Perluas Pabrik, Citra Borneo (CBUT) Siap Produksi Minyak Goreng Merek Sendiri

IDXChannel - PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT) melakukan ekspansi bisnis usai melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada November 2022 lalu. Emiten milik taipan Abdul Rasyid itu tengah memperluas pabriknya di Kalimantan Tengah (Kalteng).

Direktur Utama CBUT, Ronny Hertyanto Raharjo mengatakan, perluasan pabrik yang berlokasi di Pangkalan Bun ini akan menambah kapasitas terpasang perseroan yang saat ini mencapai 2.500 ton per hari untuk refinery CPO dan 600 ton per hari untuk CPKO.

Baca Juga:

Citra Borneo (CBUT) Yakin Kinerja Bakal Meningkat di Semester II-2024

"Kita membangun refinery (CPO) 1.500 ton per hari. Target commissioning (uji coba) awal pertengahan tahun depan (kuartal II-2024)," kata Ronny saat ditemui di Palangka Raya, Kalteng, dikutip Kamis (3/10/2024).

Dia mengungkapkan progres proyek tersebut di mana struktur dasar sudah selesai dan struktur atas bisa selesai pada akhir tahun. Seluruh peralatan yang akan digunakan juga sudah siap, sehingga saat seluruh struktur pabrik selesai bisa segera dipasang. Dengan total kapasitas refinery 4.000 ton per hari itu, maka hasil ekspansi bisa terlihat secara operasional dan keuangan pada semester I-2025.

Baca Juga:

Raih Sertifikat RSPO, Sawit Sumbermas (SSMS) Jajaki Kerja Sama dengan Unilever (UNVR)

Ronny menambahkan, pabrik baru ini dilengkapi dengan teknologi canggih yang mampu memproses CPO dengan kualitas rendah. Dengan demikian, hal ini akan menguntungkan perusahaan karena dapat membeli CPO kualitas jelek dengan harga lebih murah.

Selama ini, kata dia, CBUT memperoleh pasokan CPO dari induk usaha PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) yang berada dalam satu kompleks Citra Borneo Indah Group. Kualitas CPO tersebut berkualitas baik karena berada dalam radius kurang dari 60 kilometer atau kurang dari 24 jam.

"Jadi kita bisa mengolah yang bagus dan yang jelek-jelek sekalipun dan kita bisa beli dengan harga diskon dari eksternal," katanya.

Dia menyebut, pabrik ini diprediksi menghabiskan dana USD32 juta atau setara Rp450 miliar. Sesuai prospektus, pembangunan pabrik itu didanai 55 persen dari dana IPO atau Rp220 miliar dan sisanya diupayakan berasal dari kas perseroan.

"Sejauh ini, Rp300-an miliar realisasinya, equipment (peralatan) kita sudah selesai dan akan kita install (pasang) dalam plant (pabrik)," ujarnya.

Selain itu, CBUT juga berencana meluncurkan minyak goreng (olein) dengan merek sendiri. Selama ini, perseroan melakukan maklon dengan menjual olein ke pihak ketiga yang dijual di pasaran. Dia menyebut seluruh persiapan mulai dari izin, sertifikasi, hingga desain sudah selesai.

"Kita mengarahkan (penjualan) nasional, tapi untuk awal, market (pasar) kita lokal Kalteng dan regional seluruh Kalimantan," katanya.

Dia pun optimistis produk ini nantinya diterima masyarakat. Selain sudah terbiasa memasok minyak goreng secara bulking ke pihak ketiga, CBUT selama ini juga memproduksi Minyakita sebagai bentuk kewajiban DMO (Domestic Market Obligation) dengan kualitas yang sangat bagus.

"Minyakita produksi PT CBUT itu sangat bagus di pasaran. Dia bening, jernih dan tidak keruh, itu salah satu acuan minyak CBUT sangat baik sehingga kita memproduksi kualitas Minyakita yang bagus di pasaran, padahal nggak harus seperti itu," ujarnya.

(Rahmat Fiansyah)