Saham Emiten Emas Berpesta, ANTM Melesat 9 Persen
IDXChannel – Saham emiten produsen emas ditutup menguat tajam pada perdagangan Selasa (10/12/2024) seiring kabar positif terkait pasar komoditas acuannya.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) memimpin kenaikan, yakni sebesar 9,06 persen ke Rp1.625 per saham. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp249,9 miliar dan volume perdagangan 157,8 juta saham.
Di bawah ANTM, saham Grup Bakrie dan Grup Salim, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), melesat 6,22 persen ke Rp444 per saham, berusaha mengembalikan momentum uptrend sejak September lalu.
Kemudian, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) terkerek 3,65 persen, PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) tumbuh 3,05 persen, PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) menghijau 1,94 persen.
Tidak hanya itu, saham PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) terapresiasi 1,64 persen dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) bertambah 0,54 persen.
Harga emas dunia meningkat pada Selasa (10/12), melanjutkan kenaikan pada Senin (9/12), menjelang penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan pekan depan.
Sementara, kejatuhan mendadak rezim Assad di Suriah menambah risiko geopolitik.
Menurut data pasar, emas spot (XAU/USD) naik 1,03 persen pada Senin (9/12).
Pada Selasa, per pukul 16.12 WIB, logam mulia tersebut tumbuh 0,18 persen ke USD2.665,04 per troy ons, level tertinggi sejak 22 November. Kenaikan ini didorong oleh pembelian aset aman (safe haven) menyusul runtuhnya pemerintahan Suriah.
Melansir dar MT Newswires, Senin (9/12), Presiden Suriah Bashar al-Assad melarikan diri ke Moskow akhir pekan lalu setelah pasukan pemberontak merebut ibu kota Damaskus, hanya beberapa hari setelah menguasai Aleppo, kota terbesar di negara itu.
Dukungan terhadap emas juga datang dari penurunan suku bunga global, dengan Komite Kebijakan (FOMC) Federal Reserve (The Fed) AS diperkirakan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir pertemuan dua harinya pekan depan.
Di sisi lain, China berjanji melonggarkan kebijakan ekonominya, sementara bank sentral Kanada dan negara lainnya juga diperkirakan terus menurunkan suku bunga.
“Emas diperdagangkan lebih kuat di awal pekan dengan fokus pada geopolitik dan kebijakan bank sentral. Beberapa bank sentral, dipimpin oleh Federal Reserve (The Fed), diperkirakan memangkas suku bunga, sementara perkembangan di Suriah akan diawasi secara ketat,” kata Saxo Bank.
Aksi Borong Bank Sentral China
Kenaikan emas juga terjadi setelah bank sentral China melanjutkan pembelian emasnya usai jeda enam bulan. Data yang dirilis akhir pekan menunjukkan cadangan emas People's Bank of China (PBOC) meningkat menjadi 72,96 juta ons pada akhir November, dari 72,80 juta pada Oktober.
Menurut analis XS.com, Samer Hasn, dikutip Dow Jones Newswires, Senin (9/12), kenaikan harga emas akibat pembelian China dapat mengimbangi berkurangnya permintaan aset aman dari berkurangnya ketegangan geopolitik Timur Tengah dan ekonomi AS yang kuat.
Ia menambahkan, kombinasi pembelian emas dan penurunan suku bunga global secara bertahap dapat menghidupkan kembali tren bullish harga emas.
Namun, premi risiko geopolitik yang sebelumnya mendukung harga emas mungkin menurun. Pasca jatuhnya rezim Assad di Suriah, Iran kini dinilai kurang mampu mengancam Israel.
Potensi Menuju Level USD3.000
Di sisi lain, menurut Bank of America (BoA), harga emas diperkirakan tetap berada di jalur menuju USD3.000 per troy ons pada tahun depan, meski investor perlu bersabar karena periode konsolidasi saat ini mungkin berlangsung hingga paruh pertama 2025.
"Untuk saat ini, emas masih terjebak dalam situasi di mana belum ada faktor konkret yang mampu mengembalikan minat investor ke pasar," ujar Kepala Riset Logam di BoA, Michael Widmer, dalam webinar 2025 Outlook pekan lalu.
Sementara itu, analis Citi Research memperkirakan prospek jangka panjang emas tetap kuat.
Dalam laporannya, dikutip Dow Jones Newswires, Selasa (10/12), bank asal AS ini menilai harga emas masih berpeluang naik, didukung oleh melemahnya pasar tenaga kerja AS, suku bunga tinggi yang membebani pertumbuhan ekonomi, serta meningkatnya permintaan terhadap ETF.
Selain itu, tema jangka panjang seperti meningkatnya tingkat utang global dan tren "de-dolarisasi" juga dinilai memberikan dukungan struktural bagi komoditas ini.
Citi mempertahankan pandangannya yang bullish terhadap emas, dengan target harga USD2.800 per troy ons dalam tiga bulan dan USD3.000 per troy ons dalam enam hingga 12 bulan mendatang. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.