Industri Penerbangan Indonesia Masih Tidak Baik-baik Saja, Ini Buktinya

Indonesia National Air Carriers Association (Inaca) mengungkapkan bahwa industri penerbangan di Indonesia saat ini masih dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Mulai dari biaya penerbangan yang tinggi hingga angka kecelakaan di tahun 2024 yang meningkat dibandingkan 2023.
Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja menjelaskan bahwa kondisi saat ini biaya penerbangan masih tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh naiknya nilai tukar Dollar AS terhadap Rupiah, di mana pada tahun 2019 kurs rata-rata 1 dollar AS sebesar Rp 13.901, sedangkan tahun 2024 sampai dengan bulan Oktober rata-rata sudah mencapai Rp 15.884, atau naik 14%.
Dengan begitu, ini akan mempengaruhi naiknya harga avtur, harga spareparts, sewa pesawat dan komponen lainnya yang menggunakan acuan mata uang dollar AS sehingga membuat naiknya biaya yang ditanggung maskapai penerbangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, masih belum direvisinya peraturan terkait Tarif Batas Atas (TBA) dan Tarif Batas Bawah (TBB) dengan mengikuti kenaikan biaya penerbangan dari tahun 2019 ke tahun 2024.
Dan juga masih adanya bea masuk bagi sebagian besar spareparts pesawat. Di mana terdapat 472 HS Code spareparts pesawat di mana baru 123 HS Code sudah mendapat bea masuk 0%, tetapi masih ada 349 HS Code atau sekitar 74% dengan jumlah 22.349 part number yang masih dikenakan bea masuk 2,5% hingga 22,5%.
"Adanya backlog pesawat dan spareparts secara global dampak dari pandemi Covid-19 sehingga mempengaruhi jumlah pesawat yang tersedia dan siap untuk terbang (airwhorthy)," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (31/12/2024).
Danon juga mengungkapkan bahwa saat ini terjadi penurunan daya beli masyarakat sehingga berakibat berkurangnya jumlah penumpang pesawat maskapai berjadwal rute domestik.
Pada periode Januari - September 2024, data sementara jumlah penumpang pesawat maskapai terjadwal rute domestik berjumlah 44.3 juta penumpang, lebih rendah 10% dari periode Januari - September 2023 yang berjumlah 49.2 penumpang.
Selanjutnya yakni, kondisi keselamatan penerbangan yang sedikit menurun. Ia menilai kondisi ini akibat dari kondisi finansial maskapai melemah.
Menurut data dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), pada Januari - Desember tahun 2023 jumlah kecelakaan sebanyak 9 lali dan kejadian serius sebanyak 13 kali.
Sedangkan di bulan Januari - awal bulan Desember tahun 2024, jumlah kecelakaan sebanyak 9 kali dan kejadian serius sebanyak 15 kali.
"Mengingat pada tahun 2024 data yang dicatat belum penuh 1 tahun dan jumlah penerbangan yang lebih sedikit dibanding 2023, maka persentase keselamatan penerbangan 2024 menurun dibanding 2023," katanya.
(rrd/rrd)Reprinted from detik_id,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.