Note

Potensi Emiten Kawasan Industri KIJA, DMAS, dan SSIA: Andalkan Ekosistem EV dan Data Center

· Views 35
Potensi Emiten Kawasan Industri KIJA, DMAS, dan SSIA: Andalkan Ekosistem EV dan Data Center
Potensi Emiten Kawasan Industri KIJA, DMAS, dan SSIA: Andalkan Ekosistem EV dan Data Center. (Foto: Suryacipta)

IDXChannel – Sejumlah pemain di sektor kawasan industri, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA), dan PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS), dinilai memiliki prospek yang positif di masa depan.

SSIA fokus mengembangkan lahan di Subang demi menarik ekosistem kendaraan listrik, KIJA terus menggenjot penjualan lahan di Kendal, sementara DMAS memantapkan posisinya sebagai hub data center di Cikarang.

Baca Juga:
Potensi Emiten Kawasan Industri KIJA, DMAS, dan SSIA: Andalkan Ekosistem EV dan Data Center Rukun Raharja (RAJA) Berpotensi Cuan Rp775 Miliar Garap Proyek Blok Sengkang 

Ketiganya melihat peluang besar dari perkembangan teknologi dan infrastruktur yang terus tumbuh di Indonesia.

KIJA

Baca Juga:
Potensi Emiten Kawasan Industri KIJA, DMAS, dan SSIA: Andalkan Ekosistem EV dan Data Center IHSG Ditutup Menguat ke 7.648, Sektor Teknologi Naik 1 Persen

Menurut riset RHB Sekuritas, pada 8 Oktober 2024, KIJA diproyeksikan mencapai nilai wajar (fair value/FV) sebesar Rp210 per saham, dengan bisnis industrinya diperkirakan diperdagangkan pada diskon 75 persen dari net asset value (NAV).

Kendal Industrial Park (KIP) terus mencatatkan permintaan tinggi untuk lahan industri di Jawa Tengah. Pada semester pertama 2024, KIP berhasil menjual 84,6 hektare lahan, menyumbang 92 persen dari total pra penjualan KIJA, dengan target mencapai Rp2,5 triliun pada akhir 2024.

Baca Juga:
Potensi Emiten Kawasan Industri KIJA, DMAS, dan SSIA: Andalkan Ekosistem EV dan Data Center Konflik Timur Tengah Memanas, Kurs Rupiah Melemah 2,82 Persen 

Kawasan yang berlokasi 27 km dari Semarang ini dioperasikan bersama oleh Jababeka (51 persen) dan Sembcorp Development (49 persen). Saat ini, sudah terdapat 58 entitas bisnis di KIP dengan 39 di antaranya telah beroperasi.

Menurut penjelasan kepada RHB, KIJA juga menyebutkan, investor asal China mendominasi 40 persen penyewa di KIP. Sektor fashion, otomotif, dan elektronik mendominasi lahan industri KIP.

Namun, kata RHB, Jababeka menghadapi tantangan utang sebesar Rp4,6 triliun, yang sebagian besar dalam bentuk dolar Amerika Serikat (AS).

Meskipun begitu, perusahaan diperkirakan memiliki cukup sumber daya untuk melanjutkan pengembangan tahap kedua, dengan dana internal serta dukungan dari mitra usaha patungan (JV).

DMAS

Menurut riset BRI Danareksa Sekuritas, pada 14 Oktober 2024, DMAS menonjol dengan lokasinya di Cikarang yang strategis bagi kawasan industri, terutama karena tiga faktor penting: orientasi pasar produk, infrastruktur transportasi, dan ketersediaan tenaga kerja terampil.

DMAS menjadi satu-satunya kawasan yang memiliki 15 penyedia data center (DC) tier-IV, yang mencerminkan kematangan infrastrukturnya.

Dengan meningkatnya penggunaan internet dan kecerdasan buatan (AI) di Indonesia, BRI Danareksa menilai, DMAS diharapkan dapat meraih keuntungan dari penjualan lahan untuk data center.

Meskipun pembagian dividen diperkirakan lebih rendah pada 2024, yakni sekitar 50 persen dari laba, perusahaan tetap memiliki potensi dukungan kas yang signifikan.

BRI Danareksa berpendapat, DMAS pun tetap menjadi proxy pertumbuhan permintaan data center, dengan target harga saham Rp190 per unit.

Risiko utama mencakup prapenjualan lahan dari permintaan data center yang melambat, serta terbatasnya lahan untuk data center.

SSIA

BRI Danareksa juga menyoroti SSIA dalam riset pada 14 Oktober 2024, yang dinilai mengandalkan proyek Subang Smartpolitan sebagai pusat masa depan ekosistem kendaraan listrik (EV) Indonesia.

Dengan kesiapan infrastruktur dan tenaga kerja, Subang diharapkan menarik minat produsen EV lainnya setelah kesuksesan penjualan lahan kepada BYD.

Lokasi Subang yang dekat dengan Pelabuhan Patimban diprediksi menjadi daya tarik bagi perusahaan manufaktur bernilai tinggi yang berorientasi ekspor.

SSIA menargetkan penjualan lahan 164 hektare di Subang dan 20 hektare di Karawang pada 2024 dengan estimasi nilai Rp2,2 triliun.

Menurut perhitungan BRI Danareksa, laba bersih pada 2024 akan naik 224 persen menjadi Rp572 miliar, didorong penjualan lahan BYD. SSIA diperkirakan membukukan pertumbuhan laba bersih tahunan (CAGR) 10 persen pada 2025-2029.

Halaman : 1 2

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.