Saham Emiten Emas Menggeliat Lagi, PSAB Naik 7 Persen
IDXChannel – Saham emiten tambang emas menguat pada perdagangan Rabu (30/10/2024) seiring logam mulia acuannya kembali menembus rekor tertinggi.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 11.00 WIB, saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) meningkat 7,05 persen, saham PT Wilton Makmur Indonesia Tbk (SQMI) tumbuh 3,45 persen, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) naik 2,59 persen.
Demikian pula, saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) terkerek 1,36 persen, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) terapresiasi 1,27 persen, dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mendaki 0,62 persen.
Emas diperdagangkan pada level tertinggi sepanjang sejarah (all-time high) baru pada Selasa (29/10/2024).
Hal tersebut didorong oleh minat beli sebagai aset aman (safe-haven) menjelang pemilihan umum (pemilu) Amerika Serikat (AS) pada 5 November mendatang, meskipun nilai dolar Paman Sam dan imbal hasil (yield) obligasi ikut meningkat.
Menurut data pasar, emas spot (XAU/USD) menguat 1,18 persen ke level USD2.774,58 per troy ons pada Selasa, di atas rekor penutupan sebelumnya pada 22 Oktober 2024 sebesar USD 2.748,96 per troy ons.
Lonjakan harga ini terjadi di tengah prospek ekonomi yang masih tak pasti seiring mendekatnya pemilu AS, dengan persaingan ketat antara Kamala Harris dan Donald Trump, yang telah berjanji menerapkan kebijakan tarif radikal yang bisa mengguncang perdagangan global.
"Emas tetap menguat sepanjang pekan, meski premi risiko di tempat lain melemah, menunjukkan fokus utama tetap pada pemilu AS,” kata Saxo Bank, dikutip MT Newswires, Selasa (29/10).
Saxo Bank menambahkan, ini terutama kemungkinan Trump kembali terpilih yang dapat memicu kebijakan yang lebih disruptif, tarif perdagangan, dan peningkatan risiko geopolitik.
Indeks dolar ICE tercatat naik 0,01 poin ke 104,27.
Sementara itu, imbal hasil obligasi meningkat, dengan imbal hasil surat utang AS bertenor dua tahun menguat 0,5 basis poin menjadi 4,143 persen, dan obligasi 10 tahun berada di level 4,294 persen, terapresiasi 0,8 poin.
Optimistis, tapi Tetap Hati-Hati
Logam mulia ini sudah meningkat 35 persen sepanjang 2024, dibandingkan dengan kenaikan 22 persen untuk indeks S&P 500 di bursa saham AS alias Wall Street.
Beberapa analis memproyeksikan emas akan tetap bersinar di masa mendatang, namun investor disarankan untuk tetap berhati-hati agar tidak terjebak dalam euforia berlebihan.
Permintaan kuat dari bank sentral global, terutama di pasar negara berkembang yang ingin mengurangi ketergantungan pada dolar AS, telah menjadi pendorong emas tahun ini. Ketidakpastian pemilu dan penurunan suku bunga oleh The Fed juga turut menopang harga emas.
Analis Pasar di Forex Fawad Razaqzada menyebutkan, dikutip Barron’s, Rabu (30/10/2024), "ketidakpastian pemilu AS yang masih berlanjut mungkin akan mendukung harga emas dalam jangka pendek."
Komoditas ini dikenal sebagai aset pelindung (hedge) di tengah volatilitas pasar.
Dalam jangka panjang, kemungkinan stimulus fiskal yang lebih besar baik dari Trump maupun Harris, ditambah pelonggaran lebih lanjut dari The Fed, juga bisa mendukung harga emas.
Ini karena belanja pemerintah yang lebih tinggi dapat memicu inflasi yang lebih besar, yang pada gilirannya menekan nilai dolar AS dan meningkatkan imbal hasil obligasi jangka panjang, sehingga mendukung kenaikan emas.
Fenomena ini serupa dengan argumen para pendukung kripto untuk Bitcoin, yang kerap dijuluki sebagai emas digital.
Namun, yang menarik dari kenaikan harga emas saat ini adalah bahwa hal itu terjadi meskipun dolar AS sedang menguat dan imbal hasil obligasi jangka panjang meningkat, meskipun The Fed baru-baru ini menurunkan suku bunga secara signifikan.
"Jika tren kenaikan imbal hasil dan dolar berlanjut, prospek emas mungkin melemah dalam jangka pendek," ujar Razaqzada.
Meskipun, dia mengakui, "belum ada tanda-tanda yang menunjukkan hal tersebut."
Analis di 22V Research Jeff Jacobson menyatakan, fakta emas terus meningkat meskipun imbal hasil dan dolar naik adalah sangat bullish dan mengesankan.
Ia menjelaskan, perusahaannya tetap sangat optimis terhadap emas.
"Emas masih memiliki ruang yang cukup besar untuk melanjutkan kenaikan," tuturnya.
Namun, ada risiko bahwa para investor emas mungkin mulai terlalu bersemangat.
Analis Senior di SentimenTrader Jay Kaeppel memperingatkan, meski tren emas masih menunjukkan banyak sinyal positif, ada potensi emas mengalami lonjakan harga yang tak terkendali seperti di akhir 1970-an dan awal 1980-an, yang bisa menjadi gelembung yang akhirnya pecah.
Setidaknya, menurut Kaeppel, “ada potensi tinggi untuk koreksi yang signifikan dalam beberapa pekan atau bulan mendatang.”
Pendiri Bensignor Investment Strategies Rick Bensignor sepakat, dan dalam sebuah buletin pekan ini ia menyatakan telah menjual sekitar setengah dari posisi emasnya pada harga USD2.700 per ons, sembari memperingatkan investor untuk tidak terjebak dalam euforia media untuk membeli emas saat ini. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.