Pasardana.id - Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (21/11), IHSG ditutup melemah - 39,42 poin (-0,55%) ke level 7.140,91.
Pelemahan IHSG seiring berlanjutnya net foreign sell dan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS.
Catatan kami, terjadi net foreign sell sebesar Rp1,09 triliun, khususnya pada saham perbankan, seperti: BBRI (NFS; -Rp524,4 miliar), BBCA (NFS; -Rp378 miliar), & BBNI (NFS; - Rp66,8 miliar).
Kemudian, nilai tukar Rupiah melemah 0,53% terhadap dollar AS menjadi Rp15.942 (JISDOR).
Di sisi lain, BI merilis data Neraca Pembayaran Indonesia Q3-2024 tercatat surplus sebesar USD 5,9 miliar dari sebelumnya defisit USD 600 juta.
Sementara itu, Wall Street tadi malam ditutup menguat, tercermin dari DJIA (+1,06%), S&P 500 (+0,53%), & Nasdaq (+0,04%).
Investor beralih ke saham-saham siklis yang diperkirakan akan mendapat manfaat dari penguatan ekonomi, sedangkan disisi lain menjauhi saham-saham teknologi.
Salesforce dan Snowflake memberikan dorongan signifikan terhadap DJIA dengan masing-masing menguat +3,4% dan +32,7%.
Nvidia juga mengalami kenaikan +0,5% setelah melaporkan pendapatan yang kuat dan panduan yang optimis.
Namun, perusahaan ini menghadapi kendala rantai pasokan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan pendapatan hingga tahun 2026.
Di sisi lain, Alphabet mengalami penurunan -4,5% akibat tekanan antimonopoli dari Departemen Kehakiman, sehingga menyeret saham-saham Big Tech lainnya seperti Amazon (-2,2%) dan Meta (-0,4%).
“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung mixed. Investor hari ini akan mencermati rilis data Perkembangan Uang Beredar Indonesia (Okt-24),” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Jumat (22/11).
Hot
No comment on record. Start new comment.