Note

Pasar IPO di Asia Tenggara Berpotensi Rebound pada 2025

· Views 23
Pasar IPO di Asia Tenggara Berpotensi Rebound pada 2025
Pasar IPO di Asia Tenggara Berpotensi Rebound pada 2025 (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Pasar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di Asia Tenggara pada 2025 mendatang diproyeksi mengalami tren pertumbuhan, seiring dengan penurunan suku bunga yang diharapkan bersamaan dengan pelonggaran inflasi.

Sehingga dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk IPO di tahun-tahun mendatang. Sementara itu, selama 10 bulan pertama di tahun ini, tercatat sebanyak 122 IPO di Asia Tenggara, dengan total dana yang berhasil dihimpun sebesar USD3 miliar. 

Baca Juga:
Pasar IPO di Asia Tenggara Berpotensi Rebound pada 2025 IPO Adaro Andalan (AADI) Bidik Rp4,59 Triliun, Intip Rencana Penggunaan Dananya 

Meskipun jumlah IPO tetap sehat, total modal yang terkumpul merupakan yang terendah dalam sembilan tahun terakhir, dengan penurunan dari USD5,8 miliar yang terkumpul dari 163 IPO pada 2023.

“Penurunan aktivitas IPO sebagian besar disebabkan oleh kurangnya pencatatan saham blockbuster. Pada 2024, hanya satu IPO yang berhasil mengumpulkan dana lebih dari USD500 juta, berbeda dengan empat IPO pada 2023,” kata Accounting & Reporting Assurance Leader, Deloitte Asia Tenggara, Tay Hwee Ling dalam keterangan resminya, Selasa (19/11).

Baca Juga:
Pasar IPO di Asia Tenggara Berpotensi Rebound pada 2025 Rekomendasi Teknikal Adaro Jelang IPO AADI

Hwee Ling menjelaskan, pasar IPO di Asia Tenggara menghadapi tantangan regional yang signifikan pada 2024, termasuk fluktuasi mata uang, perbedaan peraturan di seluruh pasar, dan ketegangan geopolitik, yang memengaruhi perdagangan dan investasi. 

Di samping itu, suku bunga yang tinggi di seluruh negara ASEAN semakin membatasi pinjaman perusahaan, sehingga mengurangi aktivitas IPO karena perusahaan-perusahaan memilih untuk menunda pencatatan saham di bursa. 

Baca Juga:
Pasar IPO di Asia Tenggara Berpotensi Rebound pada 2025 Prospek dan Target Saham Adaro (ADRO) usai Bawa AADI IPO

Selain itu, volatilitas pasar di antara mitra dagang utama berdampak pada kepercayaan investor, sementara persyaratan peraturan yang bervariasi di seluruh negara Asia Tenggara menciptakan kerumitan bagi perusahaan yang ingin mencatatkan sahamnya di bursa saham lintas negara. 

“Perusahaan yang ingin melantai di bursa luar negeri harus mempertimbangkan pasar yang mewakili segmen pertumbuhan inti untuk bisnis mereka, di mana investor dapat lebih memahami dan mengevaluasi model bisnis mereka. Mereka juga harus mempertimbangkan pasar mana yang memiliki keahlian analis sektoral untuk menarik investor di sektor mereka,” ujar Hwee Ling.

Baca Juga:
Pasar IPO di Asia Tenggara Berpotensi Rebound pada 2025 Soal Capaian Target 62 IPO di 2024, Begini Jawaban Bursa

Dari sisi sektoral, sektor konsumer dan sektor energi merupakan dua sektor yang mendominasi, menyumbang 52 persen dari total jumlah IPO dan 64 persen dari total dana IPO yang terkumpul.

Hwee Ling menjelaskan, sektor konsumer di Asia Tenggara sedang mengalami transformasi yang signifikan karena pergeseran perilaku konsumen, yang telah menyebabkan persaingan yang semakin ketat di antara para pemain lokal, regional, dan global. Perubahan ini didorong oleh pertumbuhan PDB di kawasan yang telah menyebabkan perluasan dan kelas menengah yang semakin makmur dengan daya beli yang lebih besar. 

Baca Juga:
Pasar IPO di Asia Tenggara Berpotensi Rebound pada 2025 Mau Serok Saham AADI? Cek Jadwal IPO Adaro Andalan Indonesia

“Seiring dengan meningkatnya tingkat pendapatan, sektor konsumer berada dalam posisi yang lebih baik untuk membuat pilihan yang lebih cerdas, memilih produk premium, dan mencari pengalaman baru,” ujar Hwee Ling.

Sementara itu, sektor energi dan sumber daya, khususnya sektor energi terbarukan, terus menjadi titik fokus bagi Asia Tenggara, di mana setiap negara di kawasan memastikan keamanan energi, kesetaraan, dan kelestarian lingkungan seiring dengan transisi menuju sumber daya yang lebih berkelanjutan sambil menyeimbangkan kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat.

Hwee Ling menyebut, basis konsumen yang kuat di Asia Tenggara, pertumbuhan kelas menengah, dan kepentingan strategis di sektor-sektor seperti real estate, perawatan kesehatan, dan energi terbarukan tetap menarik bagi para investor. 

“Seiring dengan investasi asing langsung yang terus mengalir ke kawasan ini, 2025 siap menjadi tahun aktivitas IPO baru di seluruh Asia Tenggara,” tutur Hwee Ling. 

(kunthi fahmar sandy)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.