Note

Paper.id: 2025 Momentum Benahi Operasionalisasi Bisnis Melalui Transformasi Digital

· Views 8

Pasardana.id - Platform invoicing dan pembayaran digital terkemuka di Indonesia, Paper.id terus berkomitmen membantu pelaku bisnis mengatasi tantangan-tantangan operasional melalui solusi teknologi terkini.

Salah satu wujud nyata dari komitmen tersebut adalah peluncuran white paper 2025 Outlook: The Future of B2B Transactions in Indonesia – 5 Key Trends and Technologies pada 11 Desember 2024 lalu.

Melalui white paper-nya, Paper.id memaparkan tren teknologi digital yang dapat mendorong transformasi operasional B2B menjadi lebih efisien dan inklusif.

Adopsi dari inovasi tersebut diprediksi mampu membantu perusahaan tetap kompetitif di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Jeremy Limman, Chief Product Officer dan Co-Founder Paper.id mengungkapkan, tahun 2025 diprediksi menjadi titik penting dalam transformasi pembayaran B2B, dengan adopsi teknologi yang kian masif untuk menjawab kebutuhan bisnis yang semakin kompleks.

Adapun Paper.id mengkategorikan 5 tren utama pembayaran B2B di 2025 menjadi; Otomatisasi Manajemen Piutang dan Utang (AR/AP Automation), Integrasi AI dan ML, Kartu Virtual (Virtual Cards), Pembayaran Lintas Batas (Cross-Border Payments) dan Keamanan Proaktif dalam Transaksi Digital.

“Selama 2024, kami mengamati bahwa banyak pelaku bisnis di Indonesia terus mengadopsi teknologi untuk berbagai alasan, contohnya meningkatkan sumber revenue. Menariknya, meskipun digitalisasi sudah berjalan, masih ada kecenderungan rasa ragu dalam memaksimalkan teknologi ini untuk operasional bisnis,” jelas Jermey seperti dilansir dalam siaran pers, Rabu (18/12).

Jeremy lebih lanjut memaparkan, “Tantangan dalam adopsi teknologi itu tidak hanya dialami oleh perusahaan mikro, kecil, dan menengah, tetapi juga oleh perusahaan besar. Sebagai contoh, kami menemukan bahwa pekerjaan operasional dan administratif dari bisnis skala besar itu dapat dioptimalkan dengan pemanfaatan teknologi seperti OCR. Teknologi ini dapat memudahkan tim operasional perusahaan untuk mengidentifikasi kecocokan dokumen invoice dan form pemesanan dari berbagai template dan ragam penulisan barang.”

Ditambahkan, studi terbaru menunjukkan bahwa AI memiliki potensi kontribusi sebesar US$336 miliar terhadap PDB Indonesia, dengan sekitar 24,6% perusahaan di Indonesia tercatat telah mengadopsi teknologi ini.

Di tingkat global, pasar AI yang bernilai sekitar $136,55 miliar telah diadopsi oleh sebanyak 50% hingga 60% institusi.

Kedua hal ini menunjukkan adanya kesenjangan yang belum sepenuhnya dioptimalkan oleh pelaku bisnis Indonesia.

“Atas dasar tantangan seperti ini, kami memprediksi adopsi AI maupun ML akan semakin diminati oleh pelaku bisnis untuk memenuhi kebutuhan pasar global yang berkembang pesat,” tutur Jeremy.

Selain otomatisasi, pemanfaatan berbagai inovasi pembayaran seperti transaksi menggunakan kartu virtual dan pembayaran lintas batas juga diprediksi akan menjadi strategi pemilik usaha untuk meningkatkan operasional usaha.

Di tengah maraknya kemajuan teknologi di sektor pembayaran dan ekonomi digital, kolaborasi antara industri perbankan, regulator, asosiasi hingga key player dalam ekosistem menjadi penting penting.

Tujuannya adalah untuk memastikan setiap inovasi yang diluncurkan sesuai dengan aturan yang berlaku dan disosialisasikan dengan baik ke masyarakat luas.

Di kesempatan yang sama, Lily M. Sambuaga selaku Wakil Ketua Umum I AFTECH turut mempertegas kolaborasi fintech dengan lintas sektor dapat menjadi kunci meningkatkan daya saing industri serta mengakselerasi inklusi keuangan di Indonesia.

“Digitalisasi B2B yang merupakan inovasi hasil kolaborasi berbagai pihak dapat mengakselerasi inklusi keuangan secara masif. Dalam hal ini, AFTECH berkomitmen untuk terus mendorong kolaborasi antar stakeholders terkait agar menghasilkan inovasi yang aman, dapat diandalkan, dan mudah diakses oleh masyarakat Indonesia. Pada akhirnya, kolaborasi yang baik dan berkelanjutan secara bersamaan adalah kunci untuk menciptakan ekosistem ekonomi digital yang kompetitif, berkelanjutan, dan mampu bersaing di pasar global,” terangnya.

Sejalan dengan inovasi dari hasil kolaborasi lintas sektor, keamanan siber menjadi perhatian selanjutnya yang perlu diperhatikan oleh pelaku usaha dan masyarakat luas.

Dengan meningkatnya penggunaan layanan pembayaran digital, perlindungan data dan integritas sistem menjadi tanggung jawab bersama yang harus diprioritaskan oleh seluruh pemangku kepentingan di ekosistem ekonomi digital.

Dalam hal ini, Aries Setiadi selaku Direktur Eksekutif AFTECH berkomentar, “Tahun 2025 menjadi momentum penting bagi pelaku usaha untuk meningkatkan efisiensi operasional bisnis melalui adopsi teknologi keuangan. Di samping itu, inovasi dan keamanan siber harus berjalan beriringan untuk memastikan ekosistem digital yang berkelanjutan. Semangat kolaborasi dan komitmen ini yang harus selalu kita jaga bersama demi masa depan ekonomi digital Indonesia yang lebih inklusif.”

“Tahun 2025 diprediksi akan menjadi tahun yang krusial bagi pelaku bisnis di mana adopsi teknologi akan menjadi salah satu faktor utama yang menentukan kemampuan bisnis untuk tetap kompetitif dan relevan di pasar global yang terus berkembang. Ke depannya, kami akan terus menghadirkan teknologi inovatif yang selaras dengan tren terbaru untuk mendukung bisnis agar tetap kompetitif dan dapat memaksimalkan peluang,” tutup Yosia Sugialam, CEO dan Co-Founder Paper.id.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.