Aksi Jual Pengendali Jadi Sentimen Negatif buat Saham Meratus Jasa (KARW)
IDXChannel – Saham PT Meratus Jasa Prima Tbk (KARW) terus tertekan pada Senin (16/12/2024) setelah aksi jual yang dilakukan oleh pemegang saham pengendali memicu sentimen negatif di kalangan investor.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga penutupan sesi I, saham KARW jatuh 9,91 persen, atau menembus batas auto rejection bawah (ARB) untuk papan pemantauan khusus, ke level Rp4.180 per saham.
Nilai transaksi tercatat mencapai Rp593,98 juta, dengan antrean jual (offer) di harga ARB mencapai 159 ribu lot atau setara dengan Rp66 miliar.
Dengan ini, saham KARW sudah turun selama 5 hari beruntun dengan 4 di antaranya ARB.
Diwartakan sebelumnya, PT Saranakelola Investa (SKI) melakukan divestasi sebagian kepemilikan di saham KARW.
Menurut keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (13/12/2024) pekan lalu, Saranakelola menjual 5.389.700 saham atau setara dengan 1,14 persen dari total kepemilikan perusahaan di KARW.
Dus, porsi Saranakelola di KARW berkurang dari 471.351.600 saham (80,28 persen) menjadi 465.961.900 saham (79,14 persen).
Sekretaris Perusahaan Ike Andriani menjelaskan kepada bursa, jenis transaksi yang dilakukan adalah penjualan saham dan transaksi tersebut bukan merupakan transaksi repurchase agreement (repo).
Sementara, kata Ike, saham yang dijual adalah saham biasa atawa common share, bukan saham dengan hak suara multiple.
Harga penjualan saham tersebut berada di rentang Rp5.700 – Rp6.675.
Saranakelola menyelesaikan transaksi penjualan tersebut selama 3 kali transaksi.
Rinciannya, Saranakelola melepas 1.515.600 saham di harga Rp6.675 dan sebanyak 2.217.100 saham di harga Rp6.650 pada pada 6 Desember 2024.
Kemudian, Saranakelola kembali menjual saham KARW di harga Rp6.650 sebanyak 878.900 saham pada 9 Desember 2024 dan sebanyak 778.100 saham di harga Rp5.700 pada 11 Desember 2024.
Apabila dihitung secara keseluruhan, Saranakelola menerima dana hasil penjualan saham KARW senilai Rp35,14 miliar.
“Tujuan dari transaksi [adalah] memperluas basis kepemilikan saham oleh investor, terutama investor retail, yang nantinya akan meningkatkan jumlah investor serta nilai transaksi saham di pasar modal Indonesia,” ujar Ike.
PT Saranakelola Investa, bagian dari Meratus Group, merupakan pengendali emiten yang bergerak di bidang pengembangan dan pengoperasian fasilitas infrastruktur maritim tersebut.
Sementara, Charles Menaro, pengendali Meratus Group, menjabat sebagai Direktur Utama Saranakelola Investa.
Seiring penjualan ini, Saranakelola mengaku perusahaan akan tetap mempertahankan pengendalian atas KARW.
Dalam keterbukaan informasi, manajemen Meratus Jasa Prima juga menyampaikan bahwa telah menerima Surat Kuasa dari PT Saranakelola Investa, perihal pemberitahuan pelepasan sebagian kepemilikan saham di Perseroan dan penunjukan untuk melakukan pelaporan atas perubahan kepemilikan saham tersebut.
Sentimen Negatif
Head of Online Trading Sucor Sekuritas, Daniel Wiguna, menyampaikan pandangannya terkait aksi jual pengendali dan kaitannya dengan kepemilikan investor ritel di KARW.
Menurutnya, kepemilikan ritel di saham KARW saat ini sudah berada di level aman, yakni sebesar 19 persen, jauh di atas batas minimum regulator 7,5 persen.
"Artinya, memperluas partisipasi ritel tidak terlalu urgensi diperlukan. Jadi, aksi jual ini bisa menjadi sentimen negatif bagi pasar," ujar Daniel saat dihubungi IDXChannel.com, Senin (16/12/2024).
Ia juga menambahkan, saham KARW saat ini tengah berada dalam fase call auction (FCA) dan telah mengalami penurunan belasan persen dalam sebulan terakhir.
"Artinya, tekanan jual cukup besar. Di saat seperti ini, ritel bisa membeli saham KARW dengan mudah. Jadi jika aksi jual [oleh SKI] ini tidak relevan," tuturnya.
Sementara, pengamat pasar modal Michael Yeoh berpendapat, aksi jual saham oleh SKI sebagai pengendali utama tampaknya memberikan sinyal bahwa kenaikan harga saham KARW tidak mencerminkan kondisi yang semestinya.
Michael menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada kejelasan terkait aksi korporasi yang menjadi bahan spekulasi pasar, seperti penyuntikan atau pengalihan aset ke KARW.
“KARW sampai sekarang masih belum ada kejelasan inject [penyuntikan] aset ya. Selain itu, dari jumlah transaksi di market mengecil. Diperkuat owner [pengendali] jual saham. Ini juga pertanda memang kenaikan KARW bukan karena sesuatu yang semestinya,” katanya kepada IDXChannel.com, Sabtu (14/12/2024) pekan lalu.
Rumor dan Klarifikasi Direksi
Saham KARW bangkit dari level gocap seiring diakuisisi raksasa pelayaran RI Meratus, sempat terbang 11.000 persen sepanjang 2024.
Kini, di harga Rp4.180 per saham pada 16 Desember 2024, saham KARW melambung 8.260,00 persen sejak awal tahun ini (YtD), berada di peringkat pertama top gainers 2024.
Sebagai pengingat, per 1 Februari 2024, pemegang saham pengendali KARW adalah PT Saranakelola Investa (SKI) dari Grup Meratus.
Saranakelola menjadi pengendali KARW usai mengambilalih 470,83 juta kepemilikan saham dari ICTSI Far East Pte. Ltd atau setara dengan 80,19 persen.
Transaksi pembelian oleh SKI tersebut diselesaikan di harga Rp66 per saham. Apabila dihitung, nilai transaksi akuisisi tersebut setara dengan Rp31,07 miliar.
Selepas akuisisi, PT ICTSI Jasa Prima Tbk berganti nama menjadi PT Meratus Jasa Prima Tbk.
Seiring waktu, akuisisi KARW oleh SKI memunculkan narasi backdoor listing, rumor masuknya pemain besar asal Uni Emirat Arab (UEA), Abu Dhabi Ports Group (AD Ports), hingga penyuntikan aset Meratus Group, yang memantik antusiasme pasar sehingga turut menerbangkan harga saham ke bulan.
AD Ports juga sebelumnya disebut-sebut akan ikut mengelola Pelabuhan Patimban, bersama Meratus Group, di Jawa Barat. Belakangan, rumor tersebut ditepis manajemen.
“Tidak. Kami tidak masuk ke Patimban,” kata Heru dalam public expose insidentil, Jumat (13/12/2024) pekan lalu.
Selain itu, Heru juga menyangkal kerja sama AD Ports dengan Meratus Jasa Prima saat ini.
“Saya tidak bisa komentar secara [level] Meratus. Namun, dalam Meratus Jasa Prima, tidak ada perbincangan. Saya memiliki keterbatasan di level [Meratus] Group,” ujarnya.
Asal tahu saja, backdoor listing—alias pencatatan tidak langsung—adalah proses di mana sebuah perusahaan swasta masuk ke pasar modal dengan cara mengakuisisi atau bergabung dengan perusahaan publik yang sudah terdaftar di bursa, alih-alih melalui penawaran umum perdana (IPO). (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.