Pasardana.id - Setelah dilakukan pendaratan Pesawat Kepresidenan RJ85 pada akhir bulan lalu, Bandara Nusantara di Ibu Kota Nusantara (IKN) kini akan kembali melalukan uji coba pendaratan untuk tipe pesawat yang lebih besar.
Dalam siaran pers, Minggu (06/10), Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi menyampaikan, runway Bandara Nusantara kini telah mencapai panjang 2.200 meter dengan lebar 45 meter.
Saat ini, Kementerian PUPR telah melakukan penebalan pada area runway dengan target selesai pada 10 Oktober 2024.
Selanjutnya, Kemenhub akan melakukan verifikasi kelayakan runway untuk kembali dilakukan pendaratan pesawat.
"Insya Allah pengerjaan bagian runway ini akan selesai di tanggal 10 (Oktober) pagi dan sorenya akan dilakukan uji coba pendaratan," ujar Menhub saat meninjau progres pembangunan Bandara Nusantara di IKN, Kalimantan Timur, Minggu (06/10).
Seperti diketahui, sebelumnya, Pesawat Kepresidenan dengan tipe RJ85 sukses mendarat di Bandara Nusantara, mengantarkan Presiden RI Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di beberapa wilayah Kalimantan.
Setelah bertambah tebal dan luas, runway bandara akan siap untuk didarati Pesawat Kepresidenan Boeing Business Jet 737-800 yang berukuran lebih besar dari RJ85.
"Sebelum pesawat Presiden landing, kami akan melakukan proving flight dengan pesawat sejenis, sama seperti sebelum pendaratan RJ85 di Bandara Nusantara," lanjut Menhub.
Pada kesempatan ini, Menhub juga meninjau progres pembangunan terminal bandara bersama dengan tiga arsitek Bandara Nusantara, yakni Yori Antar, Adi Purnomo (Mamo) dan Reza Wahjudi (Bobos).
Menhub memastikan pembangunan terminal sesuai dengan konsep besar IKN, yakni berorientasi pada alam dan ramah lingkungan serta menonjolkan budaya Kalimantan.
Pembangunan bandara IKN sendiri ditargetkan selesai pada 31 Desember 2024, dengan runway sepanjang 3000 meter dan luas bangunan terminal 7.350 meter².
Bandara Nusantara nantinya dapat melayani pendaratan pesawat hingga jenis terbesar B-777 300 ER dan A380.
Turut hadir dalam kegiatan ini Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Lukman F Laisa.
Hot
No comment on record. Start new comment.