Note

Daftar Sektor dengan Kinerja Cemerlang di 2024

· Views 12
Daftar Sektor dengan Kinerja Cemerlang di 2024
Daftar Sektor dengan Kinerja Cemerlang di 2024. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Sejumlah sektor berhasil menunjukkan kinerja positif meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat pelemahan hingga 3 persen sepanjang 2024.

Sektor energi mencatat pertumbuhan impresif sebesar 26,53 persen secara year to date (YtD) hingga akhir 2024. Kinerja ini tetap gemilang meskipun harga komoditas energi mengalami pelemahan, seperti batu bara yang turun 8,7 persen dan minyak mentah yang terkoreksi 2-5 persen.

Baca Juga:
Daftar Sektor dengan Kinerja Cemerlang di 2024 Kontraksi Beruntun PMI Manufaktur di 2024, Ada Apa dengan Sektor Industri RI?

Saham-saham milik konglomerat dengan nilai pasar jumbo menjadi pendorong utama kenaikan sektor ini.

PT Petrosea Tbk (PTRO), milik taipan Prajogo Pangestu, mencatat lonjakan luar biasa hingga 439,05 persen YtD. Diikuti oleh saham Grup Sinarmas, yakni PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) dan PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS), yang masing-masing melonjak 361,25 persen dan 81,03 persen.

Baca Juga:
Daftar Sektor dengan Kinerja Cemerlang di 2024 Asset Under Management (AUM) Reksa Dana Capai Rp840 Triliun per 27 Desember 2024

Selain itu, saham emiten minyak dan gas (migas) PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), yang dimiliki Happy Hapsoro, turut mencatatkan kenaikan tajam sebesar 88,65 persen sepanjang tahun.

Kinerja positif juga terlihat pada saham batu bara Grup Bakrie dan Grup Salim melalui PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang naik 36,47 persen, serta emiten pelat merah PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang tumbuh 40,71 persen.

Baca Juga:
Daftar Sektor dengan Kinerja Cemerlang di 2024 Intip Deretan Sektor dengan Kinerja Terburuk di 2024

Setelah sektor energi, sektor properti dan real estate mencatat pertumbuhan sebesar 5,70 persen secara year to date (YtD) hingga akhir 2024.

Kinerja sektor ini didukung oleh lonjakan tajam saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), milik pengusaha Aguan dan Grup Salim, yang melesat 226,53 persen YtD.

Kenaikan saham PANI yang signifikan, berkat sejumlah aksi korporasi yang mengerek kapitalisasi pasar (market cap) menjadi Rp270 triliun, menjadi penopang utama indeks properti.

Namun, beberapa nama besar di sektor ini justru mencatatkan kinerja negatif. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) terkoreksi 12,04 persen YtD, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) turun 11,89 persen, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) anjlok 16,67 persen, dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) melemah 14,78 persen.

Secara keseluruhan, meskipun sektor properti menghadapi tekanan di sejumlah emiten besar, lonjakan saham unggulan seperti PANI berhasil mempertahankan pertumbuhan positif sepanjang tahun.

Selain PANI, saham properti lainnya yang memiliki performa ciamik adalah SMDM, dengan lonjakan harga 170,62 persen YtD. Namun, SMDM memiliki market cap yang jauh lebih kecil, hanya Rp2,5 triliun.

Saham PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ), pengelola rumah sakit milik Grup Mayapada, menjadi yang paling mencolok dengan lonjakan hingga 686,67 persen YtD.

Selain itu, saham PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) juga menunjukkan performa solid, naik 41,74 persen, diikuti oleh PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) yang mencatatkan pertumbuhan 7,38 persen.

Tak hanya dari rumah sakit, emiten farmasi seperti PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) turut memberikan kontribusi positif dengan kenaikan 33,51 persen YtD.

Di sisi lain, mayoritas sektor lainnya mengalami tekanan. Sektor teknologi menjadi salah satu yang paling terpuruk dengan penurunan 12,51 persen YtD, disusul oleh sektor transportasi dan logistik yang melemah 19,26 persen.

Sektor industri dan infrastruktur juga mencatatkan penurunan masing-masing sebesar 6,88 persen dan 6,40 persen. (Lihat tabel di bawah ini.)

Daftar Sektor dengan Kinerja Cemerlang di 2024

IHSG Tertekan

IHSG mencatat penurunan 3,25 persen secara year to date (YtD) hingga 27 Desember 2024, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI).

Posisi IHSG kini berada di level 7.036,57, menjadikannya penurunan tahunan pertama sejak 2020, ketika pandemi COVID-19 menekan indeks hingga minus 5 persen.

Dalam tiga tahun sebelumnya, IHSG mampu mencetak pertumbuhan positif, yakni naik 6,16 persen pada 2023, 4,09 persen pada 2022, dan melesat 10,08 persen di 2021.

Namun, pelemahan kembali terlihat pada Desember 2024, dengan koreksi 1,09 persen sepanjang bulan tersebut. Tren ini mematahkan pola musiman Desember yang biasanya mencatatkan penguatan.

Dalam satu dekade terakhir, IHSG memiliki probabilitas sekitar 80 persen untuk ditutup menguat di Desember dengan rata-rata kenaikan lebih dari 2 persen.

Melemahnya IHSG sepanjang tahun ini mencerminkan kompleksitas tantangan yang dihadapi pasar, baik dari tekanan global maupun domestik.

Di tingkat global, keputusan bank sentral utama, terutama Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS), yang membatasi penurunan suku bunga di bawah ekspektasi pasar memicu keluarnya aliran modal asing dari negara berkembang, termasuk Indonesia.

Selain itu, penguatan signifikan indeks dolar AS menekan mata uang negara berkembang, termasuk rupiah, yang berimbas pada stabilitas pasar saham domestik.

Di sisi lain, perlambatan ekonomi China sebagai mitra dagang utama Indonesia mengurangi permintaan komoditas ekspor seperti batu bara dan minyak kelapa sawit.

Faktor geopolitik turut menambah volatilitas pasar. Konflik di Timur Tengah dan Eropa Timur meningkatkan sentimen negatif.

Sementara, potensi perang dagang di bawah pemerintahan presiden terpilih AS, Donald Trump, memicu kekhawatiran lebih lanjut.

Dari dalam negeri, tekanan datang dari pelemahan nilai tukar rupiah, penurunan daya beli masyarakat, hingga perubahan kebijakan pemerintahan baru.

Sektor unggulan seperti perbankan dan komoditas tak luput dari dampak, tertekan oleh perlambatan ekonomi domestik dan penurunan harga komoditas global.

Tantangan yang berlapis ini menjadi refleksi kondisi pasar sepanjang 2024, dengan dinamika global dan domestik yang saling berkelindan membebani kinerja IHSG. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.