Note

Bursa Asia Melemah saat Wall Street Kompak Menguat

· Views 11
Bursa Asia Melemah saat Wall Street Kompak Menguat
Bursa Asia Melemah saat Wall Street Kompak Menguat. (Foto: Reuters)

IDXChannel – Bursa saham Asia terkoreksi pada perdagangan Rabu (27/11/2024), tidak begitu terpengaruh penguatan di bursa Wall Street Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data pasar, pukul 09.23 WIB, Indeks Nikkei 225 melemah 0,67 persen ke bawah level 38.300, sementara indeks Topix yang lebih luas turun 0,82 persen ke 2.667 pada Rabu, melanjutkan penurunan dari sesi sebelumnya.

Baca Juga:
Bursa Asia Melemah saat Wall Street Kompak Menguat SGER Raih Kontrak Jual Beli Batu Bara di Filipina Rp174 Miliar

Yen yang terus menguat memicu spekulasi bahwa Bank of Japan (BOJ) mungkin akan kembali menaikkan suku bunga bulan depan.

Mengutip Trading Economics, Rabu (27/11), penguatan yen menekan prospek keuntungan bagi industri Jepang yang berorientasi ekspor dan membuat aset Jepang lebih mahal bagi investor asing.

Baca Juga:
Bursa Asia Melemah saat Wall Street Kompak Menguat Deretan BPD yang Masuk KUB Bank Jatim (BJTM), Ini Kinerjanya

Pelaku pasar juga menanti data inflasi terbaru di Tokyo, yang dianggap sebagai indikator awal tren harga secara nasional.

Saham-saham di sektor otomotif dan konsumen yang bergantung pada ekspor memimpin pelemahan, dengan penurunan signifikan pada Toyota Motor (-3,1 persen), Honda Motor (-2,4 persen), Nissan Motor (-4,9 persen), dan Fast Retailing (-0,9 persen).

Baca Juga:
Bursa Asia Melemah saat Wall Street Kompak Menguat Yulisar Khiat Borong Saham Hermina (HEAL) Rp17,7 Miliar

Saham teknologi besar juga ikut tertekan, termasuk Advantest (-1,3 persen) dan Tokyo Electron (-1,7 persen).

Indeks Shanghai Composite terdepresiasi 0,56 persen dan Hang Seng Hong Kong merosot 0,06 persen.

Di China, data menunjukkan laba industri turun 10 persen pada Oktober dibandingkan tahun lalu, menandakan langkah-langkah stimulus dari Beijing belum berhasil membalikkan penurunan pendapatan perusahaan.

Indeks KOSPI Korea Selatan juga terkoreksi 0,03 persen.

Berbeda, ASX 200 Australia menguat 0,59 persen dan Straits Times Index Singapura naik 0,08 persen.

Wall Street Menghijau

Sementara itu, di Wall Street, indeks saham AS, termasuk S&P 500 dan Nasdaq, naik pada Selasa, didorong rebound di sektor teknologi.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 123,74 poin atau 0,28 persen menjadi 44.860,31. S&P 500 menguat 34,26 poin atau 0,57 persen ke 6.021,63, sementara Nasdaq Composite bertambah 119,46 poin atau 0,63 persen ke 19.174,30.

Investor juga mencerna janji tarif dari presiden terpilih AS Donald Trump terhadap mitra dagang utama AS serta risalah pertemuan terbaru Federal Reserve (The Fed).

Futures suku bunga jangka pendek AS mengurangi kerugian awal setelah risalah rapat Fed menunjukkan perbedaan pendapat di antara pejabat terkait seberapa jauh mereka perlu memangkas suku bunga.

Risalah pertemuan 6-7 November itu juga menyebutkan, saat ini Fed enggan memberikan panduan konkret tentang arah kebijakan moneter AS dalam waktu dekat.

"Risalah ini tidak mengubah pandangan saya bahwa suku bunga kebijakan akan diturunkan pekan depan dan akan terus dilakukan sepanjang tahun kalender mendatang," ujar Managing Partner di Harris Financial Group Jamie Cox.

Namun, beberapa analis lebih berhati-hati. Kepala Ekonom Amerika Utara di Capital Economics, Paul Ashworth, mengatakan, dirinya masih memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin.

Akan tetapi, ia mengingatkan bahwa keputusan tersebut bergantung pada data, sehingga data ketenagakerjaan dan inflasi November akan sangat penting.

Dalam perkembangan terkini, Trump menyatakan akan memberlakukan tarif 25 persen bersyarat pada impor dari Kanada dan Meksiko yang dianggap melanggar kesepakatan perdagangan bebas yang ia negosiasikan di masa jabatan sebelumnya.

Trump juga mengumumkan tambahan tarif 10 persen di luar tarif yang sudah ada untuk impor dari China, yang meningkatkan risiko perang dagang.

Produsen otomotif seperti Ford dan General Motors (GM) mengalami tekanan akibat berita ini, karena mereka memiliki rantai pasok yang sangat terintegrasi di Meksiko, AS, dan Kanada. Saham GM anjlok hampir 9 persen.

"Masalahnya adalah beberapa produk akan menjadi lebih mahal, dan itu berarti pendapatan perusahaan yang mungkin memproduksi barang-barang tersebut di luar negeri akan menurun," kata Manajer Portofolio Senior di Dakota Wealth Robert Pavlik.

Di lantai bursa New York Stock Exchange (NYSE), aktivitas perdagangan terus berlangsung di tengah ketidakpastian pasar.

"Saat ini masih banyak tarik-menarik karena investor mencoba memposisikan diri untuk Januari dan setelahnya, tetapi mereka belum benar-benar yakin," tuturnya. (Aldo Fernando)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.