Gantikan SMRA, ADRO Resmi Masuk Daftar Efek Short Selling

IDXChannel - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengubah susunan daftar efek yang dapat ditransaksikan secara short selling.

Short Selling merupakan transaksi jual beli saham dengan meminjam saham dari pihak lain dengan harapan harga turun. Keuntungan diperoleh dari selisih harga jual awal dan harga beli kembali.

Pelaksana Harian Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI, Yayuk Sri Wahyuni mengatakan, penetapan daftar efek itu berlaku mulai 1 Januari 2025.

"Efek yang keluar dari daftar efek short selling PT Summarecon Agung Tbk (SMRA)," katanya dalam pengumuman, Rabu (25/12/2024).

Sebagai gantinya, Bursa memasukkan saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) dalam daftar efek yang dapat ditransaksikan secara short selling. 

Kehadiran ADRO tersebut melengkapi daftar efek yang masuk short selling. Dalam daftar itu, ada sepuluh saham yakni PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).

Kemudian, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).

Dalam pengumuman itu, Bursa juga merombak susunan daftar efek yang dapat ditransaksikan dengan margin. Ada dua saham efek yang keluar yakni PT Goodyear Indonesia Tbk (GDYR) dan PT Ecocare Indo Pasifik Tbk (HYGN). Kedua saham itu digantikan oleh PT Sepeda Bersama Indonesia Tbk (BIKE) dan PT Pelayaran Kurnia Lautan Semesta Tbk (KLAS).

(Rahmat Fiansyah)