Prospek Emiten Batu Bara di Tengah Risiko Geopolitik, Saham Ini Jadi Favorit
IDXChannel - Harga batu bara diperkirakan bergerak lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya, seiring ketegangan geopolitik yang terus berlangsung di Timur Tengah dan Eropa Timur.
Riset CGS International Sekuritas Indonesia (CGSI) memperkirakan harga batu bara akan bertahan di level tinggi, meski masih dalam tren penurunan.
CGSI menaikkan asumsi harga batu bara menjadi USD135 per ton untuk tahun fiskal 2024 (FY24F) dan USD110 per ton untuk FY25F, naik masing-masing 35 persen dan 47 persen dari estimasi sebelumnya.
Meski ketergantungan Uni Eropa pada gas Rusia menurun, gas Rusia masih menyumbang sekitar 18 persen dari impor gas di kawasan tersebut, menurut data Komisi Eropa.
Ketegangan geopolitik juga meningkatkan korelasi harga antara gas dan batu bara, di mana spread harga yang tinggi memperlihatkan tren ini.
Namun, CGSI menilai, faktor non-geopolitik tetap menjadi risiko, di tengah tren penurunan laba bersih.
Produksi batu bara domestik China yang pulih setelah masalah keamanan di paruh pertama 2024 (1H24) berpotensi mengurangi permintaan impor batu bara.
Di sisi lain, produksi batu bara Indonesia diperkirakan tetap tinggi, melampaui 900 juta ton per tahun untuk FY24F-FY26F, lebih besar dari capaian tertinggi pada 2023 yang mencapai 770 juta ton.
Hal ini membuat CGSI memperkirakan penurunan harga batu bara sebesar 19 persen yoy di FY25F dan penurunan laba bersih sektor tersebut sebesar 18 persen yoy.
Dengan valuasi saat ini, CGSI memperbarui rekomendasinya untuk sektor batu bara dari underweight menjadi netral.
CGSI mengungkapkan, emiten batu bara di bawah cakupannya masih menawarkan dividend yield (imbal hasil) untuk proyeksi tahun fiskal 2025 (FY25F) yang menarik di kisaran 7-10 persen, mendekati rata-rata historis sebesar 4-13 persen.
Terdapat potensi tambahan yield dividen 4,4-9,6 poin persentase, didukung oleh kuatnya arus kas bebas (FCF) dan rasio kas terhadap kapitalisasi pasar yang mencapai 16-53 persen.
Dalam preferensi saham, CGSI memilih UNTR sebagai pilihan utama (top pick) berkat arus kas yang kuat dari segmen alat berat dan kontrak tambangnya yang menjamin stabilitas dividen.
Posisi kedua ditempati oleh ITMG dengan yield dividen tertinggi meskipun laba fluktuatif, diikuti oleh ADRO yang diperkirakan mendapat manfaat dari rencana pelepasan (spin-off) anak usaha, PT Adaro Andalan Indonesia (AAI).
Sebaliknya, CGSI memberikan rekomendasi 'reduce' (pemangkasan posisi) pada ADMR (karena prospek batu bara kokas yang negatif) dan PTBA (karena ekspektasi perubahan regulasi yang dipandang terlalu optimistis).
CGSI menambahkan, eskalasi konflik geopolitik dan gangguan pasokan gas global dapat menjadi katalis positif bagi harga batu bara dan gas.
Sementara itu, risiko negatif berasal dari de-eskalasi konflik, pertumbuhan energi terbarukan, serta memburuknya kondisi kelebihan pasokan (oversupply). (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.