Harga Minyak Jatuh 4 Persen, Ketiadaan Langkah Stimulus Baru China Bayangi Ketegangan Timur Tengah
IDXChannel – Harga minyak dunia turun tajam pada Selasa (8/10/2024), di tengah kekhawatiran terkait kurangnya langkah stimulus baru dari China untuk memulihkan ekonominya lebih besar daripada kecemasan soal perang yang meluas di Timur Tengah.
Menurut data pasar, kontrak berjangka (futures) minyak jenis Brent merosot 4,56 persen ke level USD77,44 per barel, sedangkan minyak jenis WTI jatuh 4,62 persen ke posisi USD73,92 per barel pada Selasa.
Dengan ini, kontrak berjangka minyak tersebut mengakhiri penguatan selama lima hari beruntun sebelumnya.
Harga minyak turun setelah reli baru-baru ini yang dipicu oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, saat kekhawatiran mereda mengenai gangguan pasokan akibat konflik antara Israel dan Iran serta badai besar di Teluk Meksiko.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan serangan udara Israel telah menewaskan dua penerus pemimpin Hizbullah yang terbunuh, ketika Israel memperluas serangannya terhadap kelompok yang didukung Iran itu. Komentar tersebut muncul beberapa jam setelah wakil pemimpin Hizbullah membuka peluang untuk gencatan senjata yang dinegosiasikan.
Minyak sempat naik 13 persen dalam lima hari berturut-turut setelah serangan Iran karena para trader khawatir respons Israel akan menyerang infrastruktur minyak Iran, yang berpotensi mengurangi ekspor negara tersebut sebesar 1,7 juta barel per hari.
Kekhawatiran bahwa perang yang lebih luas di kawasan kaya minyak Teluk Persia akan datang dan dapat mengancam hampir sepertiga dari pasokan minyak global.
Namun, premi risiko mungkin memudar karena tertundanya respons Israel.
"Peningkatan premi risiko geopolitik memiliki batas waktu yang samar dan tidak terduga," kata PVM Oil Associates, dikutip MT Newswires, Selasa (8/10).
"Ketika waktu itu tiba dan tidak digantikan oleh faktor fundamental yang mendukung, seperti kekurangan pasokan nyata akibat konflik di Timur Tengah, kenaikan harga tidak akan berkelanjutan. Dan semakin lama tertunda, semakin cepat kenaikan harga melambat dan bahkan berbalik arah,” ujarnya.
Fundamental minyak tetap lemah karena permintaan tetap rendah selama musim transisi musim gugur, bahkan ketika OPEC+ mulai menambah pasokan sebesar 180.000 barel per hari setiap bulan selama satu tahun mulai Desember untuk mengakhiri pemotongan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari.
Permintaan dari China, importir terbesar dunia, tetap lemah karena ekonominya berjuang dengan krisis utang di sektor properti, lemahnya belanja konsumen, dan tingginya pengangguran kaum muda.
Bloomberg News melaporkan pada Selasa, badan perencanaan ekonomi China mengatakan pihaknya yakin dapat mencapai target pertumbuhan 5 persen untuk produk domestik bruto (PDB) tahun ini.
Namun, mereka menolak untuk menawarkan langkah stimulus lebih lanjut meskipun ada desakan dari bank investasi besar untuk pengeluaran tambahan hingga CNY3 triliun. (Aldo Fernando)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.