Bursa Asia Melemah di Awal Pekan, Pasar Cermati Data China
IDXChannel – Bursa saham Asia terkoreksi di awal pekan, Senin (11/11/2024) pagi, seiring pelaku pasar merespons data dari China dan ringkasan kebijakan moneter bank sentral Jepang.
Berdasarkan data pasar, pukul 09.36 WIB, indeks Nikkei 225 turun 0,39 persen, mengalami fluktuasi setelah ringkasan rapat kebijakan Bank of Japan (BOJ) pada Oktober mengungkap perbedaan pandangan di antara para pembuat kebijakan mengenai waktu kenaikan suku bunga mendatang.
Beberapa anggota mengkhawatirkan ketidakpastian ekonomi global dan meningkatnya volatilitas pasar, khususnya terkait dengan yen.
Meski ada kekhawatiran tersebut, BOJ tetap memperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan menjadi 1 persen pada paruh kedua tahun fiskal 2025.
Soal berita korporat, saham Sony Group di Jepang terapresiasi 6,3 persen setelah melaporkan laba kuartal kedua yang lebih tinggi dari perkiraan, sebagian didorong oleh kinerja kuat dari bisnis gimnya.
Fujikura dan Furukawa Electric juga mencatat kenaikan, masing-masing menguat 7,5 persen dan 13 persen setelah hasil kuartalan yang positif.
Sebaliknya, saham Nissan Motors turun 4,6 persen setelah perusahaan menurunkan proyeksi penjualan tahunan.
Selain Nikkei, saham China dan Hong Kong dibuka melemah pada Senin setelah paket bantuan utang pemerintah daerah dari Beijing dianggap tidak memenuhi ekspektasi investor.
Indeks CSI300 blue-chip China turun hampir 1 persen di pembukaan, sementara Indeks Komposit Shanghai turun 0,6 persen. Indeks Hang Seng di Hong Kong jatuh lebih dari 2 persen.
China meluncurkan paket utang sebesar CNY10 triliun (USD1,4 triliun) setelah penutupan pasar pada Jumat pekan lalu untuk meredakan tekanan pembiayaan pemerintah daerah dan menstabilkan pertumbuhan ekonomi yang lesu. Namun, paket tersebut tidak mencakup stimulus langsung.
Investor tampak kecewa dan khawatir bahwa upaya tersebut mungkin belum cukup untuk mencegah ketegangan baru dalam hubungan dagang China-Amerika Serikat (AS), terutama karena Presiden terpilih AS, Donald Trump, berjanji akan menerapkan tarif 60 persen pada impor barang China ketika ia kembali ke Gedung Putih.
Sementara itu, angka inflasi China untuk Oktober berada di bawah perkiraan, memunculkan kekhawatiran tentang pemulihan ekonomi terbesar kedua di dunia ini.
Tingkat inflasi di China turun menjadi 0,3 persen, lebih rendah dari perkiraan 0,4 persen dan juga lebih rendah dibandingkan 0,4 persen pada September.
Menurut data dari LSEG, inflasi turun untuk bulan kedua berturut-turut dan mencapai level terendah dalam empat bulan terakhir.
Pada Senin, China memulai perayaan Single's Day — setara dengan Black Friday di negara tersebut.
Dalam catatan yang dirilis pada Jumat pekan lalu, Kepala Ekonom ING Asia Robert Carnell menyebutkan, Single's Day akan menunjukkan bagaimana konsumsi di China berkembang. (Aldo Fernando)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.