Harga Minyak Dunia Pulih Setelah The Fed Potong Suku Bunga
IDXChannel - Harga minyak mentah rebound pada perdagangan Kamis (7/11/2024), seiring pasar menilai dampak kemenangan Donald Trump di pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS).
Selain itu, penguatan harga minyak terjadi usai keputusan penurunan suku bunga Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) di tengah penurunan penguatan dolar pasca-pemilihan umum (pemilu) di Negeri Paman Sam.
Menurut data pasar, kontrak berjangka (futures) minyak jenis Brent naik 0,55 persen ke level USD75,57 per barel dan minyak WTI terapresiasi 0,43 persen ke posisi USD72,17 per barel pada Kamis (7/11).
Sebelumnya, pada Rabu (6/11), kemenangan Trump memicu aksi jual singkat yang menekan harga minyak turun lebih dari USD2, terdorong oleh penguatan dolar AS. Namun, harga minyak kemudian berbalik naik.
Harga minyak mentah berjangka berhasil pulih karena pasar terus memperdebatkan dampak dari kebijakan pemerintahan Trump yang baru.
Mulai dari potensi peningkatan produksi AS, penyelesaian konflik geopolitik yang selama ini menambah premi harga minyak, hingga kemungkinan pengetatan sanksi terhadap produsen seperti Iran dan Venezuela.
The Fed menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Kamis, seperti yang diperkirakan, dengan menyatakan, pasar tenaga kerja AS mengalami pelonggaran seiring inflasi bergerak menuju target 2 persen.
Fed menyebutkan bahwa tekanan harga telah "mengalami kemajuan," berbeda dengan pernyataan sebelumnya yang menyebutkan "kemajuan lebih lanjut."
“The Fed tidak banyak membuat kejutan,” kata Chief Market Strategist di Carson Group, Ryan Detrick, yang berbasis di Omaha, Nebraska.
“Pertanyaan besar sekarang adalah apakah mereka akan memangkas lagi pada Desember? Prediksi terbaik kami adalah mereka akan melakukannya, mengingat inflasi terus menunjukkan perbaikan.”
The Fed tidak memberikan panduan yang signifikan terkait arah kebijakan moneter ke depan, hanya mencatat bahwa ekonomi tetap tumbuh dengan kecepatan yang solid.
"Komite berupaya mencapai tingkat lapangan kerja maksimum dan inflasi 2 persen dalam jangka panjang. Komite menilai risiko terhadap pencapaian sasaran lapangan kerja dan inflasi cukup seimbang," demikian pernyataan The Fed dalam keputusan kebijakan moneter mereka, dikutip dari Kitco, Kamis (7/11).
“Prospek ekonomi masih belum pasti, dan Komite terus memantau risiko di kedua sisi mandat ganda.”
Sementara itu, Badai Rafael yang menghantam Kuba dengan angin Kategori 3 diperkirakan akan melemah sebelum mencapai Pantai Teluk AS, sehingga potensi gangguan produksi minyak—yang diperkirakan mencapai 1,55 juta barel per hari—mungkin terbatas.
Risiko penurunan harga minyak meliputi penguatan dolar AS dan lemahnya permintaan, sedangkan potensi kenaikan dapat muncul dari kemungkinan sanksi yang lebih ketat terhadap Iran dan Venezuela di bawah pemerintahan Trump, serta potensi konflik di Timur Tengah. (Aldo Fernando)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.