, tidak ada korban yang dilaporkan di Israel akibat serangan tersebut, dan sebagian besar rudal berhasil dihancurkan oleh pertahanan udara.
Namun, Israel dan Amerika Serikat mengancam akan membalas serangan tersebut, yang bisa mengancam infrastruktur minyak Iran dan ekspor minyak sebesar 1,7 juta barel per hari.
"Meski berbagai lonjakan harga geopolitik tahun ini mereda dengan cepat, eskalasi baru-baru ini menimbulkan ancaman terhadap pasokan, terutama karena adanya risiko serangan balasan Israel terhadap infrastruktur nuklir dan energi Iran," kata Saxo Bank.
Ketegangan yang meningkat ini menambah dukungan bagi pasar yang sedang tertekan oleh lemahnya permintaan dari China hingga perkiraan kembalinya pasokan Libya sekitar setengah juta barel per hari.
Kenaikan tak terduga pada persediaan minyak AS pekan lalu menahan kenaikan harga. Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan bahwa stok minyak AS naik sebesar 3,9 juta barel pekan lalu, sementara konsensus analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan stok akan turun sebesar 1,3 juta barel.
Selain itu, OPEC+ tetap mempertahankan rencana untuk secara bertahap meningkatkan produksi, menunjukkan tidak ada ancaman langsung terhadap ketersediaan minyak global.
OPEC+ akan mulai menghentikan pemotongan produksi sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari pada Desember mendatang.
Sebelumnya, harga minyak Brent sempat melonjak di atas USUSD75,7 setelah serangan rudal Iran ke Israel, yang mendorong Israel untuk berjanji akan melakukan pembalasan. (Aldo Fernando)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.