Bernilai Ekspor hingga Rp 450 T, Kemenperin Mau Genjot Hilirisasi Sawit
Pemerintah terus menggalakkan program hilirisasi industri, salah satunya di sektor agro bisnis seperti kelapa sawit. Sebab komoditas yang satu ini bernilai ekspor hingga ratusan triliun rupiah.
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, menyebut sejauh ini kelapa sawit merupakan salah satu komoditas argo yang sukses menerapkan program hilirisasi industri.
Hal ini terlihat dari jumlah perkembangan produk hilir kelapa sawit dalam 10 tahun terakhir yang meningkat signifikan. Di mana sebelum hilirisasi industri, kelapa sawit hanya menghasilkan 45 jenis produk, kini menjadi lebih dari 200 jenis produk hilir kelapa sawit.
"Kelapa sawit menjadi model dan contoh sukses dari hilirisasi industri, baik itu untuk menghasilkan produk turunan sawit pangan (oleofood), non-pangan (oleochemical), bahan bakar terbarukan (biofuel), hingga material baru ramah lingkungan (biomaterial), pada skala industri berkelanjutan," jelas Putu dalam keterangan resminya, Minggu (6/10/2024).
Selain itu, menurutnya capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia dari sektor hulu-hilir sawit juga menjadi bukti lain kinerja hilirisasi industri. Berkat itu sawit kini sudah dikategorikan sebagai subsektor industri agro berdaya saing kuat.
"Data tahun 2023 menyebutkan bahwa nilai ekspor kelapa sawit dan turunannya mencapai Rp 450 triliun atau berkontribusi sebesar 11,6% dari total ekspor nonmigas. Secara total, untuk bisnisnya mencapai Rp 800 triliun," terangnya.
"Sektor ini juga telah menyerap tenaga kerja sebanyak 16,2 juta orang, termasuk tenaga kerja tidak langsung yang melibatkan pelaku usaha perkebunan rakyat atau smallholder," tambah Putu.
Melihat potensi besar tersebut, Putu mengaku pihaknya akan terus berupaya mendukung berbagai pihak dalam pengembangan inovasi teknologi industri pengolahan kelapa sawit baik di sektor hulu perkebunan sampai dengan sektor hilir di industri pengolahan.
"Kami juga mengupayakan fasilitasi pengembangan teknologi industri melalui penyusunan kebijakan yang pro-inovasi, hingga matching antarpihak terkait komersialisasi inovasi baru," imbuhnya.
Menurut Putu pembentukan konsorsium multi pihak dalam aktivitas riset untuk menghasilkan champion. Salah satu contoh sukses konsorsium riset yang difasilitasi oleh Kemenperin adalah teknologi edible-coating berbasis minyak sawit untuk memperpanjang masa simpan buah tropis.
"Riset ini, yang didukung oleh Kemenperin, berhasil menjembatani kebutuhan industri dengan inovasi riset, dan saat ini sedang dalam proses sertifikasi food grade untuk komersialisasi," terangnya.
Lebih lanjut, Putu mengatakan guna memacu penggunaan teknologi modern dan mendorong aktivitas riset, Kemenperin sudah melakukan berbagai upaya strategis seperti melakukan program restrukturisasi mesin dan peralatan produksi. Kemudian pihaknya juga sudah membangun Indonesia Manufacturing Center (IMC) untuk menunjang kolaborasi riset tersebut.
"Kami sangat terbuka untuk penggunaan IMC agar dapat memfasilitasi tindak lanjut hasil riset hingga mencapai komersialisasi. Kami juga mendorong perusahaan-perusahaan industri pengolahan sawit untuk dapat membangun pusat risetnya di Indonesia," tandasnya.
(das/das)Reprinted from detik_id,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.