Direksi Meratus Jasa (KARW) Klarifikasi Rumor AD Ports dan Patimban
IDXChannel – Manajemen emiten logistik maritim PT Meratus Jasa Prima Tbk (KARW) memberikan klarifikasi terakit rumor kerja sama dengan AD Ports dan penjajakan pengelolaan Pelabuhan Patimban di Jawa Barat.
Direktur KARW Heru Adiwaskito menyangkal kabar pasar terkait kerja sama AD Ports dengan Meratus Jasa Prima saat ini.
“Saya tidak bisa komentar secara [level] Meratus. Namun, dalam Meratus Jasa Prima, tidak ada perbincangan. Saya memiliki keterbatasan di level [Meratus] Group,” ujar Heru dalam public expose (pubex) insidentil yang diselenggarakan di Intiland Tower, Jakarta Pusat, Jumat (13/12).
Di samping itu, Heru juga membantah rumor KARW akan masuk ke Pelabuhan Patimban.
“Tidak. Kami tidak masuk ke Patimban,” kata Heru.
AD Ports sebelumnya disebut-sebut akan ikut mengelola Pelabuhan Patimban bersama Meratus Group.
Sebagaimana diketahui, Pelabuhan Patimban merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dibangun dengan kucuran dana investasi Rp18,9 triliun.
Soal Ekuitas Negatif
Heru menjelaskan, manajemen menyadari tantangan ekuitas negatif yang dihadapi perusahaan dan berkomitmen untuk memperbaikinya melalui langkah-langkah strategis yang terukur.
"Target 2025 sedang kami susun. Perusahaan terus fokus memperbaiki kinerja secara mandiri dan independen,” kata Heru saat menjawab pertanyaan IDXChannel.com dalam pubex.
Heru melanjutkan, “Dengan kondisi profitabilitas yang terus kami perbaiki ini, kami memiliki ruang yang terbatas sehingga keputusan terkait strategi ekuitas harus kami kaji secara berulang-ulang dan hati-hati.”
Heru mengatakan, prioritas perusahaan adalah memperbaiki kinerja keuangan berbasis saldo kas sehingga perusahaan dapat meningkatkan kemampuan operasionalnya.
Terkait strategi pasar modal atau ekuitas lainnya, kata Heru, hingga pubex dilakukan, manajemen KARW belum membuat keputusan atau mendengar arahan dari pemegang saham.
“Namun, apabila mendapatkan [arahan], kami akan memberikan informasi lebih lanjut. Kami sangat menyadari situasi tersebut dan intensi kami untuk memperbaikinya,” tuturnya.
Corporate Secretary KARW, Ike Andriani, menambahkan, manajemen saat ini tengah memprioritaskan perbaikan kinerja internal sambil mempertimbangkan langkah-langkah strategis untuk mengatasi ekuitas negatif dan status saham di papan pemantauan khusus.
Apabila ke depannya akan ada aksi korporasi tertentu, misalnya penerbitan saham baru via rights issue demi menambah ekuitas, Ike bilang pihaknya akan menyampaikan ke publik.
“Sampai saat ini masih dalam kajian apa yang akan dilakukan di 2025, termasuk soal saham KARW [yang masuk papan pemantauan khusus],” kata Ike.
Sebagai informasi, saat ini, KARW masuk ke dalam papan pemantauan khusus dan dikenakan skema full call auction (FCA), akibat diberikan notasi 5.
Notasi 5 berarti perusahaan memiliki ekuitas negatif pada laporan Keuangan terakhir.
Menurut laporan keuangan perseroan per 30 September 2024, KARW menderita defisiensi modal USD32,29 juta setara dengan Rp489 miliar.
Agar saham KARW dapat keluar dari FCA dengan notasi 5, perusahaan harus mengubah ekuitas negatif menjadi positif.
Asal tahu saja, papan pemantauan khusus sendiri memberlakukan sistem full call auction (FCA), yang terdiri dari 5 sesi (kecuali Jumat sebanyak 4 sesi), yang mengurangi transparansi transaksi dan likuiditas perdagangan.
Saham Jawara
Saham KARW bangkit dari level gocap seiring diakuisisi raksasa pelayaran RI Meratus, sempat terbang 11.000 persen sepanjang 2024.
Kini, di harga Rp4.640 per saham pada 13 Desember 2024, saham KARW melambung 9.180 persen sejak awal tahun ini (YtD), berada di peringkat pertama top gainers 2024.
Sebagai penyegar ingatan, per 1 Februari 2024, pemegang saham pengendali KARW adalah PT Saranakelola Investa (SKI) dari Grup Meratus.
Saranakelola menjadi pengendali KARW usai mengambilalih 80,19 persen kepemilikan saham dari ICTSI Far East Pte. Ltd.
Pasca-akuisisi tersebut, PT ICTSI Jasa Prima Tbk berganti nama menjadi PT Meratus Jasa Prima Tbk.
Group Meratus sendiri saat ini dikendalikan oleh Charles Menaro dan keluarga.
Seiring waktu, akuisisi KARW oleh unit bisnis Meratus Group memunculkan narasi backdoor listing hingga masuknya pemain besar asal Uni Emirat Arab (UEA), Abu Dhabi Ports Group (AD Ports), yang memantik antusiasme pasar sehingga mengirim harga saham ke langit.
Asal tahu saja, backdoor listing—alias pencatatan tidak langsung—adalah proses di mana sebuah perusahaan swasta masuk ke pasar modal dengan cara mengakuisisi atau bergabung dengan perusahaan publik yang sudah terdaftar di bursa, alih-alih melalui penawaran umum perdana (IPO).
Public expose insidentil ini diselenggarakan oleh manajemen KARW menindaklanjuti pengumuman Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 15 November 2024 terkait Unusual Market Activity (UMA), serta Surat Pengumuman Bursa pada 22 November 2024 mengenai penghentian sementara perdagangan saham perseroan. (Aldo Fernando)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.