Note

Harga Minyak dalam Bayang-Bayang Konflik Timur Tengah

· Views 18
Harga Minyak dalam Bayang-Bayang Konflik Timur Tengah
Harga Minyak dalam Bayang-Bayang Konflik Timur Tengah. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak mentah ditutup menguat pada Jumat (1/11/2024) pekan lalu setelah adanya laporan Iran berencana melancarkan serangan lebih lanjut terhadap Israel dengan menggunakan milisi Irak.

Hal tersebut memicu kekhawatiran akan meluasnya perang di Timur Tengah.

Baca Juga:
Harga Minyak dalam Bayang-Bayang Konflik Timur Tengah Pemerintah Kaji Sejumlah Opsi Skema Penyaluran BBM Subsidi

Pada Jumat (1/11) lalu, kontrak berjangka (futures) minyak mentah WTI untuk pengiriman Desember ditutup naik USD0,23 menjadi USD69,49 per barel setelah sebelumnya mencapai USD71,45 per barel.

Setali tiga uang, Brent untuk pengiriman Desember, patokan global, terapresiasi USD0,31 menjadi USD73,12 per barel.

Baca Juga:
Harga Minyak dalam Bayang-Bayang Konflik Timur Tengah Total Aset Dana Pensiun Tembus Rp1.500 Triliun per September 2024, Naik 10,1 Persen

Namun, dalam sepekan lalu, kedua kontrak acuan tersebut melemah lebih dari 1 persen, sedangkan dalam sebulan minus hampir 2 persen.

Bagaimana nasib kedua kontrak acuan tersebut pekan ini?

Baca Juga:
Harga Minyak dalam Bayang-Bayang Konflik Timur Tengah Anindya Bakrie Sebut 3 Prinsip Pemerintah Selamatkan Sritex (SRIL)

Secara teknikal, dalam chart harian, Brent berada dia area support, dengan area resistance terdekat berada di level Fibonacci 38,2 persen, yakni di USD75,81.

Sementara, WTI berpeluang menjajal resistance di level 71,4, yang merupakan angka Fibonacci 50 persen. Level support WTI berada di 69.

Sebelumnya, situs berita Axios pada Kamis melaporkan, Iran sedang bersiap menyerang Israel menggunakan drone dan rudal yang diluncurkan dari Irak, mengutip dua sumber anonim dari Israel.

Laporan tersebut mengindikasikan, pertempuran antara Iran dan Israel kembali memanas, meskipun harga minyak sempat anjlok tajam pada Senin setelah Israel melancarkan serangan terbatas terhadap situs militer dan industri Iran sebagai balasan atas serangan rudal Iran pada 1 Oktober.

Sebagai anggota penting OPEC, Iran memproduksi sekitar 4 juta barel per hari (bpd) pada 2023 dan diperkirakan akan mengekspor sekitar 1,5 juta bpd pada 2024.

"Jika Anda seorang trader, Anda akan merasa tegang sepanjang akhir pekan, berharap tidak ada kejadian yang merugikan posisi Anda," kata asisten profesor keuangan energi di Texas Christian University, Tom Seng.

Namun, meskipun Iran menyerang Israel, hal itu tidak akan memengaruhi pasokan minyak.

“Minyak mentah ini tidak akan naik kecuali Israel mengubah kebijakan dan menyerang infrastruktur minyak yang memengaruhi kemampuan ekspor Iran,” ujarnya.

Sementara, Saxo Bank mencatat, dikutip MT Newswires, Jumat (1/11), "Minyak mentah mendapat dukungan dari data ekonomi AS yang kuat, stimulus dari China, dan ancaman serangan balasan segera dari Iran terhadap Israel."

Penurunan tak terduga dalam inventaris minyak AS pekan lalu juga memberikan dukungan, ditambah laporan, OPEC+ sedang mempertimbangkan kembali rencana untuk menambah 180.000 barel minyak per bulan selama satu tahun mulai Desember.

Data pekerjaan AS yang lemah yang dirilis pada Jumat oleh Biro Statistik Tenaga Kerja belum terlihat memengaruhi perdagangan.

Menurut Marketwatch, Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan negara tersebut hanya menambah 12.000 pekerjaan baru bulan lalu, turun dari revisi 254.000 pekerjaan pada September dan jauh di bawah perkiraan konsensus untuk kenaikan sebesar 110.000 pekerjaan.

Bisa dibilang, tak lama setelah OPEC+ melemahkan sentimen pasar dengan mengisyaratkan kemungkinan perpanjangan pemotongan produksi hingga 2025, Iran kembali menjadi sorotan utama di pasar.

Setelah sebelumnya meremehkan serangan balasan Israel, pasar minyak kini memperkirakan kemungkinan serangan Iran terhadap Israel dengan menggunakan sejumlah besar drone dari wilayah Irak.

Kenaikan harga minyak karena premi risiko geopolitik telah mengangkat harga Brent berjangka ICE kembali ke kisaran USD74-75 per barel, menjelang pekan yang penuh ketegangan saat AS bersiap memilih presidennya. (Aldo Fernando)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.