Nasib Saham BREN di Tengah Kabar OJK hingga Aksi Borong Prajogo
IDXChannel – Investor PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) mencerna banyak kabar, baik positif maupun negatif, soal perusahaan belakangan ini. Lantas, bagaimana dengan pergerakan saham emiten geotermal tersebut?
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, hingga penutupan sesi I perdagangan Jumat (4/10/2024), saham BREN merosot 4,01 persen ke Rp6.575 per saham, melanjutkan koreksi 1,79 persen sehari sebelumnya.
Saham emiten besutan taipan Prajogo Pangestu tersebut melemah 8,36 persen dalam sepekan dan jatuh 38,84 persen dalam sebulan, imbas kabar FTSE Russell mengeluarkan BREN dari indeks global tersebut di akhir September lalu.
Alhasil, saham BREN terjun dari harga Rp12.100 pada intraday 12 September 2024 ke kisaran Rp6.500-an.
Apabila ditilik secara teknikal, dalam chart harian, support terdekat untuk BREN berada di 6.325-6.150. Penurunan ke bawah level tersebut akan membawa BREN menguji support selanjutnya di level psikologis 6.000.
Sementara, area resistance terdekat untuk BREN berada di 7.400 dan area 7.825-8.000.
Aksi Borong Prajogo
Diwartakan sebelumnya, Chairman Grup Barito Pacific, Prajogo Pangestu, resmi menambah kepemilikan sahamnya di BREN.
Aksi investasi ini dilatarbelakangi oleh kepercayaan dan keyakinan Prajogo pada perusahaan, sekaligus keinginan untuk terus mendukung Indonesia mencapai net zero emission (NZE).
"Bapak Prajogo menambah kepemilikan saham sebanyak 26.611.600 lembar, yang dilakukan pada tanggal 2 dan 3 Oktober 2024," ujar Direktur merangkap Corporate Secretary BREN, Merly, dalam keterangan resminya.
Menurut Merly, Prajogo senantiasa memberikan dukungan kepada Perseroan untuk melaksanakan ekspansi dan pengembangan usaha. BREN diklaim Merly memiliki komitmen kuat untuk terus menggarap sektor energi baru terbarukan.
"Karena itu, kami tetap optimistis atas kontribusi yang dapat dipersembahkan perusahaan untuk Indonesia," ujar Merly.
Baru-baru ini, anak usaha Barito Renewables, Star Energy Geothermal mengumumkan rencana peningkatan kapasitas 102,6 MW pada International Geothermal Conference and Exhibition 2024 (IIGCE).
Inisiatif strategis ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Star Energy Geothermal melalui proyek retrofitting dan penambahan kapasitas baru dalam upaya mendukung Indonesia melakukan target transisi energi.
Pemeriksaan OJK
Aksi akumulasi Prajogo Pangestu beriringan dengan kabar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang sedang memeriksa transaksi perdagangan saham BREN dan saudaranya PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) terkait indikasi manipulasi pasar atau perdagangan semu.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi dalam keterangannya, Kamis (3/10/2024), menjelaskan, proses pemeriksaan terhadap transaksi saham BREN dan CUAN saat ini masih berlangsung.
Efek Eksklusi FTSE
Saham BREN sejatinya belum pulih dari aksi jual besar-besaran sejak 20 September lalu, saat FTSE Russell mengumumkan BREN dikeluarkan dari indeks global tersebut.
Diwartakan sebelumnya, FTSE Russell menghapus BREN dari indeksnya karena 97 persen saham BREN dikuasai oleh empat pemegang saham utama.
Meskipun BREN sebelumnya dijadwalkan masuk ke indeks FTSE Global All Cap pada 23 September 2024, keputusan ini diambil karena tingginya konsentrasi kepemilikan saham.
Sejurus dengan itu, manajemen BREN menegaskan, mereka tidak memiliki kewenangan mempengaruhi keputusan FTSE Russell, yang merupakan lembaga independen.
Yang terang, kata manajemen, BREN juga mematuhi aturan free float dari BEI, dengan 11,66 persen saham dinyatakan sebagai free float—di luar saham yang dimiliki BRPT dan GE.
Peluang dan Tantangan
Singkatnya, dalam waktu dekat, BREN menghadapi peluang dan tantangan. Peluang muncul dari ekspansi kapasitas melalui Star Energy Geothermal, yang berpotensi meningkatkan produksi dan memperkuat posisi di pasar energi terbarukan.
Dukungan dari Prajogo Pangestu sebagai pengendali juga diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor.
Namun, tantangan signifikan tetap ada. Pemeriksaan OJK dapat menambah ketidakpastian, sedangkan eksklusi dari indeks FTSE Russell menimbulkan pertanyaan mengenai likuiditas dan stabilitas harga saham. Valuasi saham yang sudah terlalu tinggi (rasio P/E 460 kali) juga memberikan tantangan tersendiri. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.