Note

Harga Emas Pekan Ini: Sempat Sentuh Rekor sebelum Terkoreksi

· Views 40
Harga Emas Pekan Ini: Sempat Sentuh Rekor sebelum Terkoreksi
Harga Emas Pekan Ini: Sempat Sentuh Rekor sebelum Terkoreksi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Harga emas dunia terkoreksi tipis selama pekan ini, setelah sempat menorehkan rekor tertinggi (all-time high/ATH) baru.

Harga emas spot (XAU/USD) turun 0,27 persen ke USD2.736,45 per troy ons pada Jumat (1/11/2024), meskipun dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil (yield) Treasury naik setelah pemulihan dari penurunan awal.

Baca Juga:
Harga Emas Pekan Ini: Sempat Sentuh Rekor sebelum Terkoreksi Harga Emas Antam (ANTM) Hari Ini Anjlok Rp8.000, Jadi Segini

Ini menyusul laporan dari Amerika Serikat yang menunjukkan penurunan signifikan dalam perekrutan pada Oktober akibat badai dan pemogokan.

Dalam sepekan, harga emas melemah tipis 0,39 persen, setelah menyentuh rekor penutupan tertinggi di angka USD2.787,47 per troy ons pada penutupan Rabu (30/10).

Baca Juga:
Harga Emas Pekan Ini: Sempat Sentuh Rekor sebelum Terkoreksi Stabilitas Penjualan Terjaga, Semen Baturaja (SMBR) Raup Pendapatan hingga Rp1,4 Triliun

Sementara, selama sebulan, logam mulia tersebut meningkat 2,92 persen dan sepanjang 2024 (YtD) melonjak 32,65 persen.

Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan, negara tersebut hanya menambah 12.000 pekerjaan baru pada Oktober, turun dari revisi 254.000 pekerjaan baru bulan sebelumnya dan jauh di bawah ekspektasi kenaikan sebesar 110.000 posisi, menurut Marketwatch.

Baca Juga:
Harga Emas Pekan Ini: Sempat Sentuh Rekor sebelum Terkoreksi Wakili Indonesia, IIF Jajaki Peluang Kerja Sama Investasi dengan Kanada

Lembaga ini menyebutkan bahwa perekrutan terganggu oleh pemogokan di sektor manufaktur serta dampak badai Helene dan Milton di negara-negara bagian tenggara.

Menurut MT Newswires, Jumat (1/11), data yang lebih lemah dari perkiraan ini merupakan rilis ekonomi utama terakhir sebelum komite kebijakan Federal Reserve (The Fed) AS mengumumkan keputusan suku bunganya pada 7 November mendatang.

Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) secara umum diperkirakan akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin, setelah pemangkasan 50 poin pada pertemuan sebelumnya.

Namun, data yang lemah ini dapat menambah tekanan pada komite bank sentral AS tersebut untuk pemangkasan yang lebih besar.

Indeks dolar AS naik 0,23 poin ke 104,21 setelah sempat mencapai 103,68 menyusul data pekerjaan tersebut.

Yield Treasury juga mengalami kenaikan setelah sempat melemah akibat laporan pekerjaan ini. Yield pada obligasi dua tahun AS terakhir terlihat menguat 2,1 basis poin ke 4,21 persen, sedangkan obligasi 10 tahun menawarkan yield 4,354 persen, terapresiasi 6,4 poin.

Chief Market Analyst di FxPro Alex Kuptsikevich menyatakan dalam sebuah catatan, indikator momentum emas sudah berada di wilayah overbought.

“Dalam basis mingguan, indeks RSI telah melampaui angka 80. Ini baru keenam kalinya dalam lima belas tahun terakhir. Koreksi selalu mengikuti, dengan koreksi terkecil sebesar 5 persen pada April tahun ini. Pada kesempatan lain, penurunan berkisar antara 8 persen hingga 20 persen,” ujarnya.

Namun, ia menambahkan, ada satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam harga emas.

“Sinyal koreksi muncul ketika aset kembali dari wilayah overbought; sebelum titik ini, melawan tren akan sulit karena perubahan harga dapat sangat berfluktuasi akibat margin calls posisi short,” katanya.

Beberapa analis mencatat, sejak musim panas, koreksi emas relatif dangkal. Penurunan harga emas awal bulan ini mencapai USD80 sebelum pembelian baru memicu lonjakan hingga USD2.800.

Meski risiko di pasar meningkat, Senior Market Analyst di Trade Nation David Morrison menyatakan, pasar emas mungkin belum siap untuk koreksi.

“Emas memang sudah lama menunggu koreksi, atau setidaknya periode konsolidasi yang cukup panjang. Emas telah naik 40 persen sejak pertengahan Februari, dari USD1.990 menjadi USD2.790, secara cukup langsung,” ujarnya.

“Pada level saat ini, emas belum se-overbought seperti pada bulan April. Jadi masih ada kemungkinan kenaikan sebelum mencapai ‘waktu keputusan’.”

Beberapa analis mengatakan, mereka tidak mengharapkan koreksi signifikan hingga harga emas mencapai USD3.000 per troy ons, yang merupakan level psikologis penting dan mendekati rekor tertinggi disesuaikan inflasi.

Meski emas diperkirakan mengalami volatilitas jangka pendek, banyak analis yang tetap melihat penurunan harga sebagai peluang beli.

Analis mencatat, pasar bullish emas tetap kuat didukung oleh fundamental yang kuat, sementara ketidakpastian geopolitik tetap tinggi.

Di saat yang sama, banyak analis tetap optimis pada emas di tengah siklus pelonggaran baru yang dilakukan The Fed. (Aldo Fernando)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.