Rupiah Ditutup Melemah, Kembali Dekati Level Rp16 Ribu per Dolar AS
![Rupiah Ditutup Melemah, Kembali Dekati Level Rp16 Ribu per Dolar AS](https://socialstatic.fmpstatic.com/social/202412/12a092f7311241f0b6e3466913889b2e.png?x-oss-process=image/resize,w_1280/quality,q_70/format,jpeg)
IDXChannel - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah 40 poin atau 0,25 persen ke level Rp15.945 pada perdagangan Selasa (3/12/2024). Mata uang Garuda terus tertekan akibat faktor eksternal, terutama dari kebijakan bank sentral The Federal Reserve (The Fed).
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan rupiah disebabkan oleh sentimen eksternal di mana investor tetap bias terhadap greenback untuk menangkap lebih jauh petunjuk soal kebijakan moneter AS minggu ini.
"Sejumlah pejabat Fed akan berpidato dalam beberapa hari mendatang, terutama Ketua Jerome Powell pada hari Rabu. Pidatonya disampaikan hanya beberapa minggu sebelum pertemuan terakhir Fed untuk tahun ini, di mana bank sentral secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin," katanya dalam risetnya.
Menurut Ibrahim, penguatan dolar AS terjadi akibat ketidakpastian soal kebijakan Fed Fund Rate (FFR) dalam jangka panjang mengingat tanda-tanda inflasi dan pasar tenaga kerja masih kuat. Data gaji nonpertanian untuk November 2024 akan dirilis pada Jumat ini dan diperkirakan menjadi pertimbangan The Fed.
Gubernur Fed, Christopher Waller, yang pandangannya sering menjadi penentu kebijakan moneter AS, mengatakan bahwa dia cenderung mendukung pemangkasan suku bunga lagi bulan ini. Sementara Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic menilai, bank sentral masih perlu mempertimbangkan data pekerjaan yang akan datang.
Investor bersiap untuk pembacaan suku bunga higher-for-longer. Prospek jangka panjang untuk suku bunga juga dibayangi oleh ketidakpastian atas pemerintahan baru AS yang diperkirakan menerapkan kebijakan ekspansif dan proteksionis sehingga bisa mendongkrak inflasi.
Dari sentimen internal, Bank Indonesia (BI) mengingatkan ketidakpastian global yang meningkat di akhir 2024 berpotensi berlanjut pada 2025. Oleh karena itu, sinergi erat dari berbagai pihak harus diperkuat, untuk melakukan antisipasi dan mitigasi peningkatan ketidakpastian global yang dipicu oleh eskalasi geopolitik yang semakin memanas dan perubahan kebijakan di negara maju.
(Rahmat Fiansyah)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.