Note

Prospek Sektor Telekomunikasi di 2025, Dua Saham Ini Jadi Pilihan

· Views 6
Prospek Sektor Telekomunikasi di 2025, Dua Saham Ini Jadi Pilihan
Prospek Sektor Telekomunikasi di 2025, Dua Saham Ini Jadi Pilihan. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Sektor telekomunikasi Indonesia menunjukkan tren yang beragam pada kuartal IV-2024. Bagaimana prospek di 2025?

Harga layanan seluler tercatat naik secara signifikan, dengan tarif rata-rata naik 1,2 persen pada Oktober 2024 dan 0,6 persen pada November 2024, sebelum mengalami sedikit penurunan sebesar 0,6 persen pada Desember 2024.

Baca Juga:
Prospek Sektor Telekomunikasi di 2025, Dua Saham Ini Jadi Pilihan RATU Gunakan Dana IPO untuk Pertumbuhan Bisnis

Menurut riset Mirae Asset Sekuritas dalam riset 8 Januari 2025, peningkatan tarif ini didorong oleh langkah-langkah yang diambil oleh operator besar, seperti EXCL yang mengerek harga sebesar 8,7 persen pada Oktober 2024 dan TLKM yang mengikuti dengan kenaikan 4,1 persen pada November 2024.

Di sisi lain, ISAT dan Tri memilih untuk tidak melakukan penyesuaian tarif. Kenaikan ini mencerminkan optimisme yang semakin berkembang di pasar seiring dengan konsolidasi yang berlangsung, yang diharapkan dapat meningkatkan ARPU (Average Revenue Per User) pada 2025.

Baca Juga:
Prospek Sektor Telekomunikasi di 2025, Dua Saham Ini Jadi Pilihan Hero Global Investment (HGII) Bidik Pertumbuhan Kinerja Tiga Kali Lipat di 2025

Namun, di sektor Fixed Broadband (FBB), tren harga mengalami penurunan akibat persaingan yang semakin intens, terutama di luar Jawa. MyRepublic menjadi satu-satunya pemain yang menaikkan harga sebesar 15,2 persen pada Oktober 2024, namun secara keseluruhan, hasil FBB cenderung menurun sepanjang tahun 2024.

Merger EXCL-FREN: Konsolidasi yang Menjanjikan

Baca Juga:
Prospek Sektor Telekomunikasi di 2025, Dua Saham Ini Jadi Pilihan Rupiah Hari Ini Ditutup Lesu ke Rp16.217 per USD

Salah satu langkah besar yang akan mengubah lanskap telekomunikasi Indonesia adalah merger antara EXCL dan FREN, yang diumumkan pada 11 Desember 2024.

Merger ini, yang diharapkan selesai pada paruh pertama 2025, akan mengurangi jumlah pemain di pasar menjadi tiga operator utama.

Nilai merger diperkirakan mencapai 5,0x EV/EBITDA dengan sinergi yang diproyeksikan mencapai USD300-400 juta dalam 3-5 tahun ke depan.

Mirae menilai, konsolidasi ini diharapkan akan menciptakan iklim persaingan yang lebih sehat dan memperkuat kinerja sektor telekomunikasi di Indonesia.

Merger serupa yang pernah terjadi, seperti EXCL-AXIS pada 2014 yang mencatatkan kenaikan ARPU sebesar 14,4 persen dan ISAT-H31 pada 2022 yang mencatatkan kenaikan ARPU sebesar 5,3 persen, menunjukkan bahwa konsolidasi dapat membawa keuntungan yang signifikan.

Bahkan, contoh dari luar negeri seperti akuisisi PLDT Inc. terhadap Sun Cellular di Filipina menunjukkan adanya pertumbuhan pendapatan dan EBITDA yang signifikan setelah konsolidasi.

Diversifikasi Menuju FBB dan Data Center: Sumber Pertumbuhan Baru

Selain fokus pada sektor seluler, perusahaan telekomunikasi Indonesia juga mulai mengalihkan perhatian mereka ke segmen non-seluler, seperti FBB dan pusat data (data center), untuk menangkap peluang pertumbuhan baru. Beberapa akuisisi terbaru, seperti akuisisi ISAT terhadap MNC Play dengan sekitar 300 ribu pelanggan dan EXCL terhadap First Media yang memiliki sekitar 1 juta pelanggan, diperkirakan mendorong pendapatan FBB meskipun ada persaingan harga yang ketat di segmen ini.

Di sektor pusat data, para pemain telekomunikasi juga memperkuat bisnis mereka melalui kemitraan strategis dengan pemimpin teknologi global seperti NVIDIA, BDx, dan Microsoft (ISAT) serta PDG (EXCL).

Dengan meningkatnya lalu lintas data dan konsolidasi pasar yang meredakan persaingan, langkah-langkah ini memosisikan para pemain telekomunikasi untuk pertumbuhan jangka panjang baik di sektor FBB maupun pusat data.

Risiko dan Prospek Positif

Melihat tren yang ada, Mirae Asset Sekuritas mempertahankan rekomendasi overweight untuk sektor telekomunikasi Indonesia. ISAT dan TLKM tetap menjadi pilihan utama dalam sektor ini.

Namun, beberapa risiko yang perlu diperhatikan adalah pertumbuhan ARPU yang lebih rendah dari perkiraan dan intensifikasi persaingan di pasar seluler dan FBB.

Meski begitu, konsolidasi yang tengah berlangsung di kedua segmen tersebut memberikan harapan untuk kinerja yang lebih baik pada 2025. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.