Note

Saham Logam Nikel hingga Tembaga Berjaya, TINS Melesat 8 Persen

· Views 13
Saham Logam Nikel hingga Tembaga Berjaya, TINS Melesat 8 Persen
Saham Logam Nikel hingga Tembaga Berjaya, TINS Melesat 8 Persen. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Saham emiten logam dasar, nikel hingga tembaga, menghijau pada perdagangan Senin (14/10/2024) seiring menggeliatnya komoditas acuannya.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, hingga pukul 10.40 WIB, saham PT Timah Tbk (TINS) naik tajam 8,75 persen ke Rp1.430 per saham, disusul PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang meningkat 3,19 persen, dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) yang mendaki 3,01 persen.

Baca Juga:
Saham Logam Nikel hingga Tembaga Berjaya, TINS Melesat 8 Persen Saham Emiten Emas ANTM-BRMS Cs Kompak Menguat

Kemudian, saham PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) terapresiasi 2,36 persen, PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) tumbuh 2,29 persen, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) 1,20 persen, PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE) 0,95 persen.

Nama-nama lainnya, saham PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) bertambah 0,93 persen, PT Harum Energy Tbk (HRUM) naik 0,75 persen, dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) terangkat 0,39 persen.

Baca Juga:
Saham Logam Nikel hingga Tembaga Berjaya, TINS Melesat 8 Persen Hari Perdana Stock Split Jadi Harga Rp2.600, Cek Gerak Saham ISAT

Mengutip data pasar, kontrak berjangka (futures) tembaga di London Metal Exchange (LME) naik 0,79 persen pada Jumat (11/10 pekan lalu, melanjutkan penguatan 0,64 persen sehari sebelumnya usai mengalami koreksi.

Harga tembaga meningkat 7,5 persen dalam sebulan terakhir.

Baca Juga:
Saham Logam Nikel hingga Tembaga Berjaya, TINS Melesat 8 Persen PHEI Resmi Luncurkan Harga Pasar Wajar (HPW) Sekuritas Bank Indonesia

Analis Nanhua Futures menyatakan, dikutip Dow Jones Newwires, Senin (14/10), harga tembaga mungkin akan berfluktuasi dalam waktu dekat di tengah koreksi dari optimisme makroekonomi sebelumnya.

Analis Nanhua menambahkan, meskipun lingkungan makro tetap relatif mendukung, belum jelas apakah permintaan tembaga dapat mengejar suasana makro yang optimistis ini.

Menteri Keuangan China Lan Fo’an dalam konferensi pers yang sangat dinantikan pada Sabtu (12/10) pekan lalu, mengisyaratkan akan adanya lebih banyak penerbitan surat utang di tengah upaya untuk memperkuat ekonomi, dengan menyatakan bahwa pemerintah memiliki ruang yang cukup besar untuk meningkatkan defisit.

Lan mengisyaratkan, briefing akhir pekan lalu bukanlah titik akhir, melainkan tanda bahwa stimulus tambahan akan segera diluncurkan.

Dia juga menyatakan bahwa perubahan terkait utang atau defisit yang dinantikan pasar mungkin akan datang dalam waktu dekat.

Namun, masih belum pasti apakah besaran stimulus tersebut akan sesuai dengan ekspektasi pasar, serta seberapa banyak dana yang akan dialokasikan langsung untuk konsumsi atau sektor properti.

Pasar sebelumnya berspekulasi, pejabat keuangan China akan mengumumkan paket stimulus fiskal besar-besaran yang diperkirakan berkisar antara CNY2-3 triliun.

Awal pekan lalu, Bank Sentral China (PBOC) membuka fasilitas swap yang awalnya bernilai CNY500 miliar untuk lembaga keuangan, termasuk perusahaan sekuritas, perusahaan dana, dan perusahaan asuransi untuk pembelian saham.

Beijing sebelumnya telah mengumumkan paket stimulus moneter komprehensif setelah serangkaian data mengecewakan mengancam target pertumbuhan PDB sebesar 5 persen yang ditetapkan Beijing.

Namun, kurangnya langkah tambahan yang diumumkan dalam pengarahan luar biasa oleh badan perencanaan ekonomi membuat pasar mulai skeptis bahwa dukungan semacam itu akan memicu permintaan tambahan untuk input industri seperti tembaga.

Sementara, kontrak berjangka nikel di pasar LME menguat 1,98 persen secara harian ke USD17.898 per ton pada Jumat (11/10) pekan lalu. Pada Kamis (10/10), nikel terapresiasi 0,29 persen, rebound dari koreksi dua hari sebelumnya.

Dalam sebulan, nikel melesat 11 persen persen seiring dengan penguatan logam dasar yang didorong oleh stimulus paling agresif China.

PBOC sebelumnya mengumumkan rencana untuk menurunkan biaya pinjaman, menyuntikkan lebih banyak dana ke dalam ekonomi, serta meringankan beban pembayaran hipotek (KPR), termasuk mengurangi biaya pinjaman jangka menengah bagi bank.

Stimulus agresif dari China, sebagai salah satu konsumen utama logam dunia, berpotensi memberikan dorongan signifikan terhadap permintaan nikel.

Dengan menurunkan biaya pinjaman dan menyuntikkan likuiditas ke dalam perekonomian, China berharap meningkatkan aktivitas ekonomi, termasuk sektor industri yang padat penggunaan logam seperti nikel.

Ini dapat mendorong peningkatan produksi barang-barang berbasis nikel, seperti baja tahan karat dan baterai untuk kendaraan listrik, sehingga permintaan nikel akan terus naik.

Futures timah di LME juga naik masing-masing 1,02 persen pada Kamis dan 1,20 persen pada pada Jumat pekan lalu. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.