Note

Saham Emiten Migas RAJA hingga AKRA Kembali Lesu

· Views 10
Saham Emiten Migas RAJA hingga AKRA Kembali Lesu
Saham Emiten Migas RAJA hingga AKRA Kembali Lesu. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Saham emiten minyak dan gas (migas) lagi-lagi terkoreksi pada perdagangan Selasa (29/10/2024) di tengah komoditas energi acuannya turun signifikan.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 14.58 WIB, saham PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) melemah 2,31 persen.

Baca Juga:
Saham Emiten Migas RAJA hingga AKRA Kembali Lesu Laba HM Sampoerna (HMSP) Turun 15 Persen Jadi Rp5,22 Triliun hingga Kuartal III-2024

Dengan ini, saham RAJA sudah melemah 5 hari beruntun.

Selain RAJA, saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) terkoreksi 1,84 persen, juga melanjutkan tren koreksi 5 hari tanpa henti.

Baca Juga:
Saham Emiten Migas RAJA hingga AKRA Kembali Lesu Menaker Menghadap Prabowo di Istana, Bahas Nasib Sritex (SRIL)?

Saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) juga tergerus 0,62 persen dan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) minus 0,40 persen.

Harga minyak mentah dunia ditutup turun tajam pada Senin (28/10/2024), seiring meredanya premi risiko geopolitik setelah Israel melancarkan serangan balasan terbatas atas serangan misil Iran pada 1 Oktober lalu.

Baca Juga:
Saham Emiten Migas RAJA hingga AKRA Kembali Lesu Deretan Saham Ini Bakal Ketiban Cuan dari Program 3 Juta Rumah Prabowo

Berdasarkan data pasar, kontrak berjangka (futures) minyak jenis Brent jatuh 5,06 persen ke level USD71,64 per barel, sedangkan minyak jenis WTI merosot 5,12 persen ke USD67,97 per barel pada Senin.

Penurunan ini terjadi setelah Israel, akhir pekan lalu, melakukan serangan balasan yang sudah lama dinanti terhadap Iran, dengan menargetkan sasaran militer dan industri.

Tanggapan terbatas ini dipandang sebagai upaya de-eskalasi ketegangan antara kedua negara dan meredakan kekhawatiran bahwa konflik Israel di Gaza dan Lebanon akan meluas ke Teluk Persia.

"Serangan terbatas Israel terhadap Iran menghindari infrastruktur energi negara tersebut, sehingga mengurangi risiko gangguan dan mungkin menandakan adanya de-eskalasi," kata Saxo Bank, dikutip MT Newswires, Senin (28/10).

"Ini merupakan penutupan (unwind) sebagian posisi dari premi risiko geopolitik tersebut," kata Trader Energi Senior CIBC Private Wealth AS, Rebecca Babin, kepada Dow Jones Newswires, Selasa (29/10).

"Saya pikir kita berada di titik perubahan di mana kita harus menerima informasi baru dan menyesuaikan harga kembali," ujarnya

Babin melanjutkan, saat pelaku pasar mengalihkan fokus ke fundamental, beberapa mungkin lebih yakin untuk mengambil posisi short dengan ekspektasi keseimbangan pasokan yang lebih longgar pada 2025.

Dengan berkurangnya risiko geopolitik, perhatian kembali tertuju pada lemahnya permintaan dari China, peningkatan persediaan di Amerika Serikat.

Selain itu, pasar juga mencermati rencana OPEC+ untuk mulai mengembalikan pemangkasan produksi sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari, dengan tambahan 180.000 barel per hari setiap bulan mulai Desember selama setahun.

"Premi risiko geopolitik yang sempat terbentuk pada harga minyak akibat antisipasi serangan balasan Israel kini mereda," kata Analis Energi di MST Marquee, Saul Kavonic.

Menurut Kavonic, sifat serangan yang lebih terbatas, termasuk menghindari infrastruktur minyak, meningkatkan harapan akan jalan menuju deeskalasi.

Sementara, PVM Oil Associates mencatat, pasar memang tidak sepenuhnya terhenti, namun ketidakpastian membuat investor bersikap pragmatis secara wajar.

“Tampaknya mereka merasa terlalu berisiko untuk membiarkan posisi terbuka lebih dari satu atau paling lama dua hari. Dua hari kenaikan [di pekan lalu] diikuti dengan dua hari aksi ambil untung,” katanya.

Harga minyak mengalami fluktuasi tajam bulan ini akibat meningkatnya risiko geopolitik di Timur Tengah, meskipun respons Israel lebih terkendali dan proporsional dari yang dikhawatirkan pasar, memunculkan harapan akan deeskalasi lebih lanjut di kawasan tersebut.

Dari sisi permintaan, tanda-tanda lemahnya aktivitas ekonomi di China sebagai konsumen utama terus menekan sentimen, dengan data akhir pekan menunjukkan penurunan laba industri meski ada stimulus pemerintah baru-baru ini. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.