Note

Geliat Saham Milik Happy Hapsoro: SINI, MINA, hingga RAJA

· Views 8
Geliat Saham Milik Happy Hapsoro: SINI, MINA, hingga RAJA
Geliat Saham Milik Happy Hapsoro: SINI, MINA, hingga RAJA. (Foto: Hapsoro)

IDXChannel – Sejumlah saham milik pengusaha Hapsoro Sukmonohadi alias Happy Hapsoro menguat belakangan ini, seiring ditopang sejumlah katalis dan rumor yang beredar di pasar.

Saham PT Singaraja Putra Tbk (SINI), misalnya, menguat 8,70 persen ke level Rp5.000 per saham, dengan nilai transaksi Rp2,7 miliar pada Selasa (26/11/2024).

Baca Juga:
Geliat Saham Milik Happy Hapsoro: SINI, MINA, hingga RAJA Harga Tembaga Turun seiring Penguatan Dolar AS usai Wacana Tarif Trump

Dalam sepekan, saham SINI meningkat 13,38 persen.

Investor mengoleksi saham SINI kendati emiten ini masuk ke dalam papan pemantauan khusus lantaran mendapatkan notasi 5, yang berarti memiliki ekuitas negatif pada laporan Keuangan terakhir.

Baca Juga:
Geliat Saham Milik Happy Hapsoro: SINI, MINA, hingga RAJA Bursa Asia Melemah saat Wall Street Kompak Menguat

SINI mengalami defisiensi modal sebesar Rp645,9 miliar per 30 September 2024.

Sebagai informasi, Hapsoro dan kolega mengakuisisi SINI pada November 2022.

Baca Juga:
Geliat Saham Milik Happy Hapsoro: SINI, MINA, hingga RAJA Yulisar Khiat Borong Saham Hermina (HEAL) Rp17,7 Miliar

Kabar teranyar, pada 12 November 2024, SINI mengumumkan pendirian anak usaha baru secara tidak langsung melalui PT Pasir Bara Prima.

PT Pasir Bara Prima, anak usaha SINI, telah mendirikan anak perusahaan baru bernama PT Lintas Kelola Berlaba (PT LKB).

Pendirian LKB menggunakan modal ditempatkan dan disetor penuh senilai Rp5 miliar yang terdiri atas Petrosea Infrastruktur Nusantara sebesar Rp2,55 miliar (51 persen) dan PT Pasir Bara Prima Rp2,45 miliar (49 persen).

Petrosea Infrastruktur Nusantara adalah anak usaha PT Petrosea Tbk (PTRO), perusahaan kongsi Hapsoro dan taipan Prajogo Pangestu.

Hal ini dinyatakan dalam Akta Pendirian Perseroan Terbatas Nomor 02 tanggal 11 November 2024, yang dibuat di hadapan Marliansyah, SH, Notaris di Kota Administrasi Jakarta Selatan.

PT LKB telah mendapatkan pengesahan pendirian dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan Nomor AHU 0089858.AH.01.01.TAHUN 2024 tanggal 12 November 2024.

PT LKB didirikan untuk menunjang kegiatan pertambangan.

Manajemen menjelaskan, pendirian ini memberikan dampak positif bagi Perseroan karena PT LKB akan mendukung kegiatan usaha, memperluas jaringan bisnis, dan menjadi bagian dari rencana strategis pengembangan usaha Perseroan.

 Saham Hapsoro lainnya, PT Red Planet Indonesia Tbk (PSKT) juga naik, yakni 8,00 persen, kendati nilai transaksi minim, hanya Rp206,3 juta.

Saham PSKT saat ini diperdagangkan di bawah level gocap (Rp50 per saham), tepatnya Rp27 per saham dan juga masuk papan pemantauan.

Demikian pula saham PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) yang terkerek 3,45 persen dan PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) yang terapresiasi 7,41 persen pada Selasa (26/11). Transaksi kedua saham ini juga sangat kecil, di bawah Rp20 juta.

Khusus MINA, kini kepemilikan Hapsoro di saham tersebut sudah menembus 50 persen dan menjadi pengendali baru MINA, berdasarkan keterbukaan informasi BEI pada 21 November 2024.

Hal tersebut setelah Hapsoro setelah melakukan pembelian saham secara signifikan pada 20 November 2024.

Dalam transaksi tersebut, Hapsoro mengakuisisi 243.750.000 saham atau setara dengan 3,71 persen dari seluruh saham MINA yang diterbitkan. Pembelian ini dilakukan melalui pasar reguler dengan total nilai Rp5,6 miliar, setara dengan Rp23 per saham.

Dengan pembelian ini, Hapsoro kini menguasai lebih dari 50 persen saham MINA secara tidak langsung, sesuai dengan ketentuan Pasal 1 angka 4 POJK No. 9/2018 tentang Definisi Pengendali.

Aturan tersebut menetapkan, seorang pengendali memiliki saham perusahaan terbuka lebih dari 50 persen atau memiliki kemampuan menentukan kebijakan perusahaan secara langsung maupun tidak langsung.

Langkah strategis ini mengukuhkan posisi Hapsoro dalam struktur kepemilikan MINA, sekaligus mempertegas pengaruhnya dalam pengelolaan perusahaan tersebut.

Menurut data perusahaan, per 22 November 2024, kini Hapsoro menggenggam 5,73 persen saham MINA secara langsung dan sebesar 45,71 persen secara tidak langsung melalui kendaraan investasinya PT Basis Utama Prima.

Sementara, Komisaris MINA Edy Suwarno menguasai 5,5 persen saham perseroan.

Agenda Anak RAJA?

Saham PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) besutan Hapsoro juga tengah dalam momentum positif, turut didorong oleh rumor melantainya anak usaha perseroan.

Saham RAJA menguat 34,29 persen dalam sebulan dan melesat 52,79 persen sejak awal 2024 (YtD).

Mengutip analis Algo Research, pada Senin (18/11/2024) lalu, RAJA dikabarkan berencana menggelar initial public offering (IPO) anak usaha pada akhir 2024 atau awal 2025.

Rumor tersebut juga diwartakan Kontan, Rabu (20/11/2024), yang menyebut, emiten milik Hapsoro Sukmonohadi alias Happy Hapsoro tersebut akan membawa anak usahanya, PT Raharja Energi Cepu, untuk melantai di BEI, dengan target dana IPO yang disebut-sebut di atas Rp1 triliun.

Namun, belum ada keterangan resmi dari manajemen RAJA mengenai kabar pasar di muka.

Kongsi dengan Prajogo

Di sisi lain, Algo Research mengamati, potensi kerja sama antara taipan Prajogo Pangestu dari Barito Group dan Hapsoro di RAJA semakin mencuat, mengikuti pola sinergi serupa di PTRO.

Hapsoro, yang menguasai saham RAJA baik langsung maupun melalui afiliasi, sebelumnya menjual sebagian saham PTRO ke Prajogo melalui PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), meski masih mempertahankan 34 persen kepemilikan via PT Caraka Reksa Optima.

Langkah strategis Barito Group, seperti akuisisi mayoritas saham Shell Energy Chemicals Park (SECP) melalui TPIA, mempertegas ekspansi ke sektor minyak, gas, dan petrokimia. Sinergi dengan RAJA dinilai sejalan dengan model bisnis terintegrasi perusahaan tersebut.

Algo Research menambahkan, RAJA menargetkan akuisisi aset minyak dan gas baru, mengembangkan fasilitas LNG dan petrokimia pada 2028, serta bisnis energi surya pada 2030.

Dalam waktu dekat, proyek blue ammonia senilai USD800-900 juta direncanakan dimulai pada 2025, dengan kontribusi pendapatan signifikan pada 2028.

Untuk mendukung investasi total USD950-1.100 juta ke depan, kata Algo, RAJA dinilai strategis melakukan penambahan modal via rights issue atau mencari mitra, seperti Barito Group, untuk memperkuat sinergi dan pendanaan. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.