Bursa Asia Kompak Menguat di Awal Pekan
IDXChannel – Bursa saham Asia serentak naik pada Senin (23/12/2024) setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) yang moderat memunculkan harapan untuk pelonggaran kebijakan lebih lanjut di tahun depan.
Pasar juga merasa lega karena AS berhasil menghindari penutupan pemerintahan.
Untuk saat ini, efek positif dari laporan inflasi AS cukup untuk mendorong indeks saham Asia-Pasifik di luar Jepang, MSCI, naik 0,3 persen.
Hingga pukul 09.43 WIB, Indeks Nikkei Jepang menguat 1,05 persen, sementara indeks Korea Selatan naik 1,43 persen.
Kemudian, Shanghai Composite terkerek 0,27 persen, Hang Seng Hong Kong tumbuh 0,56 persen, STI Singapura terapresiasi 1,10 persen, dan ASX 200 Australia 1,30 persen.
Futures S&P 500 naik 0,3 persen, dan futures Nasdaq menguat 0,4 persen.
Pekan lalu, S&P 500 turun hampir 2 persen, dan Nasdaq melemah 1,8 persen, meskipun Nasdaq masih mencatat kenaikan 30 persen sepanjang 2024.
Setelah serangkaian keputusan bank sentral baru-baru ini, pekan ini cenderung lebih tenang dengan hanya beberapa risalah pertemuan yang dijadwalkan. Tidak ada pidato dari Federal Reserve (The Fed), dan data AS dianggap kurang penting.
Namun, tema besar masih sama, di mana dolar AS tetap kuat didukung oleh ekonomi yang relatif tangguh dan imbal hasil obligasi yang lebih tinggi.
Hal ini menjadi beban bagi komoditas dan emas serta tantangan bagi negara-negara pasar berkembang yang harus melakukan intervensi untuk mencegah mata uang mereka melemah terlalu tajam, yang dapat memicu inflasi domestik.
Analis BofA mencatat, meskipun S&P 500 naik 23 persen sepanjang tahun, jika 12 perusahaan terbesar dikeluarkan, kenaikannya hanya 8 persen. Mereka memperingatkan konsentrasi ekstrem ini bisa menjadi kerentanan menjelang 2025.
Wall Street menguat pada Jumat setelah data inti inflasi AS menunjukkan kenaikan yang lebih rendah dari perkiraan, sebesar 0,11 persen. Data ini memberikan sedikit penawar terhadap sikap hawkish The Fed sebelumnya.
Fed fund futures menunjukkan peluang 53 persen untuk pemotongan suku bunga pada Maret dan 62 persen pada Mei, meskipun pasar hanya memperkirakan dua kali pemotongan sebesar 25 basis poin menjadi 3,75–4,0 persen sepanjang 2025.
Beberapa bulan lalu, pasar berharap suku bunga akan turun ke level sekitar 3,0 persen.
Prospek pemotongan suku bunga yang lebih sedikit, dikombinasikan dengan ekspektasi peningkatan pengeluaran pemerintah yang didanai utang, terus menekan pasar obligasi.
Imbal hasil obligasi 10 tahun meningkat hampir 42 basis poin dalam dua pekan terakhir, kenaikan terbesar sejak April 2022.
"Penguatan inflasi inti baru-baru ini, ditambah dengan ancaman tarif dan pembatasan imigrasi, telah menurunkan optimisme inflasi The Fed," kata ekonom JPMorgan, Michael Feroli.
"Berdasarkan perkiraan inflasi dan tingkat pengangguran kami, kami tetap memperkirakan pemotongan suku bunga sebesar 75 basis poin tahun depan, dimulai Januari dengan pola pemotongan setiap kuartal."
Di pasar mata uang, indeks dolar bertahan di dekat level tertinggi dua tahun di 107,970 setelah naik 1,9 persen sepanjang bulan ini.
Dolar AS juga menguat di level 156,44, mencatat kenaikan 4,5 persen sepanjang Desember, tetapi menghadapi risiko intervensi Jepang jika menembus level 160,00. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.