Saham BRMS Cs Masih Melaju saat Harga Emas Tak Henti Cetak Rekor
IDXChannel – Sejumlah saham emiten produsen emas kembali menguat pada perdagangan Rabu (23/10/2024). Investor merespons positif kenaikan logam mulia acuannya yang terus menyentuh rekor anyar.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.35 WIB, saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) meningkat 3,17 persen ke Rp390 per saham.
Dengan ini, saham BRMS sudah naik 5 hari beruntun, mengimplikasikan kenaikan 35,66 persen dalam sepekan.
Saham HRTA juga terapresiasi 1,27 persen, bersama dengan saham ARCI yang naik 1,31 persen.
Beberapa saham emas lainnya mengalami aksi ambil untung (profit taking), seperti MDKA yang minus 0,39 persen dan ANTM yang terkoreksi 1,50 persen.
Harga emas dunia mencapai rekor tertinggi (all-time high/ATH) baru untuk hari keempat berturut-turut pada Selasa (22/10/2024) setelah imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) menurun, menyusul lonjakan sehari sebelumnya.
Ini terjadi usai pejabat Federal Reserve (The Fed) memperingatkan bahwa penurunan suku bunga mungkin akan berlangsung lebih lambat dari yang diperkirakan.
Menurut data pasar, emas spot (XAU/USD) ditutup naik 1,08 persen secara harian ke level USD2.748,96 per troy ons, melampaui level tertinggi sebelumnya.
Kenaikan harga logam mulia ini didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga dan permintaan sebagai aset aman (safe haven) menjelang pemilu AS.
Reli logam mulia terus berlanjut meskipun dolar dan imbal hasil obligasi melonjak pada hari Senin, setelah pejabat Fed, termasuk anggota komite kebijakannya, menyatakan, bank sentral akan berhati-hati dalam melakukan penurunan suku bunga.
"Rally logam mulia terus membingungkan, dengan emas dan perak mencapai rekor tertinggi baru meskipun terjadi kenaikan 11 basis poin pada imbal hasil Treasury AS 10 tahun dan penguatan dolar AS,” kata Saxo Bank, dikutip MT Newswires, Selasa (22/10).
Namun, kata Saxo Bank perkembangan yang kurang menguntungkan bagi emas ini diimbangi oleh permintaan aset aman dan risiko kemenangan Partai Republik dalam pemilu mendatang.
Hal tersebut pada gilirannya meningkatkan kekhawatiran tentang kebijakan fiskal yang lebih longgar, yang dapat memperdalam defisit dan memicu inflasi kembali.
Fokus utama bagi para pedagang dan investor minggu ini adalah pertemuan BRICS (Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan).
Associated Press melaporkan, pertemuan blok BRICS ini bertujuan untuk menyeimbangkan tatanan dunia yang dipimpin oleh Barat.
Blok ini terus berkembang pesat, dengan Iran, Mesir, Ethiopia, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi bergabung pada Januari.
Turki, Azerbaijan, dan Malaysia telah secara resmi mengajukan aplikasi keanggotaan, serta beberapa negara lainnya juga menyatakan minat untuk bergabung.
Salah satu tujuan utama kelompok ini adalah mengurangi dominasi dolar AS dalam perdagangan global, yang dikenal sebagai "de-dolarisasi." Konsep ini dipandang positif bagi pasar emas dan perak sebagai aset aman.
Dolar sedikit menguat, dengan indeks ICE dolar naik 0,04 poin menjadi 104,05.
Imbal hasil Treasury juga melemah, dengan obligasi AS dua tahun terakhir tercatat 4,039 persen, turun 0,03 basis poin, sementara imbal hasil obligasi 10 tahun terkoreksi 0,4 basis poin menjadi 4,202 persen.
Proyeksi Emas
Citi Research menaikkan perkiraan harga emas untuk tiga bulan ke depan, dengan mempertimbangkan potensi melemahnya pasar tenaga kerja AS, pemangkasan suku bunga oleh The Fed, serta peningkatan permintaan fisik dan ETF.
Dalam catatan yang dirilis Senin, bank ini memperbarui proyeksi harga emas dalam tiga bulan menjadi USD2.800 per troy ons dari perkiraan sebelumnya USD2.700. Mereka juga memprediksi harga emas dalam 6 hingga 12 bulan mencapai USD3.000.
Citi juga merevisi proyeksi harga perak dalam 6 hingga 12 bulan naik menjadi USD40 per troy ons dari sebelumnya USD38 per troy ons.
“Kami mencatat bahwa emas dan perak telah berkinerja sangat baik meskipun permintaan fisik ritel di China melemah dan suku bunga AS naik sejak Fed memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin dan data penggajian lebih baik dari perkiraan bulan lalu,” kata laporan Citi.
Citi menambahkan, harga emas juga diprediksi naik jika harga minyak melonjak akibat eskalasi konflik Timur Tengah dalam waktu dekat.
Citi tetap netral-bullish terhadap platinum dengan target harga tiga bulan sebesar USD1.025 per troy ons dan target 6 hingga 12 bulan sebesar USD1.100 per troy ons.
Sementara untuk paladium, Citi cenderung bearish setelah kenaikan harga terakhir, dengan target tiga bulan di USD1.000 per troy ons dan target 6 hingga 12 bulan di USD900 per troy ons.
Citi juga menyebutkan, fundamental pasar minyak menunjukkan harga rata-rata USD60 per barel pada 2025, meskipun potensi eskalasi geopolitik dalam waktu dekat di Timur Tengah tetap tinggi. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.