Note

Garuda Mau Digabung dengan Pelita Air, Begini Kata Dirut GIAA

· Views 10
Garuda Mau Digabung dengan Pelita Air, Begini Kata Dirut GIAA
Pemerintah berencana melakukan merger atas maskapai penerbangan pelat merah, yakni Garuda Indonesia (GIAA) dan Pelita Air Service (PAS). (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pemerintah berencana melakukan merger atas maskapai penerbangan pelat merah, yakni PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang juga membawahi PT Citilink Indonesia dengan Pelita Air Service (PAS).

Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani mengungkapkan, proses konsolidasi bisnis antara Garuda Group dan PAS masih penjajakan.

"Terkait langkah penjajakan aksi korporasi tersebut, saat ini masih dalam tahap diskusi awal dengan pihak-pihak terkait," kata Wamildan lewat suratnya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip Kamis (9/1/2025).

Dia menjelaskan, saat ini, manajemen tengah dalam proses penyusunan kajian awal dan diskusi dengan pihak terkait, terutama Kementerian BUMN selaku pemegang saham utama perseroan. Kajian awal tersebut sangat penting untuk menetapkan strategi mengoptimalkan berbagai peluang dari sinergi bisnis di industri transportasi udara.

"Progres dari rencana merger ini akan kami sampaikan lebih lanjut sekiranya terdapat perkembangan signifikan berkaitan dengan tahapan maupun realisasi atas rencana strategis tersebut," katanya.

Bagi Garuda, Wamildan memandang positif atas rencana merger tersebut. Namun, dia menekankan pentingnya kajian yang komprehensif dan prudent terhadap outlook bisnis dan kinerja GIAA.

Kinerja maskapai full-service nasional tersebut terus tertekan dalam beberapa tahun terakhir. Hingga kuartal III-2024, GIAA membukukan rugi bersih USD131,2 juta, lebih besar dari periode yang sama tahun lalu yang rugi USD72,4 juta. Padahal, pendapatannya meningkat dari USD1,7 miliar menjadi USD2 miliar.

Membengkaknya kerugian yang dialami oleh Garuda disebabkan oleh lonjakan pada beban operasional. Salah satunya berasal dari beban pemeliharaan dan perbaikan dari USD273 juta menjadi USD413 juta. Secara umum, beban operasional Garuda naik 19 persen dair USD1,99 miliar menjadi USD2,38 miliar.

Situasi ini diperburuk dengan tingginya utang perseroan yang membuat beban keuangan dalam sembilan bulan pertama mencapai USD374 juta. Posisi utang berbunga perseroan tercatat Rp54 triliun.

Saat ini, ekuitas GIAA juga minus hingga USD1,4 miliar. Artinya perusahaan secara keuangan terbilang bangkrut (technically bankrupt) karena posisi ekuitas negatif dan utang yang menggunung.

(Rahmat Fiansyah)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.