Uang Rp900 Juta Bisa Beli Saham Apa Saja? Pilihan Instrumen untuk Diversifikasi Aset
IDXChannel—Uang Rp900 juta bisa beli saham apa saja? Modal investasi yang besar memungkinkan investor untuk melakukan diversifikasi portofolio aset. Investor tidak hanya bisa membeli saham, tapi juga mengalokasikan modal untuk instrumen lain.
Melakukan diversifikasi portofolio kerap dianjurkan kepada investor untuk menjaga rata-rata return-nya. Portofolio yang hijau menunjukkan bahwa dari total modal yang dikeluarkan untuk investasi, rata-rata yang dihasilkan adalah gain alias keuntungan.
Sebaliknya, jika portofolio berwarna merah, artinya dari total modal yang diinvestasikan, rata-rata yang dihasilkan investor adalah kerugian. Meskipun hanya 1-2 saham dalam portofolio yang tengah turun harga, total portofolio bisa saja berwarna merah.
Hal ini terjadi ketika investor membeli 1-2 saham dengan persentase yang sangat besar, atau lebih besar dibanding persentase saham-saham lain di portofolionya. Sehingga ketika saham itu turun harga, rerata yang dihasilkan adalah loss atau kerugian.
Sebaliknya, seorang investor yang memiliki 10 saham dalam portofolionya bisa saja hanya memiliki empat saham yang bergerak hijau dan sisanya bergerak merah, namun rata-rata portofolionya adalah hijau.
Ini bisa terjadi ketika investor memiliki beberapa saham dengan persentase besar yang mencatatkan kenaikan harga, atau harga stabil. Sementara enam saham lainnya yang tengah turun harga memiliki presentase lebih kecil.
Oleh sebab itu, penting untuk melakukan diversifikasi investasi agar rata-rata return tetap terjaga positif, alias untung. Dalam hal ini, investor dengan modal besar berpeluang untuk lebih leluasa mengatur portofolionya.
Uang Rp900 Juta Bisa Beli Saham Apa Saja? Instrumen Investasi untuk Diversifikasi
Diversifikasi investasi tidak harus dilakukan hanya dengan mengoleksi saham. Investor juga bisa mengalokasikan sebagian modalnya untuk membeli instrumen-instrumen berisiko moderat dan rendah.
Berikut ini adalah beberapa jenis instrumen investasi yang terdapat di pasaran:
- Saham (investasi & trading)
- Deposito bank
- Surat utang negara (Obligasi FR/SBN ritel)
- Reksa dana
- Logam mulia
Dari kelima instrumen investasi di atas, empat di antaranya berisiko moderat hingga rendah. Yakni deposito, surat utang negara, reksa dana, dan logam mulia. Keempat instrumen ini relatif aman untuk diinvestasikan.
Keuntungan surat utang negara berupa kupon yang akan dibayarkan secara rutin dan dijamin oleh negara melalui undang-undang, besaran return berkisar antara 6 persenan. Lebih rendah dibanding potensi gain dari saham, namun risikonya lebih rendah.
Sama halnya dengan deposito, reksa dana, dan logam mulia. Sementara investasi saham lebih berisiko karena pergerakan harganya lebih cepat dan lebih signifikan. Ada dua cara berinvestasi saham, yakni jangka panjang dan jangka pendek.
Investasi saham jangka panjang berguna untuk melindungi nilai aset dari inflasi, sekaligus memberikan peluang keuntungan dari pembagian dividen. Sementara investasi saham jangka pendek disebut trading.
Trading bisa dilakukan dalam beragam jangka waktu. Mulai dari trading harian, trading bulanan, dan trading tahunan. Dengan uang Rp900 juta, investor menggunakan sebagiannya untuk membeli saham-saham berfundamental baik untuk menopang keseluruhan portofolio.
Sementara sebagian modal lagi digunakan untuk trading, tujuannya untuk mempercepat pertambahan modal investasi dari hasil keuntungan trading. Capital gain yang dihasilkan dari trading bisa dinikmati untuk keperluan pribadi, tapi investor dianjurkan untuk mengalokasikannya juga untuk dijadikan modal lagi.
Nah, dengan uang Rp900 juta bisa beli saham apa saja? Untuk investasi, saham yang direkomendasikan adalah saham-saham berfundamental baik, atau saham-saham lapis pertama (first liner).
Saham lapis pertama adalah saham dengan kapitalisasi besar, biasanya mencapai ratusan triliun. Ada beberapa saham yang masuk dalam kategori ini, antara lain:
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
- PT Astra International Tbk (ASII)
- PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
- PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan sebagainya
Sementara saham-saham lapis dua (second liner) biasanya digunakan untuk trading karena pergerakan harganya bisa lebih fluktuatif dengan besaran perubahan harga yang cukup signifikan. Perlu diingat, trading bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya dari fluktuasi harga jangka pendek.
Ada banyak saham yang diperjualbelikan dalam jangka pendek di Bursa Efek Indonesia. Daftar saham-saham yang pergerakannya paling mempengaruhi IHSG dapat dilihat di sekuritas masing-masing.
Itulah penjelasan singkat tentang uang Rp900 juta bisa beli saham apa saja.
(Nadya Kurnia)
Artikel ini bukanlah rekomendasi jual maupun beli. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan investor.
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.