Note

Empat Saham Bank Raksasa Kompak Rebound, BMRI Naik 3 Persen

· Views 9
Empat Saham Bank Raksasa Kompak Rebound, BMRI Naik 3 Persen
Empat Saham Bank Raksasa Kompak Rebound, BMRI Naik 3 Persen. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Empat saham bank raksasa serentak rebound pada Selasa (3/12/2024), pulih dari koreksi sehari sebelumnya.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.55 WIB, saham bank BUMN PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) meningkat 3,75 persen, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) tumbuh 1,70 persen, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) terapresiasi 1,44 persen.

Baca Juga:
Empat Saham Bank Raksasa Kompak Rebound, BMRI Naik 3 Persen Harga Emas Antam (ANTM) Naik Lagi, Satu Gram Dijual Rp1.514.000

Tidak ketinggalan, saham bank milik Grup Djarum PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mendaki 2,05 persen.

Saham-saham tersebut terimbas oleh aksi jual yang dilakukan oleh investor asing sejak September-Oktober 2024.

Baca Juga:
Empat Saham Bank Raksasa Kompak Rebound, BMRI Naik 3 Persen Saham ADRO Lanjutkan Momentum Pemulihan, Naik 2 Persen

Dampak Pemerintahan Baru AS

Menurut pemaparan para bankir dari bank pelat merah dalam rapat dengan DPR, Rabu (13/11) lalu, pertumbuhan ekonomi dan investasi portofolio Indonesia berpotensi terganggu jika kebijakan presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump memicu perang dagang global.

Baca Juga:
Empat Saham Bank Raksasa Kompak Rebound, BMRI Naik 3 Persen Bursa Asia Menguat, Tersengat Kenaikan di Wall Street AS

Direktur Utama BRI, Sunarso, menyatakan perang dagang AS-China dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 0,2 persen tahun depan, bahkan lebih jika negara lain turut membalas.

"Kita harus berhati-hati jika AS menjadi protektif dan China merespons dengan perang dagang. Dampaknya cukup signifikan bagi kita," ujarnya, dikutip Reuters, 13 November 2024.

BRI sebelumnya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 4,9–5,2 persen pada 2025, tetapi angka ini bisa turun menjadi 4,6–4,9 persen jika perang dagang meluas.

Sementara, Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, menambahkan, perang dagang dapat memengaruhi harga komoditas global, yang sangat bergantung pada permintaan China.

Sebagai eksportir besar minyak kelapa sawit, batu bara, nikel, timah, dan karet, Indonesia berisiko terkena dampak langsung.

Lebih lanjut, Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, menyebut, kebijakan Trump dapat membatasi pelonggaran suku bunga Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed).

"Tekanan likuiditas ini signifikan terhadap rencana ekspansi kami," katanya.

Indonesia biasanya menerima arus modal masuk ketika The Fed melonggarkan kebijakan moneter, karena investor mencari imbal hasil yang lebih tinggi di pasar negara berkembang.

Namun, dalam masa ketidakpastian, investor cenderung mengurangi risiko, sehingga memicu aliran modal keluar dari negara-negara seperti Indonesia.

Prospek Bank Raksasa

Meskipun dalam jangka pendek saham-saham perbankan utama masih mengalami guncangan, efek kekhawatiran investor, terutama asing, terhadap kebijakan presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump nantinya, emiten tersebut dinilai masih memiliki prospek yang cerah ke depannya.

Laporan kinerja kuartal III-2024 dari sejumlah bank yang dipantau DBS Group Research menunjukkan hasil yang umumnya sesuai ekspektasi.

Menurut riset DBS yang terbit pada 4 November 2024, BBRI sedikit mengungguli perkiraan analis berkat pemulihan kinerja keuangan yang lebih tinggi dari yang diharapkan.

Analis DBS menjelaskan, pertumbuhan laba perbankan di kuartal III-2024 didorong oleh peningkatan penyaluran kredit yang kuat, meski dihadapkan pada tekanan biaya dana (cost of funds/CoF).

Beberapa bank juga berhasil menjaga biaya kredit pada level yang rendah. DBS memperkirakan tren positif ini akan berlanjut pada kuartal IV-2024, seiring dengan proyeksi pertumbuhan kredit yang kuat.

Sementara, analis CGS International menilai, bank-bank besar relatif stabil karena tren kualitas aset membaik sejak titik terendah pada kuartal II-2024.

Saat ini, kata analis CGS International, bank-bank besar menikmati pertumbuhan kredit yang kuat dan/atau Net Interest Margin (NIM) yang tetap tangguh meskipun ada penurunan suku bunga oleh bank sentral.

Dengan demikian, laba bank utama diperkirakan tetap stabil pada kuartal IV-2024. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.