Pasardana.id - Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, tidak ada rencana untuk mengimpor 1,8 juta ton susu dari Vietnam guna mendukung Program Makan Bergizi Gratis yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Moch. Arief Cahyono menegaskan, bahwa sebaliknya, justru Kementan malah mengajak investor Vietnam untuk berinvestasi dalam pembangunan industri sapi perah di Indonesia.
Pernyataan tersebut disampaikan untuk memperjelas informasi yang beredar, sehingga tidak salah dalam menangkap pernyataan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman terkait investasi perusahaan Vietnam dengan tujuan untuk meningkatkan produksi susu nasional.
"Perlu ditegaskan, bahwa Indonesia tidak merencanakan impor 1,8 juta ton susu dari Vietnam. Kebijakan yang diinisiasi oleh Kementan adalah mengundang investor asal Vietnam untuk membangun industri sapi perah di Indonesia, bukan untuk mengimpor produk susu," kata Arief dalam keterangannya, Minggu (27/10).
Menurut dia, kerja sama ini akan difokuskan pada peningkatan kapasitas produksi dalam negeri untuk mencapai kemandirian pangan, sesuai dengan arahan Presiden.
Perlu diketahui, Investor asal Vietnam berencana mengembangkan industri sapi perah di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, dengan mengelola lahan seluas 10.000 hektar dan membangun fasilitas pengolahan susu.
Proyek ini diproyeksikan mampu menghasilkan produksi susu hingga 1,8 juta ton per tahun.
"Target produksi ini bukanlah hasil dari impor susu, melainkan dari kapasitas produksi lokal yang akan dibangun dan ditingkatkan melalui investasi tersebut," jelas Arief.
Lebih lanjut, Arief menerangkan, bahwa jika investasi ini berjalan sesuai rencana, produksi susu dari industri dalam negeri diperkirakan akan mencapai 1,8 juta ton dalam tiga hingga lima tahun ke depan.
"Sehingga dapat memenuhi sekitar setengah dari kebutuhan nasional yang saat ini masih bergantung pada impor sebesar 3,7 juta ton per tahun," ujar dia.
Langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif, seperti penciptaan lapangan kerja, penurunan angka pengangguran, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat perdesaan di sekitar lokasi investasi.
Arief melanjutkan, rencana strategis ini merupakan langkah konkret Kementan dalam menekan ketergantungan impor dan memperkuat industri persusuan nasional.
"Kami berharap, rekan-rekan media dapat menyampaikan informasi ini secara utuh dan akurat, serta mendukung upaya Kementan dalam mendorong pembangunan industri peternakan nasional untuk mencapai kemandirian protein hewani di Indonesia," tegas Arief.
Hot
No comment on record. Start new comment.