Note

Harga Minyak Melemah di Tengah Penguatan Dolar AS dan Meredanya Risiko Geopolitik

· Views 13
Harga Minyak Melemah di Tengah Penguatan Dolar AS dan Meredanya Risiko Geopolitik
Harga Minyak Melemah di Tengah Penguatan Dolar AS dan Meredanya Risiko Geopolitik. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak mentah turun pada Selasa (26/11/2024) karena perhatian pasar beralih ke pertemuan OPEC+ akhir pekan ini dan dampak ancaman tarif dari presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Selain itu pelemahan harga minyak juga turut tertekan oleh meredanya risiko geopolitik serta penguatan dolar AS.

Baca Juga:
Harga Minyak Melemah di Tengah Penguatan Dolar AS dan Meredanya Risiko Geopolitik Simak Harga BBM Pertamina di Libur Pilkada, Pertamax Rp12.100 per Liter

Kontrak berjangka (futures) inyak mentah WTI untuk pengiriman Januari ditutup melemah USD0,17 menjadi USD68,77 per barel. Sementara itu, Brent untuk kontrak Januari, yang menjadi acuan global, terakhir turun USD0,31 ke USD72,70 per barel.

Penurunan ini melanjutkan koreksi 3 persen pada Senin (25/11) setelah laporan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Lebanon, yang telah disetujui kabinet Israel pada Selasa (26/11).

Baca Juga:
Harga Minyak Melemah di Tengah Penguatan Dolar AS dan Meredanya Risiko Geopolitik Indonesia dan Korea Selatan Sepakat Genjot Perdagangan Lewat IK-CEPA

Meredanya risiko geopolitik mengalihkan fokus pasar pada lemahnya permintaan dari China dan meningkatnya pasokan global.

OPEC+ dijadwalkan menggelar pertemuan virtual pada Minggu untuk membahas rencana mengakhiri pemangkasan produksi sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari, dengan penambahan pasokan bulanan sebesar 180 ribu barel per hari mulai Januari.

Baca Juga:
Harga Minyak Melemah di Tengah Penguatan Dolar AS dan Meredanya Risiko Geopolitik Harga Emas Naik di Tengah Wacana Tarif Tinggi Trump untuk Kanada dan Meksiko

Namun, rencana ini telah tiga kali ditunda, dan pertemuan 1 Desember nanti berpotensi kembali menunda pengembalian produksi mengingat harga minyak yang masih bergerak terbatas.

Presiden terpilih Donald Trump menyatakan akan memberlakukan tarif 25 persen pada impor dari Meksiko dan Kanada—pemasok minyak terbesar ke AS—serta tarif tambahan 10 persen pada impor dari China setelah menjabat.

Kanada memasok sekitar 3,8 juta barel per hari ke kilang AS, sementara ekspor Meksiko terakhir dilaporkan sebesar 406 ribu barel per hari.

Namun, Trump belum memberikan rincian apakah ancaman tarif ini juga akan mencakup minyak mentah.

“Harga minyak mentah masih terjebak di level support utama karena pelaku pasar menilai dampak potensi gencatan senjata Israel-Hizbullah, pengaruh tarif Trump terhadap pertumbuhan, dan kelebihan pasokan OPEC+ di tengah permintaan yang lesu,” kata Saxo Bank, dikutip MT Newswires, Selasa (26/11).

Konsultan dan perusahaan riset pasar Ritterbusch dalam laporannya mencatat, “Hilangnya premi risiko geopolitik juga turut berperan, dengan situasi ‘tidak ada berita adalah berita buruk’ yang tampaknya masih berlaku saat ini.”

Selain itu, kata Ritterbusch, ekspektasi yang meningkat terhadap gencatan senjata di Timur Tengah menekan pasar.

“Sementara minimnya berita besar terkait konflik Rusia-Ukraina mengurangi minat spekulatif,” ujarnya, dikutip Dow Jones Newswires, Selasa (26/11). (Aldo Fernando)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.