Deretan IPO Terbaik 2024, Siapa Jawaranya
IDXChannel - Pesta penawaran umum perdana saham (IPO) sepanjang 2024 tak secemerlang tahun lalu. Hal ini dikarenakan 41 emiten yang masuk bursa mayoritas listing di Papan Pengembangan.
Meski demikian, sejumlah emiten yang IPO Desember 2024 berhasil mencuri perhatian lantaran masuk Papan Utama dengan nilai fundraising di atas Rp1 triliun.
Di antaranya debut perdana PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) yang merupakan anak usaha PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (sebelumnya PT Adaro Energy Indonesia Tbk) atau ADRO.
AADI menjadi emiten ke-40 yang tercatat di tahun ini dan sangat diantisipasi oleh investor seiring proses pemisahan bisnis (spin-off) oleh ADRO.
Lalu IPO gerai ritel Mr DIY (MDIY) atau PT Daya Intiguna Yasa Tbk juga masuk wishlist investor berkat popularitas mereknya. MDIY menjadi aktivitas pencatatan saham terakhir di 2024 atau emiten ke-41 di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Seiring dengan lesunya pencatatan saham ini, kinerja IHSG juga tercatat turun 2,85 persen secara year to date (ytd) imbas kaburnya investor asing di saham-saham big caps.
Terlepas dari hal tersebut, masih ada tiga saham pemimpin IPO yang menorehkan kinerja terbaik di 2024. Posisi pertama ditempati oleh PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ) yang dalam sekejap memberikan cuan ke investor.
DAAZ mencatatkan lonjakan harga saham hingga 334,55 persen, yakni dari harga Rp1.100 saat listing pada 11 November menjadi Rp4.780 per 24 Desember 2024. Ini menjadikannya jawara dalam daftar top gainers saham IPO 2024.
DAAZ listing di Papan Utama dengan melepas 300 juta saham kepada publik, atau setara 15,02 persen dari total modal ditempatkan dan disetor. Dalam proses penawaran umum, tercatat permintaan hingga 9,96 miliar saham, sehingga DAAZ mengalami kelebihan permintaan sebanyak 33,20 kali dari jumlah saham yang ditawarkan.
Dana fundraising IPO DAAZ mencapai Rp264 miliar, dengan harga perdana Rp880 per saham. Seluruh dana IPO mengalir untuk pembelian batu bara, bijih nikel, hingga solar melalui beberapa anak usahanya.
DAAZ sudah disuspensi sebanyak dua kali yakni pada 18 dan 20 November tak lama setelah melantai imbas sahamnya menembus batas Auto Reject Atas (ARA) berkali-kali. Hal tersebut membuat emiten pedagang komoditas ini sempat masuk Papan Pemantauan Khusus (PPK) dengan menggunakan metode perdagangan full periodic call auction (FCA).
Popularitas saham DAAZ tak seperti saham Prajogo Pangestu, yakni BREN dan CUAN yang menduduki puncak IPO 2023. DAAZ menawarkan rencana ekspansi dari tingginya potensi permintaan untuk produk bijih nikel, batu bara, bahan bakar solar jasa angkutan laut serta jasa pertambangan yang didorong oleh program hilirisasi dan industrialisasi pemerintah.
Dari sisi laporan keuangan, DAAZ tiga tahun terakhir memiliki kinerja yang positif dengan mencatatkan pendapatan, dan juga laba bersih. Per April 2024, laba bersih tahun berjalan DAAZ turun 13,35 persen menjadi Rp84,94 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp98,02 miliar. Namun, perseroan berhasil meningkatkan pendapatan sebesar 3,65 persen atau mencapai Rp2,58 triliun.
Posisi kedua ditempati oleh PT Remala Abadi Tbk (DATA) yang merupakan perusahaan tercatat ke-23 di Bursa pada 2024. Dalam proses IPO, Remala Abadi melepas 275 juta saham atau 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor. Harga penawaran dipatok sebesar Rp188 per saham sehingga potensi dana segar mencapai Rp51,70 miliar.
Saat debut perdana, saham DATA dibuka melonjak 34,04 persen ke Rp252 pada 7 Mei dan kini sahamnya berada di harga Rp770 per 24 Desember 2024. Dengan demikian, DATA mencatatkan kenaikan harga saham sebesar 205,56 persen secara year to date (ytd).
Adapun saham emiten telekomunikasi ini terus melejit setelah masuknya pemegang saham baru perseroan, yakni Wukong Technology Partners Limited. Masuknya pengendali baru tersebut membuka peluang kolaborasi sehingga memperkaya portofolio produk dan layanan perseroan, terutama dalam bidang telekomunikasi dan teknologi informasi.
Di sisi lain, aksi perseroan dalam mengakuisisi mayoritas saham perusahaan layanan infrastruktur telekomunikasi, PT Fiber Media Indonesia (FMI) juga mendongkrak saham DATA. Perseroan menggelontorkan dana Rp19,97 miliar untuk mengambil alih 850 saham FMI atau setara dengan 85 persen dari seluruh modal yang ditempatkan dan disetor penuh.
Dana tersebut berasal dari hasil Initial Public Offering (IPO) sesuai dengan prospektus. Aksi korporasi tersebut diyakini menciptakan efisiensi besar dalam operasional perseroan melalui integrasi jaringan dan layanan, serta meningkatkan kecepatan dan keandalan operasionalnya.
Tingginya minat investor terhadap saham DATA menunjukkan respon positif terhadap prospek bisnis jaringan internet yang disertai dengan tren kinerja yang terus mengalami peningkatan. Hingga kuartal III-2024, DATA membukukan laba bersih sebesar Rp51,9 miliar atau melonjak 104,14 persen dari periode yang sama tahun lalu Rp25,4 miliar. Pendapatan perseroan juga meningkat 13,18 persen menjadi Rp 249 miliar.
Top gainers ketiga dihuni oleh PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA) sebagai emiten ke-14 di 2024. MEJA listing di papan akselerasi dengan menawarkan sebanyak 480 juta saham di harga penawaran Rp103 per saham. Total dana yang dihimpun mencapai Rp154,5 miliar.
Bersamaan dengan IPO, perseroan menawarkan 480 juta Waran Seri I (MEJA-W), dengan rasio 1:1 dan diperdagangkan atau dikonversi di harga pelaksanaan Rp115 per saham.
Adapun harga saham MEJA dibuka ke level Rp113 saat listing perdana pada 12 Februari lalu. Secara year to date (ytd) saham MEJA sudah melonjak 181,42 persen ke harga Rp205 per 24 Desember 2024.
Saham dan waran Meja (MEJA-W) pernah digembok satu kali pada 28 Agustus 2024 imbas kenaikan harga signifikan. Kenaikan ini menunjukkan antusiasme yang tinggi dari investor terhadap saham MEJA, yang didukung oleh keberhasilan perseroan dalam mencetak kenaikan nilai kontrak tertinggi dalam 3 tahun terakhir.
Saat ini perseroan masih fokus dalam tiga segmen bisnis yakni konsultasi desain, kontraktor interior dan furnitur. Pulihnya aktivitas bisnis, khususnya permintaan terhadap ruang kantor yang modern dan fungsional, menjadi katalis utama bagi kenaikan pendapatan Perseroan.
MEJA berhasil mencetak pendapatan sebesar Rp22,7 miliar pada semester pertama dengan target Rp65 miliar hingga akhir 2024. Sejalan dengan itu, perseroan meraih kontrak baru senilai Rp70 miliar pada kuartal IV-2024.
Untuk mengeksekusi proyek tersebut, perseroan membutuhkan tambahan modal yang diambil dari sisa dana IPO sebesar Rp45,44 miliar. Hingga Juni 2024, MEJA baru merealisasikan 19 persen dana IPO atau sebesar Rp8,72 miliar.
Dengan demikian, tiga teratas saham IPO tercuan 2024 dipuncaki oleh DAAZ, DATA dan MEJA. Sementara saham IPO lainnya yang masuk kinerja terbaik yakni PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk (SPRE) dan PT Newport Marine Services Tbk (BOAT).
Saham SPRE naik signifikan 63,50 persen secara year to date (ytd) dari harga Rp137 saat debut perdana pada 3 Juli menjadi Rp244 per 24 Desember 2024. Kemudian saham BOAT melompat 49,63 persen secara year to date (ytd) ke harga Rp202 per 24 Desember 2024 dari saat listing di harga Rp131 per 12 November lalu.
(DESI ANGRIANI)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.