Harga Minyak Melesat 8 Persen dalam Sepekan Imbas Konflik Timur Tengah
IDXChannel – Harga minyak mentah dunia naik tinggi selama pekan ini, seiring pasar merespons memanasnya konflik di Timur Tengah, terutama antara Israel dan Iran.
Berdasarkan data pasar, kontrak berjangka (futures) minyak jenis Brent menguat 0,33 persen secara harian ke USD78,14 per barel, sedangkan minyak jenis WTI tumbuh 0,74 persen ke level USD74,54 per barel pada Jumat.
Dalam sepekan, minyak Brent menguat tajam 8,56 persen, sementara WTI meningkat 8,60 persen.
Kenaikan pada Jumat menjadi kali keempat berturut-turut saat pasar menunggu respons Israel terhadap serangan rudal Iran pekan ini.
Harga minyak telah naik hampir 10 persen sejak serangan 1 Oktober, karena para trader khawatir perang yang meluas di Timur Tengah dapat mengancam pasokan dari Teluk Persia, yang menyumbang hampir sepertiga produksi global.
Israel dan Amerika Serikat sedang membahas serangan balasan terhadap infrastruktur minyak Iran, menurut komentar Presiden AS Joe Biden pada Kamis, yang dapat memotong ekspor dari negara tersebut.
“Intelijen AS sebelumnya telah menyoroti risiko terhadap fasilitas ekspor minyak Pulau Kharg, yang berfungsi sebagai sistem saraf utama sektor minyak Iran dan menangani sekitar 90 persen dari 1,7 juta barel per hari ekspor minyak mentah negara itu,” kata Kepala Strategi Komoditas Global dan Riset MENA di RBC Capital Markets Helima Croft, dikutip MT Newswires, Jumat (4/10).
Namun, ekspor Iran dapat segera digantikan. OPEC+ saat ini memiliki lebih dari enam juta barel per hari dari produksi yang terhenti akibat pemotongan kuota.
Selain itu, Libya bersiap untuk mengembalikan sekitar 750.000 barel per hari ekspor yang sempat ditangguhkan akibat sengketa yang kini telah diselesaikan antara dua pemerintahan yang bersaing di negara tersebut, dan permintaan sebelum serangan juga sudah lemah.
Meski demikian, serangan itu terjadi ketika minat institusional pada kontrak berjangka minyak hampir mencapai titik terendah dan kekhawatiran perang mungkin telah menarik kembali pembeli spekulatif ke komoditas energi ini meskipun kondisi fundamentalnya lemah.
“Kenaikan ini kemungkinan diperbesar oleh jumlah besar uang spekulatif yang menunggu di pinggir lapangan untuk alasan yang tampaknya masuk akal untuk kembali ke minyak. Alasan itu sekarang dianggap sebagai titik didih yang semakin dekat dalam permusuhan antara Iran dan Israel,” ujar PVM Oil Associates.
PVM menambahkan, “Oleh karena itu, lonjakan harga yang tak henti-hentinya ini harus diingat, karena uang tersebut, jika situasi berubah, dapat keluar dari sektor ini lebih cepat daripada Anda mengucapkan ayatollah.” (Aldo Fernando)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.