Note

Ditopang Sentimen Fed, Rupiah Ditutup Menguat Jauhi Rp16 Ribu per Dolar AS

· Views 12
Ditopang Sentimen Fed, Rupiah Ditutup Menguat Jauhi Rp16 Ribu per Dolar AS
Nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat pada perdagangan Kamis (5/12/2024) sebesar 0,47 persen ke Rp15.862. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat pada perdagangan Kamis (5/12/2024) sebesar 0,47 persen ke Rp15.862. Penguatan tersebut ditopang sentimen eksternal, terutama pernyataan The Federal Reserve (Fed) yang dovish.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pergerakan rupiah disebabkan pernyataan Ketua Fed, Jerome Powell soal suku bunga yang membuat lega investor global.

"Powell mengisyaratkan kekuatan ekonomi AS dan tidak meremehkan ekspektasi untuk penurunan suku bunga pada bulan Desember, meskipun dia mengisyaratkan pendekatan yang lebih hati-hati terhadap pelonggaran di masa mendatang," kata Ibrahim dalam risetnya.

Selain itu, pergerakan mata uang Garuda juga dipengaruhi oleh sentimen global lainnya yang berasal dari Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol yang mengumumkan darurat militer dalam upaya untuk melawan "kekuatan anti-negara". Namun, keputusan tersebut segera dicabut beberapa jam setelah ida menghadapi reaksi keras, termasuk penolakan parlemen dan protes publik. 

Kementerian Keuangan Korea Selatan pada hari Kamis mengumumkan dana stabilisasi pasar sebesar 40 triliun won atau setara Rp450 triliun setelah aksi Yoon mengganggu pasar keuangan.  Bank of Korea dapat membeli obligasi dan memperluas operasi repo, dengan otoritas siap bertindak berdasarkan rencana darurat jika diperlukan.

DI Asia, aktivitas jasa negara kembali tumbuh pada bulan November karena permintaan yang membaik. Data menunjukkan bahwa neraca perdagangan negara itu pulih pada Oktober karena permintaan komoditas yang membaik, terutama di negara pengimpor utama China.

Dari sentimen internal, rencana kenaikan tarif PPN 12 persen pada 2025 hanya berdasarkan pada Undang-Undang (UU) Harmonisasi Peraturan Perpajakan yang diteken pada 2021. Namun, rencana pemerintah menambah penerimaan negara lewat PPN dikhawatirkan memukul daya beli masyarakat yang sudah lesu.

(Rahmat Fiansyah)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.