Note

Harga CPO Terus Melaju, Begini Prospek Saham Sawit Sumbermas (SSMS) Menurut Analis

· Views 10
Harga CPO Terus Melaju, Begini Prospek Saham Sawit Sumbermas (SSMS) Menurut Analis
Harga CPO Terus Melaju, Begini Prospek Saham Sawit Sumbermas (SSMS) Menurut Analis (foto: MNC media)

IDXChannel - Pergerakan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) sejauh ini masih menunjukkan tren penguatan yang cukup signifikan.

Usai melesat pada November 2024 lalu, harga CPO di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) terpantau terus melejit hingga Selasa (3/12/2024) lalu. Performa ini membalikkan tren pelemahan yang sebelumnya terjadi, yang dipicu oleh penurunan produksi.

Baca Juga:
Harga CPO Terus Melaju, Begini Prospek Saham Sawit Sumbermas (SSMS) Menurut Analis Raih Sertifikat RSPO, Sawit Sumbermas (SSMS) Jajaki Kerja Sama dengan Calon Buyer Besar

Berdasarkan data BMD pada penutupan Selasa (3/12/2024), kontrak berjangka CPO untuk Desember 2024 melonjak 126 Ringgit Malaysia menjadi 5.343 Ringgit Malaysia per ton. Untuk kontrak berjangka CPO Januari 2025 terkerek 133 Ringgit Malaysia menjadi 5.212 Ringgit Malaysia per ton.

Sedangkan kontrak berjangka CPO April 2025 menguat 81 Ringgit Malaysia menjadi 4.770 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Mei 2025 terkerek 61 Ringgit Malaysia menjadi 4.622 Ringgit Malaysia per ton.

Baca Juga:
Harga CPO Terus Melaju, Begini Prospek Saham Sawit Sumbermas (SSMS) Menurut Analis Konsisten Jalankan ESG, SSMS Kembali Rawat Dua Orangutan sebelum Dilepas ke Alam Liar

Untuk para pelaku pasar, fluktuasi harga CPO ini tentu bakal mempengaruhi pandangan terhadap prospek saham emiten yang memiliki bisnis utama (core business) di sektor sawit.

Karenanya, Head Of Research NH Korindo Sekuritas, Liza C Suryanata, menilai bahwa prospek CPO untuk jangka pendek masih akan bergerak menguji area 5.270.

Baca Juga:
Harga CPO Terus Melaju, Begini Prospek Saham Sawit Sumbermas (SSMS) Menurut Analis Cermati Saham Pilihan: MLPL, BRMS, SSMS, AUTO

"Secara mingguan, saat ini harga CPO sudah naik ke titik tertinggi sejak June 2022. Harga CPO memang biasa meningkat mendekati festive season," ujar Liza, dalam keterangan resminya, Rabu (4/12/2024).

Menurut Liza, rencana pemerintah lebih lanjut mengenai Biodiesel diperkirakan masih merupakan katalis utama bagi performa emiten CPO di Indonesia. Menurut Fibonacci retracement, sekarang berada di percentage 38,2 persen. Jika harga pullback dari titik ini, masih ada Support uptrend pertama yang sedianya menopang di sekitar harga 4.820 (MA10).

"Target lanjutan bisa ke arah Fibonacci retracement 50 persen atau 61,8 persen pada range 5.960 sampai 6.000/6.625," ujar Liza.

Liza menjelaskan, salah satu emiten yang cukup menarik diperhatikan adalah PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS), di mana Perseroan sebelumnya telah mengeklaim bahwa 100 persen RSPO dan memiliki potensi meraih kontrak dengan beberapa buyer besar yang sedang dijajaki.

Selain itu, SSMS memiliki target produksi TBS inti meningkat 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara, produksi CPO ditargetkan tumbuh hingga 15 persen.

Awal tahun lalu SSMS memaparkan optimisme ini seiring produksi CPO perseroan dalam jangka panjang akan terus meningkat, seiring dengan profil usia perkebunan yang masih berada pada usia produksi prima.

Perseroan akan menggenjot produksi TBS dan CPO tahun ini dengan sejumlah aktivitas agronomis, seperti melakukan pemupukan dan pemeliharaan yang optimal sehingga buah yang dihasilkan dapat maksimal serta memiliki kualitas terbaik. 

Aktivitas ini juga didukung oleh perseroan yang berkomitmen pada aspek ESG (Environmental, Social, and Governance) melalui program keberlanjutan.

"Saat ini SSMS telah merampungkan seluruh operasionalnya yang telah tersertifikasi RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil)," ujar Liza.

Di lain pihak, Equity Research Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis mengatakan bahwa prospek emiten CPO sebenernya masih cukup positif mengingat penerapan B40 yang bisa mendorong demand dari CPO sendiri.

Di sisi lain juga saat ini sedang masuk musim penghujan yang mana bisa berdampak terganggunya supply dan mendorong harga CPO.
 
"Untuk SSMS ini juga diharapkan dapat memperbaiki kinerja kedepannya, dengan adanya perbaikan kinerja maka akan berdampak positif juga ke sahamnya. Terlebih SSMS juga termasuk saham yang lagging karena beberapa saham CPO seperti LSIP dan AALI juga sudah duluan naik," ujar Abdul.

Sementara, Investment Gallery Coordinator Sucor Sekuritas, Yoser Athanasius Triastomo, menyebut bahwa saham SSMS secara teknikal masih cenderung fluktuatif.

"Stochastic 15,3,3 yang Saya pakai pun menunjukkan SSMS mengalami patah uptrend setelah penurunannya di 2 Desember 2024 kemarin," ujar Yoser.
 
Namun saat ini, SSMS sendiri berada di area support 1.010 sampai 1.025, setelah pada perdagangan kemarin menguat tipis 1,91 persen atau 20 poin ke level 1065.

"Maka, kita masih layak untuk memperhatikan pergerakkan hari ini terlebih sebagai bentuk lanjutan untuk melihat arahnya ke mana," ujar Yoser.
 
Selama beberapa hari di bulan November 2024 kemarin, SSMS sedang mengalami distribusi yang cukup besar, sehingga apabila melihat kondisi harga saat ini Yoser menyarankan agar pelaku pasar perlu mencermati kembali pergerakan harga selama satu minggu terakhir, untuk menentukan kembali support resistance dari SSMS.

Dalam jangka pendek pun, dikatakan Yoser, hal ini juga membantu pelaku pasar untuk menentukan entry dan target price. Namun, karena pergerakan yang cepat ini maka pelaku pasar perlu menentukan entry dan target price yang ketat untuk memaksimalkan profit.

"Melihat dari segi volume nya pun yang cenderung stagnan pada SSMS juga membuat kita sulit untuk menentukan trend dari emiten SSMS, sehingga kita membutuhkan bantuan indicator lain yang menyesuaikan dengan sweet spot masing-masing trader dan investor," ujar Yoser.

Dari segi Komoditas, emiten CPO Berdasarkan penilaian pribadi sering kali pergerakannya memang tidak sejalan dengan komoditasnya sendiri.

Walaupun kenaikan Harga CPO itu sendiri juga diikuti oleh sentimen seperti penerapan Single Tariff Ekspor sebesar 7,5 persen yang ditetapkan di pertengahan 2024 ini pun tidak memberikan dampak signifikan pada Harga emiten CPO saat ini.

Menurut Yoser, memang CPO ini Secara fungsional sangat memiliki banyak alternatif produk jadi seperti kebutuhan rumah tangga, pangan, industri, dan lain sebagainya.

Namun, pelaku pasar juga perlu memerhatikan permintaan CPO secara global, karena sering kali CPO sendiri sering terjegal oleh penilaian pasar global terhadap faktor lingkungan yang seringkali juga membuat emiten terkait sendiri kurang perform dengan kenaikan Harga CPO tersebut.

"Kita tahu sendiri bahwa ESG matters di mata investor maupun pasar global Secara menyeluruh sehingga, kita sendiri juga perlu lebih objektif dalam memandang Komoditas CPO dan Emiten yang berkaitan dengan CPO dalam jangka pendek," ujar Yoser.
 
Yoser juga menyatakan bahwa keberadaan CPO sebagai komoditas masih memiliki prospek yang besar, selama belum ada pengganti dari CPO, karena dari segi fungsional CPO memiliki banyak manfaat.

"Sementara dari segi emiten CPO secara keseluruhan memang cukup sulit untuk mendapatkan harga saham yang menarik karena sejak 10 tahun beberapa emiten ini masih cenderung mengalami downtrend," ujar Yoser.

(taufan sukma)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.