Note

Empat Saham Bank Besar Lesu di Awal Pekan

· Views 8
Empat Saham Bank Besar Lesu di Awal Pekan
Empat Saham Bank Besar Lesu di Awal Pekan. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Empat saham bank raksasa terkoreksi dalam perdagangan awal pekan, Senin (2/12/2024), seiring melemahnya pasar saham dalam negeri secara umum.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 11.03 WIB, saham bank BUMN PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) terdepresiasi 3,01 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI turun 0,71 persen, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) melemah 0,41 persen,

Baca Juga:
Empat Saham Bank Besar Lesu di Awal Pekan Sentimen IHSG Pekan Ini, PMI China hingga Inflasi RI

Setali tiga uang, bank milik Grup Djarum PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turut terkena tekanan jual, yakni minus 0,75 persen.

Secara umum, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergerus 0,14 persen ke 7.104.

Baca Juga:
Empat Saham Bank Besar Lesu di Awal Pekan Harga Emas Makin Berkilau, Pendapatan Bumi Resources (BRMS) Melesat 231 Persen

Dampak Pemerintahan Baru di AS

Menurut pemaparan para bankir dari bank pelat merah dalam rapat dengan DPR, Rabu (13/11) lalu, pertumbuhan ekonomi dan investasi portofolio Indonesia berpotensi terganggu jika kebijakan presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump memicu perang dagang global.

Baca Juga:
Empat Saham Bank Besar Lesu di Awal Pekan Saham ADRO Akhirnya Rebound, Melesat 9 Persen

Direktur Utama BRI, Sunarso, menyatakan perang dagang AS-China dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 0,2 persen tahun depan, bahkan lebih jika negara lain turut membalas.

"Kita harus berhati-hati jika AS menjadi protektif dan China merespons dengan perang dagang. Dampaknya cukup signifikan bagi kita," ujarnya, dikutip Reuters, 13 November 2024.

BRI sebelumnya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 4,9–5,2 persen pada 2025, tetapi angka ini bisa turun menjadi 4,6–4,9 persen jika perang dagang meluas.

Sementara, Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, menambahkan, perang dagang dapat memengaruhi harga komoditas global, yang sangat bergantung pada permintaan China.

Sebagai eksportir besar minyak kelapa sawit, batu bara, nikel, timah, dan karet, Indonesia berisiko terkena dampak langsung.

Lebih lanjut, Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, menyebut, kebijakan Trump dapat membatasi pelonggaran suku bunga Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed).

"Tekanan likuiditas ini signifikan terhadap rencana ekspansi kami," katanya.

Indonesia biasanya menerima arus modal masuk ketika The Fed melonggarkan kebijakan moneter, karena investor mencari imbal hasil yang lebih tinggi di pasar negara berkembang.

Namun, dalam masa ketidakpastian, investor cenderung mengurangi risiko, sehingga memicu aliran modal keluar dari negara-negara seperti Indonesia.

Prospek Bank Gede

Meskipun dalam jangka pendek saham-saham perbankan utama masih mengalami guncangan, efek kekhawatiran investor, terutama asing, terhadap kebijakan presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump nantinya, emiten tersebut dinilai masih memiliki prospek yang cerah ke depannya.

Laporan kinerja kuartal III-2024 dari sejumlah bank yang dipantau DBS Group Research menunjukkan hasil yang umumnya sesuai ekspektasi.

Menurut riset DBS yang terbit pada 4 November 2024, BBRI sedikit mengungguli perkiraan analis berkat pemulihan kinerja keuangan yang lebih tinggi dari yang diharapkan.

Analis DBS menjelaskan, pertumbuhan laba perbankan di kuartal III-2024 didorong oleh peningkatan penyaluran kredit yang kuat, meski dihadapkan pada tekanan biaya dana (cost of funds/CoF).

Beberapa bank juga berhasil menjaga biaya kredit pada level yang rendah. DBS memperkirakan tren positif ini akan berlanjut pada kuartal IV-2024, seiring dengan proyeksi pertumbuhan kredit yang kuat.

Sementara, analis CGS International menilai, bank-bank besar relatif stabil karena tren kualitas aset membaik sejak titik terendah pada kuartal II-2024.

Saat ini, kata analis CGS International, bank-bank besar menikmati pertumbuhan kredit yang kuat dan/atau Net Interest Margin (NIM) yang tetap tangguh meskipun ada penurunan suku bunga oleh bank sentral.

Dengan demikian, laba bank utama diperkirakan tetap stabil pada kuartal IV-2024. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.