Apakah Reksa Dana Bisa Rugi? Risiko-Risiko dan Cara Menghindari Kerugiannya
IDXChannel—Apakah reksa dana bisa rugi? Penurunan nilai investasi bisa terjadi pada investasi reksa dana, terlebih lagi pada reksa dana jenis saham dan campuran, karena pergerakan harganya mengikuti IHSG.
Ada risiko pada setiap instrumen investasi, sekalipun logam mulia yang notabene dikenal sebagai instrumen investasi yang paling aman. Demikian juga dengan reksa dana, ada beberapa risiko yang patut dipertimbangkan.
Melansir Sikapi Uangku OJK (11/10), berikut ini adalah beberapa risiko investasi reksa dana:
1. Risiko Nilai Unit Berkurang
Dalam hal inilah investor berpeluang merugi karena nilai unitnya berkurang. Penurunan nilai unit ini dapat dipengaruhi oleh perkembangan pasar (perubahan suku bunga, IHSG jatuh, emiten bangkrut, dll).
Pada reksa dana saham, mayoritas dana kelolaan ditempatkan pada aset berupa saham. Sehingga pergerakan nilai unitnya mengikuti pergerakan IHSG, terlebih jika manajer investasi menempatkan dana ke saham-saham penggerak IHSG.
2. Risiko Likuidasi
Risiko selanjutnya adalah likuidiasi, pencairan reksa dana tidak secepat pencairan saham. Diperlukan selang waktu beberapa hari hingga bank kustodian mentransfer hasil penjualan ke RDN investor.
3. Mismanajemen
Risiko lain yang harus dipertimbangkan adalah kesalahan atau kegagalan manajer investasi dalam mengelola dana investor. Manajer investasi masih berpeluang untuk salah ambil keputusan dan mengakibatkan nilai portofolionya memburuk, dan pada akhirnya Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unitnya menurun.
Untuk menghindari kerugian pada investasi reksa dana, investor harus memilih jenis reksa dana sesuai dengan profil risikonya. Sebab tiap jenis reksa dana memiliki portofolio aset yang tingkat risikonya berbeda satu sama lain.
Reksa dana pasar uang contohnya, adalah reksa dana yang mayoritas dana kelolaannya ditempatkan pada instrumen pasar uang seperti deposito dan surat utang yang jatuh temponya singkat (1 tahun).
Reksa dana pasar uang cocok bagi investor dengan profil risiko konservatif. Profil risiko konservatif berarti investor memiliki toleransi yang rendah terhadap peluang kerugian. Max drawdown (penurunan maksimum dari nilai tertinggi ke terendah) reksa dana pasar uang dalam lima tahun terbilang rendah, yakni 1-2 persen saja.
Sementara reksa dana saham, mayoritas dana kelolaannya ditempatkan di efek berupa saham. Max drawdown-nya selama lima tahun bisa mencapai puluhan persen, karena pergerakannya mengikuti fluktuasi IHSG.
Reksa dana saham hanya cocok untuk investor dengan profil risiko agresif, yang berarti memiliki toleransi terhadap peluang kerugian paling tinggi.
Selain memilih reksa dana sesuai profil risiko, investor juga harus memilih manajer investasi yang terpercaya, dan terbukti mampu mencatatkan kinerja yang baik dari tahun ke tahun.
Investor harus mempertimbangkan realisasi kinerja selama beberapa tahun terakhir, dan tidak terpatok pada realisasi kinerja dalam satu tahun belakangan.
Itulah penjelasan tentang apakah reksa dana bisa rugi.
(Nadya Kurnia)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.