Note

Saham BRMS-HRTA Cs Menguat Lagi saat Emas Masih Bertenaga

· Views 24
Saham BRMS-HRTA Cs Menguat Lagi saat Emas Masih Bertenaga
Saham BRMS-HRTA Cs Menguat Lagi saat Emas Masih Bertenaga. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Saham emiten produsen emas kembali menguat dalam lanjutan sesi I perdagangan Jumat (4/10/2024), melanjutkan momentum positif akhir-akhir ini.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.58 WIB, saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) meningkat 7,38 persen ke Rp262 per saham.

Baca Juga:
Saham BRMS-HRTA Cs Menguat Lagi saat Emas Masih Bertenaga Saham Krakatau Steel (KRAS) Naik 3 Hari Beruntun di Tengah Kabar Restrukturisasi Utang

Dalam sepekan, berkat kenaikan signifikan belakangan ini, saham BRMS melonjak 30,00 persen.

Saham PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) juga naik, yakni sebesar 6,22 persen. Kemudian, saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) mendaki 2,04 persen, PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) tumbuh 0,71 persen, dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) terapresiasi 0,56 persen.

Baca Juga:
Saham BRMS-HRTA Cs Menguat Lagi saat Emas Masih Bertenaga Bank Mandiri (BMRI) Salurkan KUR Rp32,2 Triliun, Mayoritas Sektor Produksi

Sementara, UNTR minus 0,55 persen, MDKA terkoreksi 0,74 persen, dan ANTM melemah 1,30 persen.

Sebelumnya, harga emas dunia rebound tipis pada Jumat (4/10) setelah sempat terkoreksi pada perdagangan Kamis (3/10) dan Rabu (2/10). Saat ini, logam mulia tersebut terkonsolidasi mendekati rekor tertinggi yang dicapai pekan lalu.

Baca Juga:
Saham BRMS-HRTA Cs Menguat Lagi saat Emas Masih Bertenaga Resmi Gabung ke NISP (OCBC), Bank Commonwealth Tak Lagi Jadi Partisipan di Bursa 

Menurut data pasar, Jumat (4/10, pukul 10.52 WIB, emas spot (XAU/USD) naik 0,20 persen ke USD2.661,61 per troy ons.

Logam mulia tersebut turun tipis 0,10 persen pada Kamis. Pada Rabu, emas melemah 0,18 persen.

Penurunan ini terjadi meskipun serangan rudal Iran terhadap Israel pada Selasa meningkatkan kekhawatiran akan meluasnya konflik di Timur Tengah. Namun, pembelian aset safe-haven di tengah gejolak geopolitik belum cukup untuk mendongkrak harga.

Ahli Strategi Riset di Pepperstone Dilin Wu mengatakan, kontrak berjangka (futures) emas stabil di kisaran rekor tertinggi.

Pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) baru-baru ini, serta prospek penurunan suku bunga lebih lanjut, ditambah ketegangan geopolitik yang meningkat, telah mendorong momentum bullish.

“Ini seharusnya membatasi penjualan dalam jangka pendek,” kata Wu, dikutip Dow Jones Newswires, Kamis (3/10).

Namun, Wu menambahkan, para pelaku bullish emas tampaknya menahan diri dari mengambil posisi long lebih banyak menjelang potensi rilis data Nonfarm Payrolls (NFP) AS yang lebih tinggi pada Jumat, terutama setelah Ketua The Fed Jerome Powell mengadopsi sikap lebih berhati-hati terkait pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut.

Wu menjelaskan, dengan harga emas yang berkonsolidasi, langkah ini dapat dibenarkan daripada memprediksi kenaikan lebih lanjut.

Meski demikian, Wu optimistis, harga emas bertahan di level tinggi bukan tanpa alasan, dan kemungkinan besar akan terjadi kenaikan dibandingkan penurunan.

Laporan pekerjaan AS untuk September, yang akan dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja pada Jumat pagi, menjadi data penting. Angka kunci NFP diperkirakan naik 150.000, dibandingkan dengan kenaikan 142.000 pada laporan Agustus.

Menurut Kitco, Kamis (3/10), sentimen risk aversion (penghindaran risiko) lebih terasa di pasar pekan ini. Israel melanjutkan serangan ofensifnya di Lebanon dan berjanji akan membalas serangan rudal Iran pekan ini. Banyak pihak memperkirakan situasi akan semakin memanas.

Laporan dari Barron’s pada Kamis (3/1) juga menyebutkan, jarang sekali emas mengungguli saham, tetapi tahun ini emas berhasil melakukannya dengan baik.

Artikel tersebut juga menambahkan, pedagang jangka pendek menjadi salah satu faktornya, dan hedge fund telah berbondong-bondong masuk — secara kolektif mereka lebih optimistis daripada kapan pun sejak pertengahan 1980-an.

Analis Kitco Jim Wyckoff berpendapat, permintaan safe-haven, suku bunga global yang umumnya lebih rendah, pembelian oleh bank sentral, serta grafik teknikal yang bullish adalah elemen utama yang mendorong harga emas naik dalam beberapa bulan terakhir. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.