Note

Kembali Masuk Daftar Efek Tidak Dijamin, Manajemen Sebut Kinerja Nusantara Sawit (NSSS) Masih Solid

· Views 18
Kembali Masuk Daftar Efek Tidak Dijamin, Manajemen Sebut Kinerja Nusantara Sawit (NSSS) Masih Solid
Kembali Masuk Daftar Efek Tidak Dijamin, Manajemen Sebut Kinerja Nusantara Sawit (NSSS) Masih Solid (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Emiten sawit, PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSSS) kembali masuk dalam daftar Efek Tidak Dijamin (ETD) pada periode Desember 2024.

Sebelumnya, NSSS pernah masuk ETD pada periode November 2023. Hal tersebut berdasarkan Pasal 25 Peraturan OJK No. 26/2014 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa, dan hasil evaluasi bersama antara PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) atas Efek Bersifat Ekuitas yang ditransaksikan di Bursa.

Manajemen menyebut, penetapan NSSS sebagai efek tidak dijamin oleh BEI dan KPEI di luar kendali perseroan dan tidak berkaitan dengan kinerja masih solid.

"Penetapan saham NSSS sebagai efek tidak dijamin untuk Desember ini, sangat berdampak terhadap kepercayaan investor dan sangat merugikan khususnya bagi investor retail," tulis manajemen dalam keterbukaan informasi BEI, Jumat (13/12/2024).

Pada kuartal III-2024, NSSS membukukan pertumbuhan triple digit baik secara kuartalan maupun tahunan. Hal ini terutama didorong oleh kenaikan harga jual CPO yang menjadi Rp12.609 per kg atau naik 3 persen secara kuartalan (QoQ) dan melejit 19,3 persen secara tahunan (YoY).

Di sisi lain, volume produksi CPO mencapai 28.394 ton didukung oleh pabrik kedua NSSS yang mulai beroperasi di Desember 2023 sehingga penjualan CPO hingga sembilan bulan pertama 2024 ini mencapai 27.007 ton atau naik 27,4 persen YoY. 

Penambahan pabrik kedua ini diyakini akan mengerek rata-rata utilitas kapasitas produksi untuk CPO dan palm kernel oil dari 60 persen menjadi 80 persen di 2025. 

"Hal ini akan semakin mendorong pertumbuhan laba bersih NSSS ke depannya. NSSS juga memperkirakan kinerja yang lebih solid lagi di kuartal IV-2024, dengan perkiraan supply yang ketat di Indonesia karena rencana implementasi B40 di Januari 2025 and B50 di 2026," tutur manajemen.

Ihwal pelepasan saham NSSS oleh pengendali utama, PT Samuel Tumbuh Bersama sebesar 6,23 persen atau sebanyak 1.481.482.000 saham pada 4 Desember lalu, manajemen menjelaskan bahwa transaksi tersebut lebih bersifat restrukturisasi kepemilikan yang berkaitan dengan rencana IPO dari perusahaan induk dari Samuel Group.

Untuk diketahui, PT Mitra Agro Dharma Unggul (MADU) dan NSSS dimiliki mayoritas oleh Samuel Group. Sebagai bagian dari restrukturisasi tersebut, terjadi beberapa transaksi perpindahan kepemilikan MADU di NSSS kepada PT Samuel Tumbuh Bersama (STB), perusahaan induk dari Samuel Grup. 

"Transfer ini tidak mengakibatkan perubahan apa pun pada pemegang saham pengendali NSSS. Langkah ini sejalan dengan strategi Samuel Grup untuk memposisikan STB sebagai unit investasi utama dalam grup," kata manajemen NSSS.

(DESI ANGRIANI)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.