Pasardana.id - Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, Indeks saham global turun pada perdagangan hari Senin (07/10/24) dan imbal hasil obligasi AS naik, dengan imbal hasil obligasi tenor 10 tahun mencapai 4%, karena investor menyesuaikan kembali pandangan mereka terhadap arah suku bunga Federal Reserve.
Obligasi AS bertenor 10 tahun naik menjadi 4,033%, level tertinggi sejak 1 Agustus dan pertama kalinya di atas 4% sejak 8 Agustus setelah laporan US Nonfarm Payroll yang lebih kuat dari perkiraan dirilis pada hari Jumat mendorong ekspektasi bahwa The Fed akan mengurangi agresivitasnya dalam menurunkan suku bunga.
Ekspektasi untuk penurunan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan bank sentral bulan November mencapai 84,6%, dengan pasar memperkirakan kemungkinan 15,4% bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga tetap di tempat, menurut CME FedWatch Tool.
Padahal seminggu yang lalu, pasar sejatinya memperkirakan penurunan setidaknya 25 basis poin, dengan peluang 34,7% untuk penurunan 50 basis poin setelah Fed mulai memangkas suku bunga pada pertemuan September dengan penurunan 50 basis poin.
Alhasil di Wall Street, saham-saham ditutup di teritori negatif , dengan sektor Energi menjadi satu-satunya sektor S&P 500 yang membukukan keuntungan karena harga Minyak mentah terus naik di tengah kekhawatiran eskalasi ketegangan di Timur Tengah mengurangi pasokan.
Dow Jones Industrial Average turun 398 poin, atau 0,9%, S&P 500 drop 1%, dan NASDAQ Composite anjlok 1,2%.
KOMODITAS: Roket-roket Hizbullah pada hari Senin menghantam Haifa, kota terbesar ketiga di Israel, yang tampaknya siap untuk memperluas serangan daratnya ke Libanon selatan pada “anniversary” pertama perang Palestina. MINYAK mentah AS ditutup naik 3,71% menjadi USD 77,14 / barel dan BRENT naik menjadi USD 80,93 / barel, untuk ditutup naik 3,69% kemarin.
CURRENCY & FIXED INCOME:
– Yield US TREASURY tenor 10 tahun dan 2 tahun memperpanjang kenaikan ke level tertinggi sejak akhir Juli dan pertengahan Agustus, seiring futures Fed Fund Rate disesuaikan kembali dengan peluang 85% untuk pemangkasan 25bps pada FOMC MEETING November dan peluang 15% saja bahwa The Fed akan kembali tetapkan pemotongan agresif 50bps. Imbal hasil Treasury 10 tahun berakhir di atas 4% untuk pertama kalinya sejak persis 2 bulan yang lalu yaitu 08 Agustus.
– Walau hal ini tak banyak membantu US DOLLAR, namun bersama dengan kedua mata uang safe haven lainnya: Yen Jepang & Swiss Franc, Dollar mempertahankan bargaining power karena ketegangan Timur Tengah yang akut mengancam akan meluas menjadi konflik yang lebih tereskalasi pada peringatan / “anniversary” serangan Hamas terhadap Israel yang memicu perang di Gaza. Dollar jatuh sekitar 0,5% terhadap YEN Jepang setelah menguat di atas 149 semalam ke level tertinggi 7 minggu sejak 15 Agustus. BANK OF JAPAN mengatakan kenaikan upah yang meluas menopang konsumsi dan mendorong lebih banyak perusahaan di wilayah regional untuk meneruskan kenaikan biaya tenaga kerja, menandakan bahwa ekonomi Jepang membuat kemajuan memenuhi prasyarat untuk kenaikan suku bunga; dengan demikian mendongkrak posisi nilai tukar Yen. In overall, DOLLAR INDEX (DXY) , yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang mata uang, tergelincir 0,05% menjadi 102,48; dengan Euro turun 0,03% pada USD 1,0973. POUNDSTERLING turun 0,22% menjadi USD 1,3083.
MARKET ASIA & EROPA:
– Pelemahan Yen membantu NIKKEI Jepang menguat hampir 2% pada hari Senin, memimpin reli yang lebih luas di seluruh wilayah. Indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik naik hampir 1% dan indeks Asia ex-Jepang naik hampir setengah persen. pasar CHINA akan kembali dibuka hari Selasa ini selepas liburan Golden Week , dengan para investor bersiap mempertimbangkan penyelamatan stock market berkat guyuran stimulus dari pemerintah China, bahkan terbilang stimulus paling agresif sejak pandemi COVID-19 . Hari ini akan dipantau: Indeks manufaktur dan jasa Tankan Jepang (Okt), JAPAN Household Spending (Aug), GERMAN Industrial Production (Aug).
– Dari Benua Eropa, GERMAN Factory Orders (Aug) jatuh dalam secara tak terduga , sementara Retail Sales dari EUROZONE justru meningkat secara drastis di bulan Aug.
INDONESIA: merilis angka Cadangan Devisa senilai IDR 149.90 miliar, suatu angka yang aman mencerminkan kecukupan impor sekitar 6,6 bulan. Yang posisinya relatif tidak aman mungkin adalah IHSG dan juga nilai tukar RUPIAH yang terjerembab . IHSG bahkan tidak bisa melalui Resistance paling depan saat ini yaitu MA50 di bilangan 7550. USD/IDR sudah kembali merangsek ke atas 15.700. Hal ini tak lepas dari pengaruh jual bersih asing yang kembali terjadi, kali ini sebesar IDR 835.89 miliar , dengan demikian kembali membuat asing dalam posisi Net Sell YTD sebesar IDR 1.18 triliun.
Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, analis NH Korindo Sekuritas memperkirakan potensi konsolidasi masih bisa berlanjut sampai IHSG menyentuh Support berikut di angka 7400 (apalagi karena melejitnya yield obligasi negara); para investor / trader disarankan untuk WAIT & SEE di pinggir lapangan.
“IHSG berpotensi lanjutkan konsolidasi hingga menyentuh Support di angka 7400,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Selasa (08/10).
Hot
No comment on record. Start new comment.