Harga CPO Naik 3 Hari Beruntun, Jaga Momentum Rebound
IDXChannel – Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) kembali menguat pada Rabu (27/11/2024) di tengah ekspektasi penurunan produksi.
Para pelaku pasar memantau pasar minyak nabati yang lebih luas, khususnya minyak kedelai, untuk melihat apakah kesenjangan harga semakin kecil sehingga dapat meningkatkan daya saing minyak sawit secara global.
Menurut data pasar, hingga pukul 14.22 WIB, kontrak berjangka (futures) CPO di Bursa Malaysia Derivatives naik 1,61 persen ke level MYR4.810 per ton.
Dengan ini, harga CPO terapresiasi 3 hari beruntun, mencoba pulih dari tren koreksi setelah sempat menyentuh MYR5.202 per ton pada 11 November 2024.
Kontrak ini melanjutkan pemulihan dari level terendah tiga minggu pekan lalu, didorong oleh aktivitas pembelian di harga rendah.
Mengutip Trading Economics, Rabu (27/11), di India, pembeli terbesar dunia, impor minyak sawit melonjak 60 persen pada Oktober, mencapai level tertinggi tiga bulan, karena produsen memperbarui stok yang berkurang akibat impor rendah sebelumnya dan permintaan selama musim perayaan.
David Ng, seorang pedagang minyak sawit, berpendapat kenaikan harga CPO mengikuti kenaikan harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT).
Dia menambahkan, kenaikan harga minyak mentah dan ekspektasi output yang lebih rendah dalam beberapa pekan mendatang juga mendukung sentimen pasar.
"Kami melihat level support di MYR4.650 per ton dan resistence di MYR4.850 per ton," ujarnya kepada Bernama, Selasa (26/11).
Sementara, Kepala Penelitian Komoditas Sunvin Group berbasis di Mumbai, Anilkumar Bagani, menjelaskan, harga CPO mulai pulih karena pembelian dengan harga murah didorong oleh kenaikan bullish pada minyak kedelai CBOT.
Faktor lain yang mendorong kenaikan harga adalah terkait ancaman Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang berencana mengenakan tarif 25 persen pada produk asal Meksiko dan Kanada.
Namun, data ekspor Malaysia menunjukkan penurunan. Menurut AmSpec Agri Malaysia, ekspor minyak sawit Malaysia pada 1-25 November diperkirakan turun 8,19 persen menjadi 1,16 juta ton.
Intertek Testing Services juga memproyeksikan penurunan sebesar 9,22 persen menjadi 1,20 juta ton dibandingkan periode yang sama di bulan Oktober.
Selain itu, Asosiasi Minyak Sawit Malaysia (MPOA) memperkirakan produksi minyak sawit Malaysia turun 5,19 persen untuk periode 1-20 November.
Namun, momentum kenaikan ini tertahan oleh minimnya insentif pembelian dalam jangka pendek, khususnya menjelang Tahun Baru Imlek di China dan Ramadan.
Pelaku pasar juga berhati-hati menjelang rilis data PMI resmi di China serta laporan bulanan industri yang dijadwalkan awal Desember. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.