Note

Bursa Asia Menguat di Tengah Pelemahan Dolar AS

· Views 14
Bursa Asia Menguat di Tengah Pelemahan Dolar AS
Bursa Asia Menguat di Tengah Pelemahan Dolar AS. (Foto: Reuters)

IDXChannel – Bursa saham Asia menguat pada Kamis (28/11/2024), sementara dolar Amerika Serikat (AS) tertekan setelah data menunjukkan inflasi di Negeri Paman Sam mengalami stagnasi meskipun perekonomian tetap tangguh.

Hal ini memicu ketidakpastian mengenai langkah Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) pada 2025.

Baca Juga:
Bursa Asia Menguat di Tengah Pelemahan Dolar AS IHSG Dibuka Koreksi, Alamtri (ADRO) Pimpin Top Losers

Seiring libur Thanksgiving di AS, aktivitas perdagangan diperkirakan akan sepi hingga akhir pekan, membuat investor cenderung berhati-hati.

Menurut data pasar, Indeks Nikkei Jepang naik 0,54 persen, sedangkan TOPIX Jepang terangkat 0,55 persen.

Baca Juga:
Bursa Asia Menguat di Tengah Pelemahan Dolar AS Dibuka Sehari, Perdagangan Saham CLAY Kembali Disuspensi

Indeks Shanghai Composite juga terkerek 0,14 persen, KOSPI Korea Selatan tumbuh 0,23 persen, ASX 200 Australia terapresiasi 0,72 persen, dan Straits Times Index Singapura menghijau 0,28 persen.

Berbeda, Hang Seng Index Hong Kong turun 1,06 persen.

Baca Juga:
Bursa Asia Menguat di Tengah Pelemahan Dolar AS Saham ADRO ARB 25 Persen, Antrean Jual Jumbo Hampir Rp4 Triliun

Sentimen pasar tetap rapuh karena investor mencermati potensi perang tarif yang dipicu oleh kebijakan Presiden terpilih AS Donald Trump.

Data pada Rabu menunjukkan belanja konsumen AS pada Oktober meningkat sedikit di atas ekspektasi, tetapi upaya menurunkan inflasi ke target 2 persen oleh The Fed tampaknya masih terhambat.

Ketidakberhasilan menekan inflasi ini, ditambah potensi kenaikan tarif impor, dapat mempersempit ruang untuk penurunan suku bunga lebih lanjut tahun depan.

Meskipun pasar masih memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga untuk ketiga kalinya pada Desember, risalah rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) menunjukkan pejabat The Fed terbagi mengenai arah kebijakan ke depan.

"Kami tetap memperkirakan FOMC akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Desember," kata Ekonom Commonwealth Bank of Australia, Kristina Clifton.

Namun, inflasi inti yang tetap tinggi pada November dapat menantang pandangan The Fed bahwa inflasi sedang menuju target.

Menurut data LSEG, trader memprediksi kemungkinan 65 persen untuk penurunan suku bunga pada Desember dan 75 basis poin pelonggaran hingga akhir 2025.

Strategi Macquarie mencatat, prospek inflasi semakin tidak pasti dengan potensi implementasi tarif baru oleh pemerintahan Trump yang dapat mendorong tekanan pada harga barang inti.

Sementara itu, bank sentral Korea Selatan secara mengejutkan memangkas suku bunga acuan untuk kedua kalinya secara berturut-turut karena ekonomi yang melemah dan inflasi lebih rendah dari perkiraan. Setelah keputusan ini, nilai tukar won melemah.

Di pasar mata uang, yen Jepang melemah 0,3 persen ke level 151,615 per USD tetapi tetap mendekati level tertinggi satu bulan yang dicapai sehari sebelumnya.

Yen diperkirakan mencatat kinerja mingguan terkuat sejak awal September di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga oleh Bank of Japan (BOJ) bulan depan. (Aldo Fernando)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.