Pasardana.id - Target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan Presiden Prabowo Subianto sebesar 8 persen dalam lima tahun ke depan kembali di singgung Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani.
Tak cuma sekali, Ketua Dewan Kehormatan Kadin Indonesia ini pun sering mengutarakan hal tersebut di berbagai kesempatan.
Terakhir dalam pidato kenegaraan pertamanya, ia kembali menekankan akan ekonomi yang berdaulat.
Terbaru, dalam acara Kadin Indonesia, di Jakarta, Rabu (23/10) kemarin, di depan para pengusaha, Rosan kembali menyinggung target Presiden.
"Target pertumbuhan perekonomian Indonesia yang dicanangkan oleh Bapak Presiden Prabowo dalam lima tahun ke depan adalah 8 persen. Tentunya sebagian besar, lebih dari 80 persen perannya ada di dunia usaha," ujarnya.
Dari situ, dia berharap, Kadin bisa bermanuver. Sehingga tidak hanya menunggu pemerintah.
Menurut Rosan, dari Kadin Pusat, Provinsi, sampai Kabupaten/Kota akan memainkan peran-peran penting.
"Karena kue-nya ini akan terus berkembang, kue-nya ini akan terus tumbuh," imbuhnya.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5 persen. Targetnya ada kenaikan. Harapan utamanya dari pertumbuhan investasi.
Dia mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini, didominasi oleh domestic consumption sekitar 53-54 persen.
Lalu investasi, kurang lebih 24-25 persen. Sisanya government spending, 7-8 persen, dan sebagainya.
"Dan kalau kita lihat untuk menunjung pertumbuhan ekonomi kita menuju 8 persen itu, saat ini boleh dibilang ada dua. Satu investasi, kedua adalah dari ekspor. Oleh sebab itu, tema kita dari Kementerian Investasi adalah bagaimana kita menarik investasi yang berkelanjutan dan berkesinambungan," beber Rosan.
Lebih lanjut Rosan mengaku optimis jika target Presiden ini dapat terealisasikan.
Dia bilang, belum lama ini dirinya baru saja bertemu pemerintah dan beberapa perusahaan Singapura.
Negara tetangga itu melihat tidak ada sesuatu yang bisa mencegah Indonesia menuju tercapainya pertumbuhan ekonomi 8 persen.
"Tetapi memang untuk kita menuju ke arah itu, kita harus mengakselerasi banyak kebijakan kita. Kita harus mereformasi banyak policy dan regulasi kita," kata Rosan.
Hot
No comment on record. Start new comment.